Dosen di Kampus Terbesar Amerika Mogok Kerja Seminggu, Ada Apa?

ADVERTISEMENT

Dosen di Kampus Terbesar Amerika Mogok Kerja Seminggu, Ada Apa?

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 24 Jan 2024 11:00 WIB
TALLADEGA, AL - MAY 05:  A giant American Flag waves above the track during the NASCAR Sprint Cup Series Aarons 499 at Talladega Superspeedway on May 5, 2013 in Talladega, Alabama.  (Photo by Tom Pennington/Getty Images)
Dosen-dosen Kampus Terbesar di Amerika Mogok Kerja. (Foto: Tom Pennington/Getty Images)
Jakarta -

Staf pengajar di California State University (CSU), universitas terbuka terbesar di Amerika, melakukan mogok kerja selama satu minggu. Mogok yang dimulai hari Senin itu diikuti lebih dari 30.000 orang.

Mogok di CSU diikuti oleh para profesor, pustakawan, tukang listrik, dan pekerja lain menuntut gaji lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik merupakan tindakan yang melakukan aksi mogok. Penghentian kerja dosen selama lima hari adalah yang pertama terjadi di seluruh sistem CSU.

Pemogokan ini terjadi dua minggu setelah pejabat CSU mengakhiri negosiasi kontrak dengan tawaran sepihak berupa kenaikan gaji sebesar 5%. Kesepakatan ini jauh di bawah kenaikan gaji sebesar 12% yang diinginkan oleh serikat pekerja atau CFA. Diketahui, California merupakan salah satu tempat tinggal termahal di Amerika dan biaya yang dibayarkan tidak sebanding dengan biaya hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Manajemen CSU ingin mempertahankan status quo, yang tidak berlaku untuk sebagian besar dosen, mahasiswa, dan staf kami," ujar Chris Cox, wakil presiden CFA bidang keadilan rasial dan sosial dilansir The Guardian, Selasa (23/1/2024).

"Agar kita dapat memiliki sistem yang berfungsi dengan baik di tahun-tahun mendatang, kita perlu memperbaiki kondisi kerja para pengajar dan kondisi pembelajaran bagi mahasiswa," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dengan dimulainya semester baru pada hari Senin, kelas-kelas untuk sebagian besar dari 450.000 mahasiswa dibatalkan. Mildred Garcia, rektor CSU, mengatakan bahwa sistem universitas telah berusaha menghindari pemogokan tetapi tuntutan gaji yang diminta oleh serikat pekerja tidak dapat dilaksanakan.

"Kita harus bekerja sesuai realitas keuangan kita," katanya.

Mogok Mulai di Bulan Desember

Pada bulan Desember, anggota CFA melakukan aksi mogok kerja selama satu hari di empat kampus di Los Angeles, Pomona, Sacramento dan San Francisco untuk mendesak kenaikan gaji, beban kerja lebih mudah diatur, dan peningkatan cuti orang tua. CFA mengatakan manajemen telah mengabaikan hampir semua tuntutannya.

Serikat pekerja mengatakan universitas memiliki uang di rekening cadangan dan mampu membayar kenaikan gaji dengan dana dari surplus kas operasional dan CSU memiliki cadangan darurat sebesar $766 juta.

"Usulan kami masuk akal dan mutlak diperlukan," kata Dr Rong Chen, profesor emeritus CSU San Bernardino dan presiden CFA-San Bernardino.

"Kami juga tahu bahwa universitas mempunyai dana untuk mendanai hal-hal tersebut - jika saja prioritasnya bisa diluruskan," tambahnya.

Pihak Kampus Bilang Ini

Leora Freedman, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia CSU, mengatakan dana cadangan tidak dapat digunakan untuk kenaikan gaji karena dana tersebut dimaksudkan untuk saat ketidakpastian ekonomi atau keadaan darurat, termasuk kebakaran hutan atau gempa Bumi.

"Kami telah membuat beberapa tawaran perpindahan, dan yang terbaru adalah kenaikan sebesar 15% yang akan dibayarkan selama tiga tahun, memberikan kenaikan sebesar 5% kepada fakultas setiap tahunnya. Tapi serikat fakultas tidak pernah mengurangi tuntutan 12% untuk satu tahun saja," ujarnya.

Menurut Freedman, peningkatan yang diinginkan serikat pekerja akan merugikan sistem sebesar $380 juta dalam pengeluaran rutin baru, yang tidak mampu ditanggung oleh universitas.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads