Saat ini, Indonesia tengah menunggu hasil perhitungan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang telah dilaksanakan pada Rabu, 14 Februari tadi. Beberapa lembaga telah merilis hasil quick count, apa itu?
Quick count atau hitung cepat adalah metode verifikasi hasil pemilihan umum yang dilakukan dengan menghitung persentase hasil pemilu di tempat pemungutan suara (TPS) yang dijadikan sampel. Berdasarkan arsip detik.com, quick count di Indonesia pertama kali diadakan pada Pemilu 1997.
Sejarah Quick Count di Indonesia
Quick count pertama dilaksanakan pada Pemilu 1997 dan 1999 oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial atau LP3ES. Namun, saat itu LP3ES tidak mempublikasikan hasil quick count yang diperoleh secara besar-besaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk memperoleh data quick count, LP3ES mengerahkan ribuan relawan untuk mengamati pemilu secara langsung di TPS. Mereka mencatat ke dalam formulir yang telah disediakan mengenai informasi proses pencoblosan dan penghitungan suara di TPS yang diamati.
Setelah selesai, para relawan akan menyampaikan temuan-temuannya ke pusat data (data center).
Seiring berjalannya waktu, teknik pengambilan data quick count semakin berkembang. Penyelenggara quick count tak perlu menempatkan orang di setiap TPS untuk menghitung suara. Perhitungan menggunakan prinsip dasar statistika dengan mengambil mencatat hasil perolehan suara di ribuan TPS yang dipilih secara acak.
Publikasikan Hasil Quick Count di Pemilu 2004
LP3S kemudian kembali menyelenggarakan quick count pada Pemilu 2004. Bekerja sama dengan National Democratic Institute for International Affair (NDI), Metro TV, Yayasan TIFA, dan sejumlah donatur, hasil quick count dipublikasikan beberapa jam setelah Pemilu selesai.
LP3ES merilis hasil perhitungan yang memprediksi Golkar meraih kemenangan dengan persentase 22,7%. Sedangkan untuk pemilihan presiden putaran kedua, LP3ES memprediksi kemenangan SBY-Jusuf Kalla dengan persentase 62,2% dan Megawati-Hasyim dengan 38,8%.
(nir/pal)