Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menemukan jumlah partisipasi pemilih pemula dalam pemilu sebelumnya masih di bawah rata-rata. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak KemenPPPA, Endah Sri Rejeki, menuturkan kemungkinan penyebabnya.
"Ini mungkin salah satu akibat kurangnya informasi si pemilih pemula tentang Pemilu, tentang politik. Dibilang politik kotor, rumit, penuh kecurangan, dan sebagainya," kata Endah Sri Rejeki dalam Antara, dikutip Jumat (22/12/2023).
Minimnya Pemahaman Politik pada Kalangan Remaja
Endah Sri Rejeki mengatakan masih minimnya pemahaman politik di masyarakat, termasuk kalangan anak dan remaja. Dinsifornasi dan hoaks serta isu-isu politik juga menjadi tantangan tersendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini, tegas Endah, menjadi pengingat bagi semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan pengetahuan politik bagi anak.
"PR untuk semua bagaimana meningkatkan pengetahuan politik anak-anak, bagaimana membantu mereka menentukan pilihan politik," ujarnya.
Endah menekankan jika pengetahuan politik bukan untuk memengaruhi pemilih pemula, tetapi agar mereka menjadi pemilih yang cerdas dan bisa memilih dengan hati nurani.
Upaya ini juga penting untuk meningkatkan jumlah partisipasi pemilih pemula untuk menggunakan hak suara dalam Pemilu.
"Meningkatkan keinginan menggunakan hak suara, tentu kita harapkan anak-anak ini jangan sampai apatis untuk berkontribusi dalam kehidupan berkewarganegaraan," katanya.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) tahun 2023, tercatat ada 204,8 juta pemilih dalam Pemilu mendatang. Adapun sebanyak 25 juta pemilih adalah pemilih pemula.
(nir/faz)