Manfaat Berpikir Matematis bagi Siswa untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Kritis

ADVERTISEMENT

Manfaat Berpikir Matematis bagi Siswa untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Kritis

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Rabu, 06 Des 2023 15:30 WIB
Satuan waktu matematika
Foto: Getty Images/iStockphoto/imtmphoto
Jakarta -

Mengembangkan cara berpikir matematis pada anak membantu mereka dalam mengembangkan pengambilan keputusan dan mempertimbangkan masalah pribadi, sosial, politik, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan, sebagaimana dilansir dari situs University of New South Wales (UNSW).

"Matematika membantu kita membuat penilaian terhadap segala sesuatu dalam konteks pertimbangan tertentu," kata Profesor Kim Beswick, Kepala Sekolah UNSW.

Pentingnya membekali anak dengan hal tersebut untuk menghadapi perubahan dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika orang tidak memahami matematika, maka tidak dapat terlibat dalam percakapan tentang apa yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dalam hidup," tambahnya.

Pentingnya Belajar Matematika

Menurut Beswick, mengajari anak berpikir kritis secara matematis berguna untuk pemecahan masalah yang baik.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah kunci untuk menemukan solusi terhadap berbagai tantangan nasional dan internasional yang sedang berkembang, seperti perubahan teknologi, lingkungan, ekonomi, dan sosial," jelasnya.

"Contohnya ketika siswa SMA Brisbane diminta mempertimbangkan apakah penduduk korban banjir harus menerima tawaran pemerintah untuk membeli properti mereka atau tidak, maka mereka dapat melihat secara matematis dan menganggap membeli properti adalah hal baik, tetapi ada pertimbangan lain," jelasnya lagi.

Pemikiran matematis mendorong anak untuk berpikir kritis tentang cara informasi disajikan dengan mempertimbangkan asumsi yang dibuat. Ini mendorong mereka mengajukan pertanyaan yang tepat mengenai informasi yang diperlukan, faktor lain yang dipertimbangkan, dan sebagainya. Memiliki pemikiran kritis matematis dapat membantu berpikir dan mengetahui segala hal secara lebih luas sehingga bisa berdampak positif, tidak hanya pada aspek akademis.

Pemahaman Matematika

Meski menurut data Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) OECD, menunjukkan bahwa siswa Australia menganggap matematika sulit.

"Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa mempelajari algoritma secara rutin dan berusaha mendapatkan jawaban yang benar. Namun dalam menghadapi masalah hidup, mereka tidak menggunakan matematika, yang berarti mereka tidak paham secara mendalam," ucap Beswick.

Pentingnya mengajarkan matematika untuk memastikan siswa benar-benar paham dan tahu cara melakukan perhitungan. Masalah diperburuk dengan kurangnya guru dan kebanyakan mengajar di luar daerah. Metode pengajaran di Australia juga berbeda dengan Jepang yang lebih sedikit soal tetapi menghabiskan waktu lama untuk mengerjakannya.

Menurut Beswick, guru yang baik dapat memandu diskusi kelas tentang suatu masalah yang menarik sedemikian rupa sehingga siswa tidak membuang waktu dan menjadi frustasi.

"Mereka mengembangkan wawasan yang lebih dalam dan membuat hubungan ide matematika dengan cara penggunaannya," ucapnya.

Melibatkan Siswa dalam Masalah

Prof Beswick bersama tim ahli nasional dalam proyek Australian Research Council (ARC), memperkenalkan siswa pada konsep matematika baru melalui soal-soal yang lebih rumit.

"Siswa mungkin menghabiskan seluruh pelajaran pada satu masalah atau isu lebih lama. Namun mereka akan mempelajari konsep lebih mendalam dan mempraktikan keterampilan itu," jelas Beswick.

Siswa akan membangun pemahaman mereka tentang matematika di luar hal yang bersifat utilitarian.

"Ini tentang berpikir kritis tidak sekedar mengerjakan proses dengan kalkulator," ucapnya lagi.

Hal ini akan menginspirasi anak untuk belajar matematika dan membantu kekurangan guru.

Pentingnya Pendekatan Guru

Keyakinan guru terhadap kemampuan siswa juga mempengaruhi pendekatan mereka dalam mengajar cara menumbuhkan pemikiran kritis.

"Seringkali guru mengklasifikasikan siswa, lebih baik jika menurunkan level dan membantu mereka memperbaiki dan menjelaskan dengan cara lain," kata Beswick.

Sebagai contoh ketika Beswick bersekolah SMA, ia memilih pelajaran matematika. Gurunya selalu bersamanya saat makan siang untuk membantu Beswick memahami konsep sulit.

"Saya ingat saat guru saya menjelaskan teorema limit dan dia melakukannya dengan sangat baik, itu menyentuh hati saya," ucap Beswick.

Meskipun tidak semua matematika memiliki relevansi dengan dunia nyata, namun pengajaran tersebut harus mencakup pengembangan pemikiran kritis.

"Matematika itu seperti seni yang tidak semua orang dapat menikmatinya, namun harus diberi kesempatan untuk mengaksesnya. Melihat bagaimana matematika dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan akan menjadi inspirasi siswa untuk mempelajarinya," tuturnya.




(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads