Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar? Manusia Bisa Terlempar

ADVERTISEMENT

Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar? Manusia Bisa Terlempar

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 31 Des 2023 18:00 WIB
Badan Antariksa AS (NASA) mengungkap penampakan terbaru planet bumi dibanding 20 tahun lalu. Penasaran?
Apa yang Terjadi Jika Bumi Berhenti Berputar? (Foto: Dok. NASA)
Jakarta -

Bumi berputar setiap harinya. Mengitari Matahari selama 365 hari dalam setahun. Tetapi, apa yang terjadi jika Bumi berhenti berputar?

Bumi berputar ke arah timur dengan kecepatan 1.674 kilometer/jam. Jika tiba-tiba berhenti, akan terjadi hukum inersia pertama Newton.

Akibat Bumi Berhenti Tiba-tiba

Berkat hukum inersia pertama Newton, manusia akan 'terlempar' ke arah timur dengan kecepatan sekitar 1.040 mil per jam. Di mana pun manusia mendarat, baik di laut atau di darat, kekuatan benturannya bisa membunuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Air juga akan merasakan percepatan yang tiba-tiba ini," kata Joseph Levy, profesor geosains bumi dan lingkungan di Colgate University dalam Science Alert dikutip Jumat (29/12/2023).

Pepohonan dan bangunan juga tidak aman, meski berakar di dalam tanah.

ADVERTISEMENT

"Material bumi kuat ketika dikompresi namun sangat lemah di bawah tekanan," kata Levy.

Efek di Antartika dan Australia

Jika ini terjadi di Belahan Bumi Utara, Antartika, manusia lebih berpeluang selamat dengan beberapa luka memar.

"Di dekat kutub, sumbu rotasinya jauh lebih kecil, sehingga kecepatan rotasinya jauh lebih kecil," jelasnya.

Tetapi, kamu harus berada sangat dekat dengan garis lintang 89,9 derajat atau 7 mil dari kutub. Pada jarak itu, kamu mungkin akan tersandung ke depan dengan kecepatan berjalan.

Namun teman kamu di Australia mungkin tidak akan berhasil. Sebagian besar tempat yang dihuni manusia cukup jauh dari kutub sehingga penghuninya masih bisa terbang dengan kecepatan ratusan mil per jam.

Cuaca Tak Terduga

Selain itu, manusia juga akan mengalami perubahan cuaca yang tak terduga. Ketika hanya separuh planet yang mendapat sinar Matahari intens selama berbulan-bulan, planet ini akan mengalami gradien suhu kedua yang menyamping, yang membuat prediksi cuaca menjadi dua kali lebih rumit.

"Angin akan bertiup melintasi garis bayangan membawa udara dingin kembali dari sisi malam, lalu menjadi hangat dan naik di sisi siang hari," jelas Levy.

Bagaimana Jika Bumi Melambat?

Perlambatan bertahap dapat menghalangi manusia untuk meluncur ke angkasa. Namun begitu berhenti, manusia masih akan mendapat banyak masalah.

"Sepanjang tahun ketika Bumi mengorbit Matahari, separuh planet akan berada pada malam hari dan separuh lagi dalam cahaya penuh, namun separuhnya akan terus berubah sepanjang tahun," kata Levy.

Daripada 12 jam, satu hari bisa berlangsung enam bulan. Sinar Matahari tanpa henti akan membakar tanaman di sekitar dan menguapkan sebagian besar air di separuh Bumi.

"Malam enam bulan berikutnya mungkin tidak akan jauh lebih baik," kata Levy.

Kurangnya cahaya dan kehangatan akan mematikan banyak tanaman yang tersisa dan membekukan air menjadi lapisan es.

Daerah lintang yang lebih tinggi bisa jadi lebih aman, karena sinar Matahari tidak akan terlalu terik di dekat kutub. Namun manusia akan kembali ke gaya hidup nomaden yang selalu mengejar sinar Matahari di seluruh dunia.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads