Para peneliti mendapati burung setengah jantan dan setengah betina. Fenomena yang ditemukan pada burung green honeycreeper itu menunjukkan warna bulu setengah biru dan hijau, dengan pembagian tepat di tengah tubuhnya.
Pada dasarnya warna biru adalah khas green honeycreeper jantan, sedangkan hijau zamrud adalah khas green honeycreeper betina. Sementara individu burung yang baru ditemukan ini merupakan yang kedua dalam spesiesnya yang pernah tercatat menunjukkan sifat tersebut.
Fenomena ini disebut gynandromorphism bilateral. Kasus kali ini adalah yang pertama untuk lebih dari 100 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak pengamat burung yang seumur hidupnya tidak melihat gynandromorph bilateral pada spesies burung mana pun. Fenomena ini sangat jarang terjadi pada burung. Saya tidak pernah mengetahui satu contoh pun yang berasal dari Selandia Baru," kata Hamish Spencer, ahli zoologi di Universitas Otago di Selandia Baru dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Smithsonian Magazine.
"Ini sangat mengejutkan. Saya merasa sangat terhormat melihatnya," ujarnya yang menyaksikan burung tersebut saat berlibur.
Fenomena Kelamin Ganda pada Banyak Hewan
Fenomena gynandromorphism bilateral terjadi pada berbagai spesies, termasuk laba-laba, kupu-kupu, krustasea, dan kadal, meskipun belum pernah tercatat pada manusia. Pada manusia, jenis kelamin biologis biasanya ditentukan oleh kromosom kita. Mereka yang lahir sebagai perempuan biasanya memiliki dua kromosom X, sedangkan mereka yang lahir sebagai laki-laki cenderung memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y.
Burung justru sebaliknya. Kromosom mereka diberi nama Z dan W. Burung betina memiliki Z dan W, sedangkan laki-laki memiliki dua kromosom Z.
Fenomena gynandromorphism dapat terjadi jika seekor burung menghasilkan satu sel telur dengan dua inti, satu dengan kromosom Z dan satu lagi dengan kromosom W, yang dibuahi ganda oleh dua sperma dengan kromosom Z, seperti dijelaskan oleh Arthur Arnold, seorang peneliti di University of California kepada Karen Weintraub dari New York Times pada tahun 2019.
Ahli ornitologi amatir John Murillo awalnya melihat burung itu antara Oktober 2021 dan Juni 2023. Dia, Spencer, dan rekan-rekannya mengamati burung tersebut beberapa kali dan baru-baru ini menerbitkan temuan mereka di Journal of Field Ornithology.
Burung green honeycreeper itu pun tampak berperilaku seperti anggota spesies lainnya, meskipun lebih penyendiri dan tidak menunjukkan perilaku berkencan atau berpasangan. Para peneliti sangat curiga dia tidak bereproduksi.
Para ilmuwan tidak pernah menangkap burung tersebut, sehingga mereka tidak mengetahui apakah organ dalamnya juga terbelah antara jantan dan betina di bagian tengah tubuhnya. Namun, menurut peneliti hal itu sudah bisa diduga karena organ seks burung berkembang berdasarkan kromosom selnya, bukan berdasarkan hormon di seluruh tubuhnya.
Penelitian terhadap burung songbird gynandromorphic bilateral lainnya telah mengungkapkan adanya dua organ seksual. Mempelajari individu gynandromorphic dapat memberi para ilmuwan gambaran tentang cara kerja penentuan jenis kelamin burung, yang masih kurang dipahami pada manusia.
Meskipun para peneliti telah mengetahui bahwa kromosom mempengaruhi seks biologis, masih banyak faktor misterius mengenai gen spesifik yang mengontrol perkembangan seksual. Banyak ahli biologi setuju bahwa membagi spesies menjadi biner jantan dan betina adalah hal yang terlalu sederhana, karena berbagai macam sifat yang biasanya dianggap jantan atau betina seperti kromosom, organ seks, dan hormon seks dapat digabungkan dengan cara yang berbeda.
Pada manusia misalnya, beberapa orang memiliki kromosom XXY, hanya satu kromosom X, atau kromosom XX di beberapa sel, dan XY di sel lainnya. Beberapa mengembangkan alat kelamin yang biasanya diasosiasikan dengan wanita, meskipun memiliki kromosom yang biasanya diasosiasikan dengan pria.
Di dunia hewan lainnya, terdapat spesies yang dapat mengubah jenis kelamin atau mengekspresikan beberapa jenis kelamin secara bersamaan. Tahun lalu, sebuah badan amal di Inggris membantu adopsi anak kucing netral gender yang tidak memiliki organ seksual.
Spencer mengatakan dalam pernyataannya bahwa dia berharap burung green honeycreeper ini akan membantu orang-orang menghargai pengecualian.
"Saya berharap (temuan ini) dapat memantik para pengamat burung di mana pun untuk mewaspadai penampakan yang tidak biasa, terutama gynandromorphy," kata Spencer kepada Robyn White dari Newsweek.
(nah/nwy)