China kembali menghadapi lonjakan kasus penyakit pernapasan pneumonia. Berbeda dengan pneumonia pada Covid-19, penyakit ini marak menyerang anak-anak.
Sekolah-sekolah mulai tutup. Rumah sakit di China juga mulai kewalahan menangani lonjakan jumlah pasien anak. Sekolah-sekolah pun ditutup.
Apa Sebabnya?
Sejauh ini, China mengklaim bahwa pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, RSV, influenza, dan virus flu biasa. Namun melihat penyebaran di kelompok anak-anak, muncul kekhawatiran bahwa tingkat keparahan penyakit ini cenderung terabaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, dr Joseph Ambani selaku dokter spesialis penyakit menular mengatakan pihaknya belum cukup mengetahui secara jelas perihal penyakit pernapasan itu.
"(Memahami) apakah itu virus baru atau mutasi dari virus yang sudah ada sangatlah penting. Pengetahuan ini membentuk prediksi kita tentang penyebaran dan virulensinya. Jika itu adalah virus baru, kita akan mencoba menyelidikinya," jelasnya dalami Mirror News UK, Jumat (1/12/2023).
"Hal yang tidak diketahui, dengan potensi virulensi yang lebih tinggi dan kurangnya kekebalan pada populasi," lanjutnya.
Merebak di Eropa
Tak hanya di China, Eropa juga mengalami hal serupa. Negara Belanda ikut melaporkan lonjakan kasus pneumonia pada anak-anak.
Menanggapi hal ini, dr Ambani mengaku ada tantangan besar lantaran penyebab dan penyebaran penyakit ini masih tidak diketahui secara pasti. Ditegaskannya, sistem layanan kesehatan Eropa harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
(nir/nwk)