Wujud Benteng Tertua di Dunia Berusia 8.000 Tahun, Bukti Kecanggihan Zaman Batu

ADVERTISEMENT

Wujud Benteng Tertua di Dunia Berusia 8.000 Tahun, Bukti Kecanggihan Zaman Batu

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 24 Des 2024 10:00 WIB
Cekungan jejak benteng prasejarah di Siberia. Di pinggirnya terdapat jejak tepian, pagar, dan saluran drainase.
Benteng tertua di dunia ditemukan di Siberia. Ini penjelasannya. Foto: Ekaterina Dubovsteva via Antiquity
Jakarta -

Benteng tertua di dunia telah ditemukan di Siberia Rusia. Hal ini diungkap peneliti melalui studi terbaru yang terbit pada 2023 di jurnal Antiquity, Cambridge University.

Studi yang dilakukan Henny Piezonka dan rekan-rekannya ini menghitung berbagai penemuan yang ada di benteng bernama 'Amnya' itu. Penghitungan dilakukan melalui penanggalan radiokarbon.

Hasilnya, situs tersebut dibangun 8.000 tahun yang lalu dan menyandang status sebagai benteng tertua di dunia. Amnya juga dikenal sebagai benteng Zaman Batu paling utara di Eurasia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu apa yang tinggal di benteng ini pada 8.000 tahun lalu? Berikut sejarahnya dikutip dari jurnal terkait dan IFL Science, Senin (23/12/2024).

Kompleks Arkeologi Amnya

Siberia Barat berada di antara Pegunungan Ural dan Sungai Yenisei. Wilayah ini dikenal memiliki ekosistem yang sangat kaya dari perspektif pemburu, pengumpul, dan nelayan.

ADVERTISEMENT

Berbagai situs pemburu-pengumpul masa Holosen Awal ditemukan di wilayah Pegunungan Ural. Daerah ini dihuni lebih intensif pada akhir tahun ke-7 SM.

Di antara situs perintis ini adalah Amnya. Di sana ditemukan pemukiman berbenteng paling awal di Eurasia utara. Pemukiman ini dibuktikan dengan kehadiran rumah-rumah lubang dengan ukuran berbeda.

Karena hal inilah, Amanya dianggap sebagai situs pemukiman berbenteng tertua di dunia. Situs ini terletak di Taiga utara wilayah Lower Ob' Siberia.

Pemukiman ini menempati daerah berpasir di wilayah sungai dan rawan. Penggalian terkini di lokasi ini mengungkapkan keberadaan sepuluh "lubang rumah" yang dikelilingi oleh serangkaian tanggul dan parit.

Bukan kali ini ekspedisi terjadi di Amnya. Penggalian sebelumnya terjadi antara tahun 1987-2000 dan telah mengidentifikasi sisa-sisa pagar kayu.

Bukti pagar kayu menunjukkan bahwa situs tersebut mungkin dikelilingi tembok pertahanan. Satu set kedua dari sepuluh lubang rumah juga ditemukan tepat di luar benteng.

Keadaan itu menunjukkan bila ada struktur hierarkis di sana yang mengartikan area dalam dahulu dibentengi dan bagian luar tidak terlindungi.

Salah satu penulis studi, Tanja Schreiber menjelaskan di Amnya pihaknya mengumpulkan sampel untuk penanggalan karbon. Sampel-sampel ini akan akan mengonfirmasi usia prasejarah situs tersebut.

"Kami mengumpulkan sampel untuk penanggalan radiokarbon yang mengonfirmasi usia prasejarah situs tersebut dan menjadikannya sebagai benteng tertua yang diketahui di dunia," ujar Schreiber.

Tempat Tinggal Pemburu-Pengumpul Zaman Batu

Lebih lanjut, Schreiber dan tim melakukan pemeriksaan paleobotani dan stratigrafi. Hasilnya, ditemukan bila penduduk Siberia Barat menjalani gaya hidup yang canggih berdasarkan sumber daya yang ada di lingkungan tersebut.

Peneliti berteori bila teritorialitas antara pemburu dan pengumpul makanan terjadi selama peristiwa pendinginan global pada sekitar 8.200 tahun lalu. Ketika musim panen tiba, terjadi persaingan antara kelompok pemburu-pengumpul.

Mereka mengumpulkan berbagai sumber daya sebanyak mungkin, misalnya ikan salmon atau biji pohon ek. Setelah diburu, mereka menimbun makanan berkalori tinggi seperti minyak ikan di tembikar.

Keadaan ini memberi arti bila benteng tersebut mungkin telah dibangun sebagai tempat menyimpan sumber daya yang berharga dengan aman.

Penulis studi juga berspekulasi bahwa benteng tersebut mungkin dibangun sebagai respon terhadap meningkatnya konflik antar kelompok. Terlebih saat imigran dari selatan memasuki Siberia Utara.

Namun, peneliti belum tahu apakah situs Amnya dihuni sepanjang tahun. Karena studi etnografi membuktikan adanya siklus pergerakan musiman di wilayah ini antara pemukiman musim dingin dan musim panas.

Melalui studi ini, peneliti juga belum bisa membuktikan siapa yang membangun benteng tersebut; apakah para pemburu-pengumpul lokal atau pendatang baru.

Kendati demikian, pemukiman benteng Amnya menandai dimulainya fenomena unik jangka panjang. Yakni berupa situs pertahanan pemburu-pengumpul di utara Eurasia.

Hal ini menjadi sebuah tradisi yang hampir tidak terputus dan terus berlanjut selama hampir delapan milenium hingga periode 'Modern Awal'.




(det/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads