Burung Beo Ini Tidak Bisa Terbang tapi Jago Panjat, Kini Terancam Punah

ADVERTISEMENT

Burung Beo Ini Tidak Bisa Terbang tapi Jago Panjat, Kini Terancam Punah

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Sabtu, 30 Des 2023 16:12 WIB
Atatū, burung kākāpō (Strigops habroptilus) makan kacang usai pemeriksaan kesehatan dan perubahan transmitter change di Whenua Hou, Selandia Baru.
Foto: Atatū, burung kākāpō (Strigops habroptilus) makan kacang usai pemeriksaan kesehatan dan perubahan transmitter change di Whenua Hou, Selandia Baru. (Jake Osborne - TheyLookLikeUs via Flickr)
Jakarta -

Kākāpō adalah burung beo terberat di dunia. Burung ini punya kegemaran menjelajah jarak jauh dan mendaki gunung untuk mencari pasangan.

Kākāpō juga dikenal karena kemampuan memanjat pohon rimu setinggi 20 meter dengan cakar besarnya untuk mencari makanan, dikutip dari laman Scientific American.

Namun, dibalik kemampuannya yang unik, kelemahan utama kākāpō adalah ketidakmampuan untuk terbang. Dengan tubuh yang besar dan gaya berjalan yang cenderung tidak stabil, burung ini rentan terhadap predator seperti tikus, kucing liar, dan cerpelai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika merasa terancam, kākāpō mengandalkan kemampuan berdiam diri membatu dan menggunakan bulu hijaunya yang seperti lumut sebagai bentuk kamuflase.

Awal Mula Bencana Kepunahan Kākāpō

Awalnya, Selandia Baru menjadi negara aman bagi berbagai burung yang tidak bisa terbang tanpa khawatir ada predator darat. Namun, negara tersebut mengalami perubahan besar seiring kedatangan orang Māori dan kemudian pemukim Eropa.

ADVERTISEMENT

Kedatangan mereka diawali pada abad ke-13 dengan membawa tikus, anjing, kucing, dan hewan predator lainnya. Kemudian, di abad ke-19, kaum pendatang tersebut kembali membawa hewan-hewan itu dengan jumlah yang banyak.

Hewan-hewan bawaan pendatang pun menjadi predator yang menyebabkan terancamnya sekitar 300 spesies asli di Selandia Baru. Termasuk di dalamnya yaitu jenis kākāpō di dua pulau utama Selandia Baru dan pulau-pulau kecil di lepas pantai.

Populasi mereka menurun drastis, dan kini menjadi perhatian utama dalam upaya konservasi Selandia Baru.

Upaya Penyelamatan Kākāpō yang Terancam Punah

Upaya perlindungan seperti program pemulihan, pengawasan terhadap predator, dan perlindungan habitat alami kākāpō menjadi kunci dalam menjaga kelangsungan hidup burung ini.

Upaya konservasi tersebut pun terfokus pada pengelolaan sisa populasi kākāpō di pulau-pulau lepas pantai Selandia Baru yang bebas dari predator. Program ini melibatkan pembiakan, perawatan, dan pemberian makanan tambahan untuk mendukung pertumbuhan populasi.

Kesuksesan populasi yang meningkat dan keterbatasan ruang di pulau-pulau lepas pantai mendorong Departemen Konservasi Selandia Baru dan suku Māori Ngāi Tahu untuk menemukan habitat baru bagi Kākāpō.

Mulai Juli 2023, relokasi dimulai ke Sanctuary Mountain Maungatautari seluas 8.400 hektar. Kawasan ini dijaga bebas dari predator dan dilengkapi dengan pagar tahan hama panjang.

Relokasi dimulai dengan 10 burung jantan kākāpō dipindahkan ke cagar alam tersebut. Para peneliti melakukan pemantauan lokasi dan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memastikan kemungkinan berkembang biaknya burung di habitat baru.

Tantangan Pemulihan dan Ancaman bagi Kākāpō

Dalam reproduksinya, kākāpō memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan pola reproduksi yang jarang. Akibatnya, burung ini mengalami penetasan telur yang jarang berhasil. Beberapa faktor seperti perkawinan sedarah memengaruhi hal ini.

Selain itu, penyakit jamur seperti aspergillosis menjadi ancaman serius bagi kākāpō. Penelitian genetika membuka peluang untuk meningkatkan ketahanan terhadap penyakit dan mempersiapkan langkah-langkah preventif.

Penelitian pada data genomnya dinilai dapat membantu dalam upaya konservasi burung kākāpō. Melalui analisis urutan genom untuk 169 burung beo ini, para peneliti memperoleh informasi tentang variasi genetik yang memengaruhi berbagai aspek perkembangan burung kākāpō, seperti tinggi badan dan tingkat pertumbuhan.

Kelangsungan hidup kākāpō di luar cagar alam pun bergantung pada keberhasilan inisiatif Predator Free 2050. Dalam inisiatif ini, pengendalian predator seperti possum, tikus, dan mustelidae mungkin memerlukan solusi berbasis penyuntingan gen atau metode biologis.

Saat ini, pemindahan kākāpō ke Sanctuary Mountain Maungatautari dianggap sebagai langkah awal yang positif dalam menjaga kelangsungan hidup dan keberadaan spesies ini.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads