ChatGPT atau Chat Generative Pre-training Transformer adalah chatbot kecerdasan buatan (artificial intelligence) besutan perusahaan OpenAI. Platform ini sempat membuat gempar karena dianggap bisa gantikan tugas manusia dalam bidang penulisan.
ChatGPT bahkan disebut-sebut dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, seperti melakukan penelitian, riset, studi, hingga membuat makalah. Akan tetapi, benarkah ChatGPT bisa digunakan untuk penelitian?
Apakah ChatGPT Bisa Dimanfaatkan untuk Penelitian?
Perihal bisa atau tidaknya penggunaan ChatGPT dalam dunia pendidikan, seperti untuk bantu penelitian sebenarnya masih menuai pro kontra. Mushtaq Bilal, peneliti pascadoktoral di University of Southern Denmark, menyampaikan bahwa para akademisi terbagi dua kubu mengenai ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, sebagian akademisi terbuka dalam memanfaatkan ChatGPT. Sementara sebagian lainnya termasuk para profesor menganggap platform artificial intelligence (AI) mampu merusak integritas akademik.
"Ada dua kubu di dunia akademis. Yang pertama adalah pengguna awal kecerdasan buatan, dan yang kedua adalah para profesor dan akademisi yang menganggap AI merusak integritas akademik," kata Bilal, dikutip dari laman Euronews Next.
Lebih lanjut, Bilal menyebutkan dirinya masuk dalam kubu pertama. Ia percaya bahwa jika model bahasa AI digunakan dengan bijaksana dapat membantu pendidikan dengan membuka jalan bagi lebih banyak pengetahuan.
Bilal tidak menyangkal bahwasanya keakuratan dan kualitas teks yang dihasilkan produk AI berkonsep LLM (model bahasa besar) seperti ChatGPT terkadang bias. Keterbatasan itu, menurutnya, sebaiknya dipahami dan dipadukan dengan pendekatan yang tepat.
Pemanfaatan ChatGPT dalam Penelitian
Prof Dr Eng Wisnu Jatmiko dalam workshop-nya tentang 'Workshop AI for Education: Pemanfaatan ChatGPT untuk Menganalisa Kelayakan Penelitian' yang diadakan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menyebutkan berbagai manfaat ChatGPT dalam melakukan penelitian.
ChatGPT dapat digunakan dosen untuk bantu membuat latar belakang teori pengertian, membantu pengguna dalam menjawab pertanyaan, memberikan informasi hingga mengajukan pertanyaan balik.
Selain itu, ChatGPT juga bisa dimanfaatkan pelajar maupun mahasiswa untuk berdiskusi mengenai suatu topik.
"Penggunaan AI tidak bisa disalahkan, pasalnya pada kampus yang bergengsi di luar negeri sana, ChatGPT merupakan keharusan mereka dalam belajar," ujar Wisnu, dilansir dari laman Unesa.
Wisnu melanjutkan bahwa ChatGPT bisa bantu untuk menemukan ide, permasalahan, atau kesenjangan penelitian. Chatbot ini juga dapat bantu mencari kerangka penelitian, kerangka penulisan, memahami narasi atau terjemahan, serta mengakhiri kutipan dan referensi.
Penggunaan ChatGPT Harus Cermat
Di sisi lain, penggunaan chatbot ini harus benar-benar diperhatikan dan tidak boleh sembarang karena ChatGPT biasanya tidak bisa menemukan referensi dari sumber tertutup seperti jurnal yang berbayar. Sehingga perlu dilakukan validasi kembali untuk menghindari kesalahan.
Menurut Wisnu juga, ChatGPT juga sebaiknya tidak digunakan untuk penulisan draf pertama tulisan dan membuat surat untuk penyerahan jurnal internasional.
"Ada beberapa kekeliruan atau yang tidak boleh dilakukan orang kampus dengan ChatGPT yaitu tidak digunakan untuk penulisan draf pertama tulisan, tidak boleh juga untuk menulis surat untuk submit ke jurnal internasional," tuturnya.
Demikian penjelasan ahli mengenai pemanfaatan produk AI berbasis LLM seperti ChatGPT untuk bantu penelitian dan tugas akademik lainnya.
(azn/fds)