Para arkeolog dari Freie Universitat Berlin yang berkolaborasi dengan tim internasional, berhasil menemukan situs bersejarah berupa benteng dari masa prasejarah. Benteng ini disebut sebagai yang tertua di dunia karena bagian dari masyarakat ribuan tahun lalu.
Benteng tersebut ditemukan oleh arkeolog di wilayah terpencil di Serbia. Temuan ini membantu peneliti mengungkapkan tentang bagaimana masyarakat purba membangun struktur pertahanan yang kompleks.
Bangunan kuno juga menunjukkan bahwa manusia mulai membangun pemukiman dengan struktur yang kompleks ketika munculnya periode pertanian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peninggalan Masyarakat Pemburu dan Pengumpul 8.000 Tahun Lalu
Melansir laman Arkeonews, penelitian yang dipimpin oleh arkeolog bernama Profesor Henny Piezonka, Dr. Natalia Chairkina dan tim arkeolog lain, mengungkapkan bahwa benteng dibangun oleh para masyarakat masa pemburu dan pengumpul yang hidup dalam pemukiman sejak 8.000 tahun lalu di Serbia.
Melalui penemuan ini, para peneliti semakin mendapatkan informasi mengenai masyarakat purba di masanya.
Para peneliti juga melakukan penyelidikan di pemukiman dengan bangunan benteng di Amnya. Bentengnya diakui sebagai benteng Zaman Batu yang letaknya paling utara di Eurasia.
"Melalui pemeriksaan arkeologi terperinci di Amnya, kami mengumpulkan sampel penanggalan radiokarbon untuk memastikan usia prasejarah situs tersebut dan menetapkannya sebagai situs tertua di dunia. Benteng tertua ini mengungkapkan bahwa penduduk Siberia Barat menjalani gaya hidup yang canggih dengan sumber daya melimpah di lingkungan taiga," jelas Tanja Schreiber, salah satu peneliti dan arkeolog di Institut Arkeologi Prasejarah Berlin.
Kehidupan Masyarakat Siberia Masa Lalu
Diketahui, penduduk Siberia Barat pada masa prasejarah menangkap ikan dari Sungai Amnya dan berburu rusa kutub dengan menggunakan tombak berujung batu atau tulang.
Sementara untuk mengawetkan minyak dari ikan atau daging, mereka menyimpannya dengan tembikar yang dibuat dengan hiasan rumit.
Pola hidup semacam ini juga ditemukan di wilayah lain seperti Semenanjung Korea hingga Skandinavia. Dulu, masyarakat pemburu dan pengumpul mengembangkan pemukiman besar dengan memanfaatkan sumber daya perairan.
Masyarakat Siberia yang memanfaatkan perburuan ikan dan ternak ini kemungkinan memiliki pengaruh pada munculnya benteng tersebut.
Pemukiman dengan benteng ini memiliki posisi menghadap ke sungai dan berfungsi sebagai lokasi strategis untuk mengelola sumber daya penangkapan ikan.
Hal ini menunjukkan pula bahwa adanya sifat kompetitif yang ada berkaitan dengan penyimpanan sumber daya dan populasi masyarakat pemburu-pengumpul.
Penemuan benteng menjadi tanda keragaman organisasi masyarakat yang kompleks di Siberia. Kondisi lingkungan juga menjadi sesuatu yang penting dalam membentuk lintasan masyarakat.
Penemuan Situs Zaman Batu
Peneliti mengatakan, kini terdapat sekitar sepuluh wilayah situs dengan benteng Zaman Batu yang ditemukan.
Situs tersebut berada di daerah pemukiman dengan rumah-rumah dan dikelilingi tembok tanah serta pagar kayu. Bangun tersebut juga menunjukkan kemampuan arsitektur masyarakat yang canggih.
Arsitektur ini menentang adanya anggapan bahwa pemukiman permanen dengan benteng hanya muncul pada masyarakat petani. Hal ini membantah anggapan bahwa pertanian dan peternakan merupakan prasyarat kompleksitas masyarakat.
Penemuan benteng memberikan pandangan luas terhadap gagasan evolusi mengenai perkembangan masyarakat dari yang sederhana dan tradisional menjadi lebih kompleks.
(faz/faz)