Kemenkomarves Tawarkan Solusi Untuk Kurangi Polusi Jabodetabek, Apa Itu?

ADVERTISEMENT

Kemenkomarves Tawarkan Solusi Untuk Kurangi Polusi Jabodetabek, Apa Itu?

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 22 Jan 2024 18:30 WIB
Ilustrasi Polusi Udara
Ilustrasi Polusi Udara. (Foto: Getty Images/iStockphoto/CreativaImages)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyoroti perbaikan kualitas udara di wilayah Jabodetabek. Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menawarkan solusi dari bahan bakar.

Sebelumnya, Dwikorita Karnawati selaku Ketua BMKG menjelaskan peningkatan konsentrasi PM2.5, indikator menurunnya kualitas udara, yang diidentifikasi melalui pemantauan nilai total kolom NO2 oleh BMKG menggunakan citra satelit. Daerah dengan konsentrasi polutan tertinggi terfokus di pusat aktivitas industri dan transportasi di Jabodetabek, meliputi DKI Jakarta, Kota Tangerang, dan Bekasi.

"Rata-rata total kolom NO2 tertinggi di DKI Jakarta, yang terletak di kecamatan Kebayoran, Cipayung, Pesanggrahan, dan Ciracas, sementara total kolom terendah tercatat di Kepulauan Seribu. Data ini memberikan pemahaman mendalam mengenai distribusi polutan di wilayah tersebut," kata Dwikorita dalam laman BMKG dikutip Senin (22/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, pengamatan iklim dan polutan di Jakarta dari tahun ke tahun menunjukkan konsistensi hubungan berbanding terbalik antara curah hujan dan tingkat PM25. Ini menunjukkan proses pencucian atmosfer masih sangat bergantung pada curah hujan.

Menteri Kemenkomarves, Luhut Binsar Panjaitan, mengingatkan bahwa semua masyarakat menghirup udara yang sama dan dampak polusi udara ini luar biasa bagi kesehatan. Oleh karena itu, Kementerian/Lembaga diimbau untuk melangkah bersama memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek dengan mengurangi emisi gas buang kendaraan melalui penyediaan BBM rendah sulfur, pengembangan angkutan umum, dan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

ADVERTISEMENT

"Ini bisa dilakukan melalui tiga skema, yakni jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," imbuh Luhut.

Apa BBM rendah sulfur yang disinggung oleh Luhut?

Tentang Sulfur

Melansir dari laman Pertamina, setiap bahan bakar mesin diesel biasanya mengandung sulfur atau belerang. Kandungan sulfur inilah yang membuat kadar asam pada bahan bakar kendaraan juga akan semakin tinggi.

Sama seperti bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan mobil dengan bahan bakar bensin, mesin diesel juga tetap membutuhkan kandungan bahan bakar yang bersih. Hal ini bertujuan agar proses pembakaran pada komponen mesin menjadi lebih baik.

Kandungan sulfur yang terlalu tinggi pada bahan bakar dapat berakibat pada pembakaran ruang mesin jadi tidak optimal. Apabila dibiarkan terlalu lama, BBM makin turun dan dapat bercampur dengan oli mesin.

Hal inilah yang membuat oli mesin menjadi lebih mudah kotor. Kerak yang dihasilkan dari kotoran tersebut, pada akhirnya, merusak kinerja mesin kendaraan.

Dikemukakan oleh Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting dalam CNBC Indonesia, penggunaan BBM yang tepat dan lebih ramah lingkungan dengan sulfur rendah akan mempengaruhi emisi gas buang kendaraan.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads