Update! Begini Penyelamatan Koleksi Museum Nasional Usai Kebakaran

ADVERTISEMENT

Update! Begini Penyelamatan Koleksi Museum Nasional Usai Kebakaran

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 07 Des 2023 18:00 WIB
Penyelamatan koleksi Museum Nasional Indonesia.
Pengayakan sedimen dan puing-puin lokasi terdampak kebakaran Museum Nasional Indonesia (MNI) dan konservasi spesifik per kondisi koleksi. Foto: Trisna Wulandari/detikEdu
Jakarta -

Indonesian Heritage Agency mencatat, lebih dari 90 persen koleksi Museum Nasional Indonesia (MNI) di lokasi terdampak kebakaran 16 September 2023 sudah dievakuasi. Dari 728 koleksi yang diselamatkan, 28 koleksi yang butuh penanganan segera sudah selesai diremediasi atau distabilisasi untuk masuk tahap restorasi.

Sub Koordinator Konservasi Indonesian Heritage Agency Dr Nahar Cahyandaru mengatakan, koleksi yang butuh penanganan segera mayoritas dari material logam seperti besi, perunggu, dan lain-lain.

"Yang diangkat sudah lebih dari 90 persen, karena sudah mencapai 728. Dari sekian itu, sudah kita kategorisasikan, dan 171 koleksi yang perlu mendapat penanganan segera. Dari 171, sudah kita selesaikan 28. 171 itu mayoritas logam, besi, perunggu, dan logam lainnya," kata Nahar di diskusi publik Memulihkan Koleksi Pascabencana, Menguatkan Pembelajaran Manusia di Gedung A Kemendikbudristek, Kamis (7/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nahar menjelaskan, remediasi atau stabilisasi salah satunya dilakukan bagi koleksi logam yang memiliki korosi aktif, kadar air tinggi, atau sensitif pada perubahan kadar air. Ia mencontohkan, keris besi yang memiliki korosi aktif dan dibiarkan akan mengalami korosi yang sangat cepat. Karakteristik besi membuat produk korosinya akan jadi pemicu korosi berikutnya.

"Ini yan harus dihilangkan segera. Ketika korosi aktifnya sudah hilang, maka sudah stabil. Nantinya, kita berpikir untuk meluruskan, menyambung, sudah lebih leluasa," terangnya.

ADVERTISEMENT

"Tahap restorasi tersebut kira-kira akan mulai tahun depan," imbuh Nahar.

Tahap Penyelamatan Koleksi Museum Kebakaran

Nahar menuturkan, penyelamatan koleksi Museum Nasional Indonesia dari peristiwa kebakaran dimulai dengan evakuasi koleksi dari lokasi terdampak ke ruang temporer. Pendataan ulang koleksi kemudian disusul dengan cross-check ke data sebelum peristiwa kebakaran.

Instrumen klasifikasi kerusakan kemudian disiapkan dan diuji ke koleksi untuk melihat tingkat kegawatan rusaknya. Keparahan rusak koleksi terbagi tiga. Kategori hijau menandakan koleksi bisa direstorasi ringan dan retouch.

Nahar menjelaskan, koleksi kategori rusak ringan memiliki kondisi keutuhan di atas 90 persen. Objek dapat kembali ke kondisi yang tidak jauh dari semula. 53,4% koleksi MNI yang terdampak kebakaran berada di kategori rusak ringan.

Klasifikasi menengah (kuning) merujuk pada kondisi 70-90 persen utuh. Konservasinya yakni dengan restorasi tertentu. 31,3% koleksi MNI yang terdampak kebakaran berada di kategori ini.

"Relatif bisa pulih lagi, meskipun meninggalkan cacat," terang Nahar.

"Untuk yang pecah, perubahan bentuk, kita coba kembalikan ke kondisi semula. Kita tidak bisa janjikan target selesainya, karena tingkat kesulitannya bervariasi," tuturnya.

Sedangkan koleksi kategori merah berarti koleksi bersangkutan butuh remediasi agar stabil memasuki tahap final, yaitu restorasi. 13,5% koleksi terdampak kebakaran MNI masuk kategori ini. Sementara itu, 13 buah (1,8%) koleksi belum diklasifikasikan.

"Label merah, artefak gabisa balik ke kondisi semula. Logam meleleh, gerabah berubah bentuk akibat sudah dibakar lalu dibakar lagi di suhu tinggi, merelakan nggak kembali ke kondisi semula. Gitu juga artefak kayu, yang sangat sulit untuk berharap dipulihkan," tuturnya.

"Seminggu kemudian kami minta UNESCO untuk standar internasionalnya, diberikan (publikasi) First Aid to Cultural Heritage in Times of Crisis. Rupanya yang telah kami lakukan tidak banyak berbeda," terang Nahar.

Potensi Pameran 2024

Sepanjang November-Desember, tim konservasi fokus pada penanganan koleksi dengan media yang harus segera didahulukan.

"Untuk yang pecah, perubahan bentuk, kita coba kembalikan ke kondisi semula. Kita tidak bisa janjikan target selesainya, karena tingkat kesulitannya bervariasi," kata Nahar.

Nahar menjelaskan, prioritas penanganan pertama yakni prioritas stabilisasi. Di samping itu, tim konservasi juga mempertimbangkan value (nilai penting) dan potensi pameran di awal 2024.

"Kemudian ada beberapa koleksi yang akan dipamerkan, Januari-Februari, kita masih menunggu panitia yang akan melaksanakan," tuturnya.

"Tetapi, apapun pertimbangannya, selama koleksinya sudah kita stabilkan, kita bisa berpikir lebih jernih," imbuuhnya.

Pelibatan Ahli di Dalam & Luar Negeri

Nahar menjelaskan, penanganan koleksi logam MNI yang terdampak kebakaran menjadi salah satu poin yang dikomunikasikan tim RI dengan ahli dari mancanegara. Sebab, koleksi bermateri logam rawan terhadap perubahan suhu.

"Proses penempaan logam, logam itu setelah dipanaskan, panas, antara didinginkan mendadak dengan tidak didinginkan mendadak itu beda. Strukturnya berbeda. Ketika dia meleyot, apakah dia bisa diluruskan kembali atau tidak, itu membutuhkan proses yang melibatkan pemanasan, dan sebagainya," terangnya.

"Ini punya risiko. Hal yang punya risiko sendiri ini harus kita konsultasikan pada ahli. Kami belum punya pengalaman misalnya logam yang berubah bentuk ini. Kalau logam umum, ditempa, selesai. Tetapi kita tidak mungkin melakukan itu. Sehingga kita akan menanyakan pada yang lebih berpengalaman," sambungnya.

Kolaborasi Pulihkan MNI

Nahar menjelaskan, berbagai pihak terlibat dalam pemulihan koleksi dan bangunan MNI pascakebakaran. Mulai dari pihak BLU Museum dan Cagar Budaya sendiri seperti dari Museum Nasional dan unit-unitnya dan para ahli di dalam negeri.

"Ahli-ahli dalam negeri itu beberapa senior terutama baik dari eks yang pernah bekerja di Kemendikbud dan museum, juga ada beberapa ada akademisi, peneliti dari BRIN, dan sebagainya," terang Nahar.

"Ada juga internasional yang akan terlibat. Karena banyak komunikasi, jadi sudah banyak komunikasi dengan banyak negara, kita sudah mengawali penjajakan yang nantinya mereka akan masuk. Karena kita akan petakan dulu porsi mana yang akan kita berikan ke pihak internasional, hal-hal yang menurut kita perlu dukungan dan selama ini mungkin belum begitu ahli di bidang itu," pungkasnya.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads