Studi: Gangguan Kejiwaan & Penggunaan Ganja Dipengaruhi oleh Faktor Genetik

ADVERTISEMENT

Studi: Gangguan Kejiwaan & Penggunaan Ganja Dipengaruhi oleh Faktor Genetik

Baladan Hadza - detikEdu
Sabtu, 09 Des 2023 13:00 WIB
Ilustrasi Anak Trauma
Foto: Siri Stafford/Thinktsock/Ilustrasi gangguan kejiwaan
Jakarta -

Sebuah studi yang dipublikasikan di Lancet Psychiatry, mengungkapkan adanya hubungan kuat antara faktor genetik dan kecenderungan seseorang terhadap penggunaan ganja serta risiko mengalami gangguan kejiwaan.

Selama ini, penggunaan ganja telah lama menjadi subjek penelitian sehubungan dengan dampaknya pada kesehatan mental.

Melansir laman resmi University of Oslo, para ilmuwan di Pusat Penelitian Gangguan Mental Norwegia (NORMENT) telah menyoroti bagaimana genetik memiliki faktor kerentanan terhadap penggunaan ganja dan kondisi kejiwaan tertentu seperti skizofrenia dan gangguan bipolar.

"Temuan ini mungkin menunjukkan bahwa sub kelompok populasi berisiko tinggi terhadap penggunaan ganja dan gangguan kejiwaan tertentu, berdasarkan genetika mereka," ungkap Weiqiu Cheng, seorang penulis utama studi ini.

Bagaimana Keterkaitan Faktor Genetik dengan Gangguan Mental?

Menurut peneliti, genetika sangat berpengaruh dalam peningkatan risiko psikosis tiga kali lipat bagi individu yang menggunakan ganja.

Di sisi lain, penggunaan ganja juga dapat memengaruhi perkembangan gangguan bipolar seseorang sepanjang hidup.

"Kita tahu bahwa faktor genetik mempengaruhi kemungkinan seseorang menggunakan ganja. Kita juga tahu bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap gangguan kejiwaan," kata Cheng.

Peneliti mencatat, variasi genetik yang terkait dengan gangguan kejiwaan tertentu, seperti skizofrenia, akan menunjukkan bahwa variasi gen ini dapat meningkatkan atau menurunkan risiko seseorang terkena gangguan tersebut.

Orang dengan Genetik yang Sama akan Lebih Rentan

Nadine Parker, seorang rekan pascadoktoral di NORMENT, menjelaskan bahwa varian genetik yang sama memiliki kerentanan terhadap penggunaan ganja dan munculnya gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar.

Dalam konteks ini, dia menegaskan bahwa hubungan kompleks antara ganja dan gangguan kejiwaan mungkin tidak hanya karena penggunaan ganja itu sendiri, tetapi juga karena faktor genetik.

"Temuan ini penting karena menunjukkan bahwa hubungan kompleks antara penggunaan ganja dan gangguan penyakit ini mungkin tidak hanya disebabkan oleh penggunaan ganja itu sendiri, namun juga dapat disebabkan oleh kerentanan genetik," jelas Parker.

Hubungan Gangguan Psikotik dengan Penggunaan Ganja

Sementara itu, untuk mengeksplorasi asosiasi genetik antara gangguan psikotik dan penggunaan ganja, penelitian ini telah menggunakan metode pemodelan statistik yang canggih.

"Kami memanfaatkan bukti genetik terbaru untuk penggunaan ganja, skizofrenia, dan gangguan bipolar dalam analisis menggunakan metode canggih yang menilai tumpang tindih genetik, kausalitas, dan prediksi," kata Parker.

Analisis ini didasarkan pada hasil-hasil studi asosiasi genom yang sebelumnya dilakukan tentang skizofrenia, gangguan bipolar, gangguan penggunaan ganja, dan penggunaan ganja seumur hidup. Gabungan dari studi-studi ini melibatkan lebih dari 1 juta partisipan.

Adapun informasi genetik dari studi-studi sebelumnya juga telah digunakan untuk melakukan analisis saat ini.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads