Mongolia dikenal sebagai wilayah dengan suku yang memiliki pola hidup nomaden. Ternyata Mongolia meninggalkan jejak mereka dalam konstruksi-konstruksi kuno.
Salah satu sisa konstruksi yang berada di perbatasan antara China dan Mongolia ini menarik perhatian para ahli karena belum ada penelitian yang mengkaji situs tersebut sebelumnya.
Tembok besar ini sepanjang 405 kilometer ini membentang dari Provinsi Sukhbaatar hingga Provinsi Dornod di timur laut Mongolia. Para peneliti dari Hebrew University, Israel dan National University of Mongolia, Ulaanbaatar, Mongolia menduga sistem tembok ini mungkin memiliki berbagai tujuan, termasuk pertahanan, pembatasan wilayah, atau bahkan sebagai situs seremonial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penelitian yang terbit di Journal of Field Archaeology pada 27 Desember 2023, arkeolog The University of Hong Kong dan post-doctoral fellow di Hebrew University, Ying Tung Fung dkk mengeksplorasi tembok besar yang disebut dengan Busur Mongolia.
Konstruksi lengkung yang terdiri atas dinding tanah, parit, dan 34 struktur ini telah lama diabaikan dalam wacana-wacana akademik.
Tembok yang Dibangun Secara Terburu-Buru
Tembok Busur Mongolia ini sempat disebutkan dalam beberapa catatan sejarah yang berasal dari abad ke-11 hingga ke-13. Namun, peneliti masih belum bisa memastikan dan memberikan kronologi yang lebih akurat dari pembangunan tembok tersebut.
"Terlepas dari skala dan kompleksitasnya, tidak jelas kapan tepatnya dibangun, siapa yang membangunnya, dan untuk tujuan apa," tulis para peneliti.
Dilansir dari laman IFL Science, tembok tersebut nampak dibangun secara terburu-buru sebagai bentuk pembatas dari invasi tentara Mongol di China.
Berdasarkan observasi, para peneliti menemukan bahwa Busur Mongol mengandung banyak celah besar. Hal ini menunjukkan bahwa "busur" tersebut dibangun secara tergesa-gesa sehingga tidak pernah dibentengi sepenuhnya.
Di sisi lain, letak bangunan yang berada di lingkungan stepa dengan dominasi tanah yang tertutup oleh rumput beku serta suhu musim dingin yang mencapai 25 derajat Celcius ini kemungkinan besar difungsikan untuk bentuk pertahanan.
"Salah satu penjelasan yang mungkin untuk kesenjangan tersebut adalah Busur Mongolia dibangun dengan tergesa-gesa pada tahun-tahun terakhir Dinasti Jin sebagai pertahanan terhadap serangan tentara Mongol," tulis para peneliti.
Usia Tembok yang Masih Belum Bisa Diperkirakan
Observasi yang dilakukan terhadap Busur Mongolia ini merupakan upaya untuk menjaga keberlanjutan dari sisa-sisa peradaban. Lebih lanjut lagi, para peneliti berusaha untuk memahami beragam dinding, parit, dan struktur sistem dinding abad pertengahan atau Medieval Wall System (MWS).
Dengan menerapkan pendekatan multidisiplin yang dari berbagai metode akuisisi dan analisis data, bertujuan untuk mendokumentasikan seluruh MWS secara komprehensif.
"Tim kami mengumpulkan data penginderaan jarak jauh dari berbagai jenis dan melakukan survei lapangan arkeologi terhadap seluruh busur Mongolia," tulis peneliti.
Peneliti coba untuk menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dari gambar satelit, atlas Tiongkok, dan peta Soviet untuk basis data penelitian.
Selain itu, mereka juga melakukan observasi lapangan secara langsung langsung dengan mengintegrasikan kutipan dari sumber-sumber primer yang relevan dan menganalisis struktur tembok tersebut.
Meskipun terdapat ketidakpastian seputar usia tembok, tampaknya pembangunan tembok terjadi bersamaan dengan invasi Mongol yang pesat ke wilayah Jin sekitar tahun 1200 M.
Hal tersebut memperkuat hipotesis bahwa tembok tersebut memang dibangun dalam keadaan panik. Meskipun demikian, para penulis penelitian berulang kali menyatakan bahwa wawasan dan saran mereka tidak konklusif dan hanya boleh dianggap sebagai teori.
Secara keseluruhan, peneliti saat ini tidak dapat membuat pernyataan pasti mengenai tujuan dari pembangunan Busur Mongolia. Mereka berencana untuk melakukan penggalian lebih luas terhadap beberapa struktur di musim lapangan mendatang.
Peneliti juga berharap hal ini akan membantu menentukan "tanggal pembangunan dan durasi penggunaan tembok tersebut, serta menjelaskan aktivitas orang-orang yang ditempatkan di dalam tembok tersebut."
(pal/pal)