Survei: Penutur Bahasa Daerah Antara Generasi Pre Boomer-Post Gen Z Semakin Berkurang

ADVERTISEMENT

Survei: Penutur Bahasa Daerah Antara Generasi Pre Boomer-Post Gen Z Semakin Berkurang

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 08 Des 2023 20:30 WIB
Generasi Z terlahir dan hidup di tengah berbagai privilege kecanggihan dan kemudahan teknologi. Greenfields menghadirkan produk untuk mendampingi Gen-Z.
Ilustrasi Generasi Z. Foto: dok. Greenfields
Jakarta -

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Badan Bahasa) rilis hasil survei Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) tentang penggunaan Bahasa Daerah.

Data BPS dalam Long Form SP 2020 menjelaskan Indonesia adalah negara dengan berbagai macam suku bangsa dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Meski begitu, sebagian penduduk tetap mempertahankan kelestarian bahasa daerah ketika berkomunikasi dengan keluarga maupun kerabat.

Survei menemukan bila 73,87% penduduk Indonesia masih menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan keluarga. Sedangkan dengan kerabat penggunaan bahasa daerah ada di angka 71,93%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penggunaan Bahasa Daerah Menurut Generasi

BPS membagi populasi Indonesia dalam enam generasi yaitu Pre-Boomer (lahir sebelum 1945), Baby Boomer (lahir 1946-1964), Gen X (lahir 1965-1980), Millennial (lahir 1981-1996), Gen Z (lahir 1997-2012), dan Post Gen Z (lahir pada 2013 dan seterusnya).

Hasilnya ditemukan bila penggunaan bahasa asing yang terus marak dipergunakan untuk berkomunikasi menyebabkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah perlu untuk dijaga antargenerasi dengan penjelasan:

ADVERTISEMENT

1. Persentase penutur bahasa daerah antara generasi Pre-Boomer ke generasi Post Gen-Z semakin berkurang setiap waktunya.

2. Lebih dari 90 persen generasi Post Gen-Z hingga generasi Baby Boomer dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.

3. Generasi Pre-Boomer yang mampu berbahasa Indonesia hanyalah sekitar 80 persen.

4. Penutur dan penggunaan bahasa daerah di keluarga paling besar adalah generasi Pre-Boomer dengan keterangan:

  • Pre-Boomer: 87,13%
  • Baby Boomer: 82,56%
  • Gen-X: 77,31%
  • Millennial: 73,95%
  • Gen-Z: 72,21%
  • Post Gen-Z: 62,94%

5. Penurut dan pengguna bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan kerabat paling besar adalah generasi Pre-Boomer dengan keterangan:

  • Pre-Boomer: 85,24%
  • Baby Boomer: 80,32%
  • Gen-X: 75,24%
  • Millennial: 72,26%
  • Gen-Z: 69,90%
  • Post Gen-Z: 61,70%

Langkah Revitalisasi Bahasa Daerah Badan Bahasa

1. Fokus kepada revitalisasi daripada pendokumentasian bahasa yang dilakukan melalui pembelajaran dan pendampingan berkelanjutan.

2. Partisipasi intensif dari seluruh pemangku kepentingan dari perencanaan sampai kepada pelaksanaan. salah satunya dengan cara mewajibkan menggunakan bahasa ibu/daerahnya di ranah keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintahan.

3. Mengadopsi model revitalisasi yang beragam disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

4. Penyediaan buku-buku cerita anak berbahasa daerah untuk pengayaan pembelajaran.

5. Penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran di kelas-kelas awal.

6. Kebebasan untuk memilih bahan ajar/materi mengajar sesuai dengan minat siswa bagi guru.

7. Mobilisasi guru dan fasilitator termasuk penggiat bahasa daerah di masyarakat untuk menjadi narasumber.

8. Penyediaan forum apresiasi di akhir program berupa Festival bagi Penutur Muda Bahasa Daerah.

9. Peningkatan secara gradual jumlah bahasa daerah yang direvitalisasi. Per tahun 2023 setidaknya ada 71 bahasa di 25 provinsi dan meningkat menjadi 92 bahasa di 38 provinsi pada tahun 2024.

Jadi, yuk terus gunakan dan bangga dengan bahasa daerah detikers!




(det/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads