Arkeolog Temukan Kalender Misterius Berusia 2000 Tahun di China

ADVERTISEMENT

Arkeolog Temukan Kalender Misterius Berusia 2000 Tahun di China

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Jumat, 05 Jan 2024 17:30 WIB
Potongan kayu yang diduga kalender dari 2.000 tahun yang lalu. Benda ini ditemukan peneliti dari Chongqing Cultural Relics and Archaeology Research Institute, China di sebuah makam kuno.
Potongan kayu yang diduga kalender dari 2.000 tahun yang lalu. Benda ini ditemukan peneliti dari Chongqin Cultural Relics and Archaeology Research Institute, China di sebuah makam kuno. Foto: Chongqing Cultural Relics and Archaeology Research Instituteg
Jakarta -

Institut Peninggalan Budaya dan Arkeologi Chongqing di China telah menemukan sebuah makam yang berusia 2.000 tahun dengan kondisi sangat baik di barat daya negara tersebut.

Di dalamnya, para arkeolog menemukan serangkaian potongan kayu persegi panjang yang diyakini berkaitan dengan kalender astronomi kuno. Masing-masing dari 23 potongan kayu memiliki lebar sekitar 2,5 cm dan panjang sekitar 10 cm.

Potongan-potongan ini menampilkan karakter China yang terkait dengan Tiangan Dizhi, bagian dari kalender astronomi tradisional China yang berasal dari masa dinasti Shang, sekitar tahun 1600 SM hingga 1045 SM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para arkeolog meyakini bahwa salah satu potongan mungkin mencerminkan tahun saat itu, sementara 22 potongan lainnya digunakan untuk menandai tahun-tahun spesifik dalam kalender kuno tersebut.

Lalu, lubang-lubang melingkar yang berada di tepi setiap potongan menunjukkan bahwa mereka sebelumnya dihubungkan menjadi satu kesatuan.

ADVERTISEMENT

Temuan ini pun menjadi yang pertama kalinya untuk benda-benda semacam itu ditemukan di dalam makam kuno, meskipun praktik menulis karakter pada potongan kayu atau bambu sudah umum dilakukan di China sebelum penemuan kertas.

Dinasti Zaman Keemasan

Melansir dari laman Live Science, potongan kayu dan berbagai artefak ditemukan pada awal tahun 2023 di sebuah makam di distrik Wulong, sekitar 870 mil (1.400 kilometer) barat daya Beijing.

Sehingga makam tersebut memuat daftar lengkap semua barang yang dikuburkan di dalamnya, juga mencatat bahwa pembangunan makam terjadi pada tahun 193 SM.

Hal ini pun menempatkan makam tersebut pada masa Dinasti Han Barat yang memerintah sebagian besar China dari tahun 206 SM hingga 9 Masehi dengan diikuti oleh Dinasti Han Timur yang berkuasa hingga tahun 220 Masehi. Kedua dinasti ini dianggap sebagai "zaman keemasan" di mana banyak tradisi China dikukuhkan.

Menurut arkeolog Wang Meng, makam ini merupakan contoh makam dengan ruangan kayu yang paling terpelihara yang pernah ditemukan di barat daya China. Hal serupa pun disampaikan oleh pemimpin proyek, Huang Wei, mengungkapkan bahwa makam tersebut juga mengandung lebih dari 600 artefak budaya, termasuk berbagai barang seperti mangkuk, kotak, dan piring pernis.

Selain itu, terdapat peralatan bambu, pipa musik, tombak, tripod masak dari tembaga, patung kayu, serta benda-benda tembikar dan perunggu di dalamnya.

Dugaan Terkait Fungsi Kalender

Meskipun Kalender Tiangan Dizhi adalah kalender umum yang digunakan dalam astrologi Tiongkok, potongan kayu yang ditemukan ini merupakan contoh pertama dan satu-satunya dari jenis tulisan semacam itu pada benda semacam itu.

"Slip kayu dengan notasi kalender penting sebagai contoh pertama dan satu-satunya yang diketahui dari tulisan semacam itu pada benda semacam itu," ungkap astronom Ed Krupp yang tidak terlibat dalam penemuan ini.

Meski begitu, tampaknya kumpulan potongan kayu tersebut tidak berfungsi sebagai kalender. Sebaliknya, angka-angka yang terdapat pada potongan kayu tersebut tampaknya merujuk pada tahun dalam siklus penanggalan 60 tahun.

Ed Krupp juga menunjukkan kesamaan temuan ini dengan praktik yang dilakukan di sebuah kuil Tao di kota Suzhou, Tiongkok, di mana setiap tahun dalam siklus diwakili oleh patung yang memiliki tanda khusus ketika sudah menjadi masa kini.

"Kalau begitu, itu bukan 'buku', tapi benda yang digunakan untuk menyorot suatu tahun tertentu," ujar Krupp yang merupakan Direktur Griffith Observatory di Los Angeles, Amerika Serikat. Ia pun menganggap bahwa penemuan makam Wulong ini menunjukkan adanya orang yang dimakamkan di tempat tersebut dengan memiliki status sosial yang tinggi.

Hal ini pun dibuktikan dengan penemuan artefak yang dikuburkan berjumlah sangat banyak dan memiliki kualitas yang sangat tinggi. Hal ini pun menunjukkan kekayaan dan nilai yang tinggi dari benda-benda tersebut.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads