IKN Seberang Selat Makassar, ITB-Universitas Cambridge Pasang Stasiun Seismik Ekstra

ADVERTISEMENT

IKN Seberang Selat Makassar, ITB-Universitas Cambridge Pasang Stasiun Seismik Ekstra

Noor Faa - detikEdu
Jumat, 08 Des 2023 11:30 WIB
Suasana pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (2/11/2023). Presiden Joko Widodo mengatakan nilai investasi di IKN telah mencapai Rp45 triliun dari dalam negeri. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Jakarta -

Pada tahun 2018, Indonesia mengalami gempa bumi dan tsunami dahsyat yang menghancurkan sebagian besar Kota Palu, Sulawesi Tengah. Bencana tersebut menewaskan 4.500 orang, mengakibatkan 200.000 pengungsi, dan merugikan perekonomian Indonesia yang mencapai 911 juta dollar AS.

"Bahaya alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi tidak dapat dihentikan," ujar Nick Rawlinson, Profesor di Department of Earth Sciences University of Cambridge.

Terlebih, Ibu kota Indonesia saat ini yaitu Jakarta, menjadi salah satu kota yang dapat tenggelam paling cepat di dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, pemerintah Indonesia pada tahun 2019 mengumumkan pemindahan Ibu Kota Jakarta menuju Kalimantan Timur dan membangun Ibu Kota Nusantara (IKN). Meskipun Nusantara tampak lebih aman, tetapi para ilmuwan khawatir dengan lokasinya yang terletak dekat gempa Palu dan pertemuan 4 lempeng tektonik.

"Tetapi dampaknya dapat diubah jika lingkungan yang dibangun telah dibuat untuk memitigasi dampaknya." ungkap Rawlinson.

ADVERTISEMENT

Pasang 58 Stasiun Seismik untuk Deteksi Aktivitas Tektonik

Dilansir dari laman University of Cambridge, selama 5 tahun terakhir, tim Rawlinson bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), yang dipimpin oleh Profesor Sri Widiyantoro.

Mereka berkolaborasi untuk membuat peta bahaya gempa bumi di Kalimantan. Para peneliti memasang 30 stasiun seismik yang tersebar di Kalimantan dan Sulawesi serta 28 stasiun seismik di bawah laut Selat Makassar.

Stasiun seismik tersebut membawa alat perekam gempa yang tersusun atas beban yang disambungkan dengan pegas dan seismograf, sehingga gaya yang diperlukan untuk menahan beban tersebut dapat memberi tahu seberapa kuat getaran gempa.

Tujuan dari para peneliti untuk mengidentifikasi patahan aktif yang belum ditemukan sebelumnya sehingga mampu memberikan gambaran merinci atas struktur dangkal di bawah lokasi.

Dengan demikian, hasil analisis dapat digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik lagi atas bahaya gempa bumi di dalam bahkan di sekitar Ibu Kota Nusantara.

"Jika sebuah kota baru akan dibangun, pekerjaan kami dapat menjadi masukan bagi peraturan bangunan dan perencanaan manajemen bencana, yang akan membantu menyelamatkan nyawa dan mengurangi kerugian ekonomi," jelas Rawlinson.

Analisis Gabungan

Melalui pengukuran aktivitas seismik selama satu tahun terakhir, para peneliti awalnya tidak mengungkap sesuatu yang tak terduga.

Rawlinson mengaku,"Belum ada bukti adanya patahan aktif atau kegempaan yang tidak biasa di daerah."

Namun, berdasarkan hasil analisis gabungan dengan pekerjaan sebelumnya, baru-baru ini mereka menemukan cakupan data data seismik yang belum pernah terjadi di wilayah seismik. Temuan ini menjadi bahan masukan untuk pembangunan kota yang sedang berlangsung.

Sementara itu, Profesor Sri Widiyantoro bekerja sama dengan Pusat Kajian Gempa Bumi Nasional (PuSGeN) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memaksimalkan hasil proyek tersebut

"Data kami digunakan untuk menyempurnakan peta bahaya seismik probabilistik regional," jelas Widiyantoro.

Kementerian PUPR sendiri bertanggung jawab untuk mengembangkan peta bahaya seismik di Indonesia. Melalui wewenang tersebut, mereka membantu merumuskan kebijakan dan koordinasi seputar perencanaan dan pembangunan infrastruktur.

"PUPR sangat mendukung pekerjaan ini dan kolaborasi kami dengan Cambridge," ungkap Widiyantoro.

Dia mengatakan bahwa data tersebut tersedia dalam basis data informasi regional yang dapat diakses secara terbuka, serta yang terpenting data tersebut menjadi masukan bagi perencanaan manajemen bencana.

"Pada akhirnya, tujuan kami adalah membantu para pengambil keputusan memahami risiko gempa bumi untuk memastikan kelangsungan ibu kota baru dalam jangka panjang," kata Rawlinson.

"Tujuan jangka panjang dari kemitraan ini adalah untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuan tentang gempa bumi di seluruh Indonesia, dan siap menghadapi bencana bumi berikutnya," tambah Rawlinson.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads