Mengapa Manusia Tak Boleh Sepenuhnya Percaya AI? Simak Penjelasannya

ADVERTISEMENT

Mengapa Manusia Tak Boleh Sepenuhnya Percaya AI? Simak Penjelasannya

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 28 Jan 2024 18:00 WIB
Ilustrasi guru. (gambar ini memanfaatkan bantuan alat sumber terbuka AI, Bing)
Ilustrasi hasil karya AI. Foto: Ilustrasi guru. (gambar ini memanfaatkan bantuan alat sumber terbuka AI, Bing)
Jakarta -

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini sudah hadir dalam berbagai bentuk. Mulai dari AI untuk membuat teks, foto, pengubah suara, dan lainnya.

Secara tak sadar, masyarakat kini telah cukup bergantung pada alat buatan ini. Di satu sisi, keberadaannya memudahkan pekerjaan manusia, tetapi sisi lain juga berkata bahwa AI dapat memicu hal buruk.

Dalam dunia pekerjaan, AI dapat menyingkirkan beberapa pekerjaan. Kemudian dalam dunia pendidikan, AI juga dapat memperbesar rasa malas mahasiswa dalam mengerjakan tugas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menghindari hal-hal buruk tersebut, maka perlu dipahami tentang pengaruh AI yang bisa menyerang cara berpikir manusia. Apa saja? Melansir unggahan Instagram @bp3_kemdikbud, berikut penjelasannya.

AI Bisa Menembus Privasi Data

Privasi dan keamanan data diri seseorang sangat rentan dicuri oleh orang lain jika digunakan dalam AI. Setiap data yang detikers masukan ke dalam tools AI, maka pihak pengelola AI tersebut akan menyimpannya.

ADVERTISEMENT

Data pengguna bisa digunakan secara tidak bertanggung jawab oleh oknum atau para hacker. Oleh karena itu, jangan sampai detikers membocorkan banyak data terlebih yang bersifat privasi saat menggunakan AI ini ya!.

Mengundang Kecanduan

Kemudahan dan sifatnya yang instan akan membuat seseorang kecanduan terhadap AI. Contoh mudahnya adalah seseorang hampir setiap hari membuka Google untuk mencari informasi dan data yang dibutuhkan.

Meskipun berdampak baik, tetapi tak selamanya data yang tersaji di Google adalah benar. Dengan kemudahan ini, seseorang menjadi lupa untuk melakukan konfirmasi dan memvalidasi data yang yang mereka dapatkan.

Dalam konteks buruk lainnya, seseorang bisa menemukan situs-situs ilegal lewat Google misalnya judi online, pornografi, dan sebagainya. Sehingga, perlu dicatat bahwa penggunaan tools AI ini akan lebih baik dibatasi untuk mencegah kecanduan yang memberikan dampak buruk ke depannya.

Memicu Malas Berpikir

Tidak semua orang menganggap AI merupakan alat untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang rumit. Beberapa ada yang menggunakannya sebagai jalan pintas.

Terlebih di dunia mahasiswa, AI bisa dijadikan kawan dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Dengan demikian, AI ini dapat memicu kemalasan dan kecenderungan seseorang tidak mau berpikir panjang.

AI Tidak Selalu Benar

Bagaimana pun juga, AI merupakan robot yang dirancang oleh manusia dan kerap dapat mengalami error. Oleh karena itu, pengguna tidak boleh langsung percaya dengan informasi yang disampaikan AI.

Sebagai manusia, kita juga perlu bersikap was-was dan menimbang informasi yang diperoleh. Jangan sampai detikers 100% percaya dengan informasi atau data yang ditampilkan AI ya!

tag:

(cyu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads