Pakar UGM: Bahaya Cairan yang Dipakai Manusia Silver Tak Cuma Dirasakan Pemakai

ADVERTISEMENT

Pakar UGM: Bahaya Cairan yang Dipakai Manusia Silver Tak Cuma Dirasakan Pemakai

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 07 Des 2023 09:00 WIB
Pengamen
Manusia Silver. (Foto: ANTARA FOTO/Yudi)
Jakarta -

Pernahkah kamu melihat manusia silver? Manusia silver biasanya tampil di tempat atraksi turis maupun jalan besar.

Manusia silver adalah sebutan untuk seseorang yang melumuri tubuhnya dengan warna silver dan bergerak seperti robot. Cairan silver yang digunakan berasal dari cat silver.

Menurut arsip detik.com, manusia silver muncul di kota Bandung pada tahun 2012. Mereka tergabung dalam 'Komunitas Silver Peduli' yang saat itu berkedok gerakan donasi untuk anak yatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, manusia-manusia silver ini kemudian meminta uang kepada para pengguna jalan atau mengamen untuk dirinya sendiri. Kendati sudah dilarang sejak 2013, manusia silver tetap eksis bahkan bermunculan di daerah-daerah lain.

Salah satunya di persimpangan jalan DI Yogyakarta. Pakar Universitas Gadjah Mada (UGM) menyoroti bahaya dari fenomena itu.

ADVERTISEMENT

Bahaya Cairan Silver pada Manusia Silver

Ia mengungkapkan jika bahan pada cairan silver yang digunakan untuk melumuri secara langsung bagian tubuh mengandung beberapa bahan kimia yang berbahaya.

"Dari data analisis menggunakan instrumentasi XRF (X-Ray Fluorescence), ditemukan bahwa penyusun utama bahan kimia dari cairan silver tersebut adalah unsur Al, Cl dan K," ungkap Ketua Pelaksana Program Pengabdian FMIPA UGM, Prof Endang Tri Wahyuni, dalam laman UGM dikutip Rabu (6/12/2023).

Endang menyebutkan dalam skala ppm (part per million), ditemukan unsur logam berat berbahaya yaitu Hg (merkuri) dan Cr (kromium) dalam bahan silver tersebut. Sementara kandungan unsur perak (Fe) sendiri dalam cairan silver tidak terlalu besar.

"Justru kandungan perak di cairan silver hanya di kisaran 0,18%," tuturnya.

Bahaya bagi Masyarakat

Anggota pelaksana program pengabdian, Dr Suherman melanjutkan bahwa bahan kimia penyusun warna silver tersebut tidak hanya berbahaya bagi pemakainya. Namun, bahaya juga dapat dirasakan masyarakat. Saat pembilasan, bahan kimia cairan silver berpotensi masuk ke badan air dan sumber air konsumsi masyarakat.

Oleh karena itu, tim pengabdian FMIPA UGM mencoba melakukan sosialisasi dan pendekatan ke pelaku manusia silver di beberapa wilayah Yogyakarta. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko pemakaian larutan silver ke manusia dan lingkungan sekitar.




(nir/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads