.webp)
Penamaan bulan kuno diketahui berasal dari tradisi budaya dan sering kali mencerminkan kejadian alam musiman. Di bulan Desember, kita akan bertemu dengan Cold Moon atau Bulan Dingin pada saat purnama.
Nama ini diberikan karena perubahan cuaca dan menandai waktu di mana hari-hari menjadi panjang dan gelap saat bulan Desember. Bagi masyarakat di belahan bumi Utara, Desember menjadi bulan terdingin.
Pada waktu itu ini, titik balik matahari musim dingin menyebabkan siang menjadi lebih pendek dan malam memanjang. Titik balik matahari musim dingin juga disebut memainkan peran penting dalam peralihan musim dan menjadi masa yang paling sulit dalam jangka waktu setahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapan Cold Moon Terjadi?
Mengutip CNN Indonesia melalui Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN, di Indonesia puncak Bulan Purnama akan terjadi pada Rabu, 27 Desember 2023. Dengan demikian, Indonesia tidak bisa mengamati fase puncak purnama terakhir ini.
Sementara bulan yang terang 100% akan terjadi tepat pada perayaan Natal yakni Selasa, 26 Desember pukul 7.33 PM (EST). Sayangnya kita tidak bisa melihat Cold Moon secara serentak karena untuk melihat Cold Moon di fase purnama paling terangnya, bergantung pada zona waktu.
Dijelaskan bila fase Bulan tergantung pada posisi Bulan relatif terhadap Bumi dan Matahari. Bulan purnama terjadi ketika Bulan berada tepat di seberang Matahari dari Bumi setiap 29,5 hari. Hal ini menyebabkan beberapa daerah tidak akan melihat Cold Moon, karena mereka sedang berada di sisi siang Bumi.
Asal-Usul Penamaan Cold Moon
Dikutip dari laman The Fact Site, siklus bulan pertama kali digunakan sebagai cara kuno untuk mencatat waktu dalam setahun. Sehingga manusia mudah melacak waktu dan musim.
Sedangkan penamaan bulan, sering kali berasal dari peristiwa musiman yang relevan di alam. Cold Moon berasal dari paganisme yang dikaitkan dengan sosok Klan Deborean di Eropa.
Namun, laman Almanac menjelaskan bila penamaan ini juga berasal dari penduduk asli Amerika, Amerika Kolonial, atau sumber tradisional lainnya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat asli Amerika, menggunakan bulan dan tanda alam yang terkait sebagai kalender untuk melacak musim yang dinamakan dengan "The Old Farmers Almanac" atau Almanak Petani Tua.
Selanjutnya bagi suku yang berbahasa Algonquian di Amerika, penamaan Cold Moon berasal dari cahaya terang dingin yang dipancarkan bulan ke langit. Karena sedikitnya awan di bulan Desember, cahaya bulan purnama tampak sedingin es ketika memantul ke tanah yang beku.
Penamaan Lain Cold Moon
Ada banyak nama lain untuk Cold Moon, seperti Full Long Night's Moon atau bulan malam yang penuh dan panjang. Hal ini berkaitan dengan titik balik matahari musim dingin yang menyebabkan malam terpanjang dalam setahun.
Jika bulan purnama jatuh pada malam titik balik matahari musim dingin, namanya bisa disebut dengan Mourning Moon atau Bulan Berkabung. Dalam paganisme, waktu ini disebut masa pembersihan untuk menjadikan diri semakin lebih kuat melawan hawa dingin.
Suku berbahasa Wishram di Amerika juga menyebutnya sebagai Winter House Moon. Nama ini berasal dari liburan Yule yang membuat orang-orang berdiam diri dengan sosok tercinta dan hangat di rumah.
Nama lainnya yang juga mengacu pada dingin dan salju adalah Drift Clearing Moon, Frost Exploding Trees Moon, Moon of the Popping Trees, Hoar Frost Moon, Snow Moon, Winter Maker Moon, Moon When the Deer Shed Their Antlers, dan Little Spirit Moon.
Di Eropa, purnama juga disebut "Moon Before Yule" sebagai peringatan untuk memperingati titik balik matahari musim dingin.
Dengan kehadiran Cold Moon, bisa menjadikan pertanda bila akhir tahun telah tiba. Jadi, selamat berlibur akhir tahun dan merayakannya dengan orang tercinta detikers!
(det/pal)
