Fosil Kulit Tertua Ditemukan, Usianya Hampir 290 Juta Tahun

ADVERTISEMENT

Fosil Kulit Tertua Ditemukan, Usianya Hampir 290 Juta Tahun

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 19 Jan 2024 19:00 WIB
Permukaan negatif kulit dari hampir 290 juta tahun lalu menunjukkan variasi yang signifikan dalam morfologi eksternal, pola, dan distribusi sisik epidermis. (Mooney et al)
Foto: Permukaan negatif kulit dari hampir 290 juta tahun lalu menunjukkan variasi yang signifikan dalam morfologi eksternal, pola, dan distribusi sisik epidermis. (Mooney et al)
Jakarta -

Fosil kulit tertua di dunia ditemukan di sistem gua Richards Spur, Oklahoma, Amerika Serikat. Kulit ini diperkirakan milik reptil Paleozoikum yang hidup sekitar 289-286 juta tahun lalu.

Kulit tersebut memiliki permukaan berkerikil seperti kulit buaya. Lapisan kulit terluar ini tercatat sebagai yang tertua dari temuan kulit reptil, burung, dan mamalia selama ini. Temuan ini dipublikasi Ethan D Mooney dan rekan-rekan dalam jurnal Current Biology.

Hewan Purba yang Jatuh ke Gua

Tim peneliti memperkirakan, kulit lapisan terluar dari ratusan juta tahun lalu itu bisa awet karena rembesan minyak dan sedimen tanah liat halus di gua yang memperlambat dekomposisi. Di samping itu, lingkungan gua diperkirakan tidak mengandung oksigen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hewan mungkin jatuh ke dalam sistem gua ini selama awal Permian dan terkubur dalam sedimen tanah liat yang sangat halus sehingga memperlambat proses pembusukan," tutur Mooney, dikutip dari Science Daily.

"Tetapi yang menarik adalah bahwa sistem gua ini juga merupakan tempat rembesan minyak aktif selama masa Permian, dan interaksi antara hidrokarbon dalam minyak Bumi dan tar kemungkinan besar memungkinkan kulit ini terawetkan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Fosil kulit tersebut dan spesimen lainnya semula dikumpulkan oleh penggemar paleontologi Bill dan Julie May di Richards Spur. Sistem gua batu kapur di Oklahoma ini merupakan area tambang aktif. Kondisi unik di Richards Spur mengawetkan sejumlah fosil hewan darat purba, termasuk kulit tersebut.

Mooney, mahasiswa pascasarjana Paleontologi Universitas Toronto, semula mengerjakan proyek peneliti ini saat masih sarjana, bersama ahli paleontologi Robert Reisz dari kampusnya.

Jendela Dunia Purba dari Kulit Sekuku

Fosil kulit tersebut berukuran lebih kecil dari kuku. Namun, pemeriksaan mikroskopis oleh rekan penulis studi, Tea Maho dari Universitas Toronto Mississauga, mengungkapkan jaringan epidermis, ciri khas kulit amniota.

Amniota adalah kelompok vertebrata darat yang mencakup reptil, burung, dan mamalia. Kelompok ini berevolusi dari nenek moyang amfibi selama Periode Karbon.

Di samping mirip kulit reptil purba dan buaya, ada daerah berengsel di antara sisik epidermisnya. Karakteristik ini mirip struktur kulit ular dan kadal cacing.

Temuan kulit amniota yang mirip reptil masa kini melengkapi gambaran adaptasi evolusioner penting pada transisi kehidupan hewan ke darat.

"Epidermis merupakan fitur penting bagi kelangsungan hidup vertebrata di darat. Ini jadi penghalang antara lingkungan luar yang keras dengan proses internal tubuh," jelas Mooney.

"Menemukan fosil kulit tua merupakan kesempatan luar biasa untuk mengintip ke masa lalu dan melihat seperti apa kulit beberapa hewan paling awal ini," sambungnya.

Peneliti menyatakan saat ini belum bisa mengidentifikasi spesies hewan tersebut karena tidak terkait dengan kerangka atau sisa-sisa lainnya. Spesimen kulit tersebut kini disimpan di Museum Royal Ontario.




(twu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads