Cerita Menemukan Kembali Tangan Arca Usai Kebakaran Museum Nasional

ADVERTISEMENT

Cerita Menemukan Kembali Tangan Arca Usai Kebakaran Museum Nasional

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 07 Des 2023 19:01 WIB
Arca perunggu Syiwa, salah satu koleksi Museum Nasional Indonesia.
Dua tangan arca Syiwa ditemukan usai patah dan dalam peristiwa kebakaran Museum Nasional Indonesia, 16 September 2023 lalu. Begini kisahnya. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Jakarta -

Arca Syiwa dari abad ke-9 menjadi salah satu koleksi terdampak kebakaran Museum Nasional Indonesia pada 16 September 2023 lalu. Dua dari empat tangan Syiwa sempat hilang akibat musibah tersebut.

Sub Koordinator Konservasi Indonesian Heritage Agency Dr Nahar Cahyandaru mengatakan, kedua tangan arca tersebut ditemukan dalam proses pencarian berbagai potongan dan beragam item-item kecil dari puing dan sedimen pascakebakaran.

"Pencarian habiskan waktu lama, dari puing di-finishing, puing juga diayak tiga kali, dengan tiga ukuran. Masing-masing ada temuan. Cukup banyak ditemukan fragmen baru, pergelangan arca perunggu Syiwa. Arcanya ketemu, pergelangan itu sebelumnya hilang," kata Nahar dalam diskusi publik Memulihkan Koleksi Pascabencana, Menguatkan Pembelajaran Manusia di Gedung A Kemendikbudristek, Kamis (7/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa Tangan Arca Bisa Hilang?

Kurator Museum Nasional Indonesia Budiman mengatakan, lemari pajang arca perunggu Syiwa semula terbakar. Akibatnya, arca tersebut jatuh. Dua tangan arca Syiwa tersebut patah.

"Itu Arca Syiwa, terbakar vitrine-nya dan jatuh. Vitrine itu showcase, lemarinya. Jadi arcanya terjatuh dan tangannya patah. Entah ke mana kemarin dan segala macem. Hari pertama itu kita temukan si arca itu, dan tangannya itu kan Syiwa ada empat ya. Dua patah. Satu ketemu, satu enggak," terang Budiman.

ADVERTISEMENT

Puing-puing lokasi terdampak dan sedimen pascakebakaran kemudian diayak dengan tiga kali dengan ukuran berbeda untuk mencari sisa koleksi dan potongan-potongan yang terpisah dari koleksi.

"Kami coba cari tahu, kami memutuskan mengayak sedimen, atau si tanah yang ada itu, mencari sisa-sisa koleksi yang ditemukan," kata Budiman.

"Pergelangan tangan itu ketemu, sudah dipastikan, mungkin akan dilakukan rekonstruksi ya," imbuhnya.

Evakuasi Koleksi ke Ruang Aman MNI

Budiman menjelaskan, penyelamatan sejumlah koleksi sedikit terganggu dengan kondisi lokasi terdampak yang mati listrik. Namun, koleksi-koleksi dan fragmen-fragmen yang ditemukan kemudian dievakuasi ke ruang temporer yang lebih aman.

"Beberapa koleksi, karena gedung sementara mati listrik, penyelamatannya sedikit terganggu, kita evakuasi ke ruangan yang lebih aman. Sedangkan untuk di ruang yang utama, masih ada perangkat penyelamatannya, koleksinya masih. Yapi saat ini masih secara reguler bisa kita cek dua hari sekali kondisinya bagaimana," terangnya.

Lokasi terdampak kebakaran MNI terdiri dari ruang keramik, terakota, prasejarah, perunggu, dan budaya Indonesia. Budi mengatakan, ruang terdampak meliputi sekitar 24 persen dari luas Gedung A Museum Nasional Indonesia.

"Luas ruang yang terdampak sekitar 24 persen dari luasan gedung A sendiri. Yang terdampak yaitu ruang keramik, terakota, prasejarah, perunggu, budaya Indonesia," pungkasnya.




(twu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads