Ngeri! Ilmuwan Temukan Kandungan Logam Penyebab Kanker pada Abu Kebakaran Hutan

ADVERTISEMENT

Ngeri! Ilmuwan Temukan Kandungan Logam Penyebab Kanker pada Abu Kebakaran Hutan

Noor Faaizah - detikEdu
Jumat, 29 Des 2023 20:00 WIB
The McDougall Creek wildfire burns on the mountainside above a lakefront home in West Kelowna, B.C., on Friday, August 18, 2023. (Darryl Dyck/The Canadian Press via AP)
Foto: AP/Darryl Dyck/Kebakaran Hutan Terburuk di Kanada pada Agustus 2023
Jakarta -

Abu kebakaran hutan ternyata tidak hanya meninggalkan kerusakan ekologi, tetapi juga menyimpan ancaman tidak terlihat bagi kesehatan manusia. Ancaman ini diteliti oleh peneliti asal Universitas Stanford, Amerika Serikat.

Melalui studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communication, pada 12 Desember 2023, profesor Doerr School of Sustainability di Universitas Stanford, Scott Fendorf, mengungkapkan adanya zat karsinogenik dalam abu kebakaran hutan California.

Peneliti mengidentifikasi tingkat berbahaya kromium heksavalen (kromium 6) dalam sampel abu yang diambil dari kebakaran Kincade dan Hennessey pada tahun 2019 dan 2020 silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut National Institute of Environmental Health Sciences, para pekerja industri manufaktur yang terpapar tingkat tinggi dari kromium heksavalen memiliki potensi kanker paru-paru yang lebih tinggi.

"Sekarang ini benar-benar mengubah perhitungan saya Saat kita mulai mendapat peringatan kebakaran hutan atau peringatan asap, saya akan memakai masker N95," kata Fendorf.

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, krsinogenik adalah zat atau senyawa yang dapat menyebabkan kanker pada manusia atau hewan.

Bahaya yang Mengancam Kesehatan

Dilansir dari laman NPR, penelitian ini juga menemukan bahwa daerah yang terdampak konsentrasi kromium 6 mencapai tujuh kali lipat, dibandingkan lahan yang tidak terbakar.

Meskipun para peneliti hanya menemukan kromium heksavalen dalam sampel abu kebakaran, bukan dalam asap kebakaran hutan itu sendiri, tetapi kemungkinan besar kromium 6 juga ada dalam asap.

Fendorf mengatakan bahwa tim bermaksud mengumpulkan sampel asap kebakaran hutan di masa depan untuk menguji hipotesis tersebut.

Namun, temuan ini sangat mengkhawatirkan mengingat perubahan iklim menyebabkan kebakaran hutan menjadi lebih besar dan lebih sering terjadi di seluruh dunia.

Masyarakat yang berada di daerah rawan kebakaran akan mengalami lebih banyak kebakaran, dan asap kebakaran menyebar ratusan hingga ribuan mil jauhnya.

Menurut Fendorf, masyarakat yang jauh dari lokasi kebakaran pun juga terdampak. Asap dari kebakaran hutan Kanada selama musim panas menyebabkan kualitas udara menurun di seluruh Amerika.

Daerah ultrabasa dan mafik yang terkena dampak kebakaran terdapat ternyata ada di semua benua, kecuali Antartika

"Termasuk daerah beriklim tropis dan sedang di Amerika Serikat bagian barat, Brasil, Australia, Afrika Selatan, Eropa, dan Indonesia," tulis peneliti

Oleh karena itu, daerah-daerah tersebut berkemungkinan besar menjadi sumber alami logam selama kebakaran.

Logam Alami yang Berubah Menjadi Racun

Fendrorf menjelaskan bahwa kandungan logam seperti kromium secara alami ada dapat ditemukan di lingkungan yaitu batuan seperti serpentinit.

Dalam kasus ini, panas yang hebat dari kebakaran hutan tampaknya telah mengubah kromium menjadi bentuk heksavalennya.

"Api mengubah logam yang tidak berbahaya menjadi bentuk logam yang sangat beracun," ujar Fendrorf.

Terlebih, cuaca pasca-kebakaran yang relatif kering berkontribusi terhadap tingginya kandungan kromium heksavalen di lapisan permukaan tanah hingga sepuluh bulan pasca kebakaran.

Kromium heksavalen juga dikenal sebagai "bahan kimia Erin Brockovich" yaitu nama yang diambil dari advokat pejuang hukum di California yang terkena dampak senyawa tersebut dan diabadikan dalam film terkenal..

Fendorf bersama rekan-rekannya mengatakan lokasi pengujian abu di beberapa wilayah California mengandung berbagai jenis geologi dan vegetasi, sehingga para peneliti percaya bahwa hasilnya akan dapat diterapkan di banyak wilayah di seluruh dunia.

"Temuan kami memberikan wawasan baru mengapa paparan asap kebakaran hutan tampaknya lebih berbahaya bagi manusia dibandingkan polusi dari sumber lain," tulis peneliti.

Temuan penelitian ini pun membuka pintu penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan risiko paparan logam beracun lainnya dari dampak kebakaran hutan.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads