Para peneliti dari Oregon dan University of New Hampshire tengah mencari tahu asal usul penyakit pernapasan anjing atau Canine Infectious Respiratory Disease Complex (CIRDC) yang misterius.
Penyakit pernapasan yang menyebar di kalangan anjing di Oregon ini, telah menjadi sorotan sejak laporan pertama yang diterima Departemen Pertanian Oregon (ODA) pada bulan Agustus 2023.
Selain itu, lebih dari 200 kasus dilaporkan di Oregon sejak Agustus dengan kasus lain tersebar di Colorado, Illinois, dan University of New Hampshire, sebagaimana dikutip dari laman Oregon Veterinary Medical Association.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyakit Pernapasan Menular Anjing
Melansir laman resmi University of New Hampshire (NH), penyakit ini adalah sindrom pernapasan, yang terdapat sekelompok hewan dengan gejala klinis serupa.
Biasanya kasus-kasus ini melibatkan rentetan penyakit yang berlarut-larut, kadang-kadang berujung pada pneumonia. Meskipun ada laporan kematian di NH, jumlah penyerahan bangkai atau potongan jaringan paru-paru sangatlah minim.
Diketahui, wabah Canine Infectious Respiratory Disease Complex (CIRDC) dapat menyerang populasi anjing, dan beberapa kasus diantaranya dapat berakibat serius. Ditularkan melalui droplet pernapasan, baik virus maupun bakteri dapat menyebabkan CIRDC.
Kasus CIRDC lebih sering terjadi pada hewan yang ditempatkan di tempat seperti tempat penampungan, asrama, atau fasilitas pelatihan dibandingkan pada hewan yang ditempatkan di rumah pribadi, terutama pada hewan yang memiliki akses terbatas terhadap anjing lain.
Gejala penyakit ini ditandai dengan batuk, bersin, lesu hingga keluarnya cairan dari mata atau hidung.
Identifikasi Awal Penyakit CIRDC
Temuan awal dalam penelitian metagenomik tidak mengungkapkan adanya virus RNA atau DNA yang menjadi perhatian, dan tidak ada patogen pernapasan jamur atau bakteri yang teridentifikasi dengan penyakit pernapasan anjing.
Meskipun ada organisme yang mirip bakteri yang ditemukan dalam beberapa sampel, identifikasi pasti sulit, karena organisme tersebut tidak dapat dibiakkan. Sampel kontrol yang lebih tua juga tidak menunjukkan keberadaan organisme yang sama.
Temuan pada penyakit ini pun masih pada tahap awal, sehingga diperlukan lebih banyak pengujian dan analisis sebelum sindrom pernapasan anjing ini dapat dikaitkan dengan penyebab spesifik.
Apa yang Bisa Pemilik Anjing Lakukan?
Para ilmuwan pun memberikan saran kepada pemilik anjing yang khawatir terhadap kemungkinan infeksi untuk mencegah dan mengurangi risiko infeksi yang mungkin terjadi pada anjing dalam situasi-situasi semacam itu.
Pemilik anjing dapat membantu melindungi hewan peliharaannya dari penyakit pernapasan secara umum dengan langkah-langkah berikut:
1. Mengurangi kontak dengan anjing tak yang dikenal. Sebab, semakin banyak kontak yang dilakukan anjing, makan akan semakin besar risiko tertular penyakit dari anjing lain yang dijumpai.
2. Menghindari kontak dengan anjing yang kelihatan sakit, seperti yang terlihat dari gejala seperti batuk, pilek, atau mata yang berair.
3. Merawat anjing yang sakit di rumah dan carilah perawatan dokter hewan.
4. Jika memiliki banyak anjing, hindari menggunakan mangkuk air yang sama untuk beberapa anjing.
5. Tanyakan kepada dokter hewan tentang vaksin apa yang dibutuhkan oleh anjing, seperti vaksin flu anjing, Bordetella, dan parainfluenza.
6. Jika anjing peliharaan sakit, melakukan tes PCR juga perlu dilakukan untuk membantu dokter hewan menentukan penyebabnya, baik itu virus atau bakteri.
(faz/faz)