Karya AA Navis, Penyair-Pahlawan Nasional yang Hari Lahirnya Dirayakan UNESCO

ADVERTISEMENT

Karya AA Navis, Penyair-Pahlawan Nasional yang Hari Lahirnya Dirayakan UNESCO

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 04 Des 2023 15:00 WIB
AA Navis
AA Navis. (Foto: Balai Bahasa Sumatera Barat Kemdikbud)
Jakarta -

Hari lahir AA Navis baru saja ditetapkan sebagai perayaan internasional oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Ketetapan ini diumumkan pada hari penutupan Umum ke-42 UNESCO, 22 November 2022, di Paris, Prancis.

Bersamaan dengan Keumalahayati, keputusan ini berdasarkan sidang Plenary Report dari rangkaian Sidang Umum UNESCO ke-42, dikutip dari laman Kemdikbud. Sebenarnya, siapa AA Navis?

Ali Akbar Navis atau lebih dikenal dengan AA Navis, adalah seorang penulis dan budayawan terkemuka Indonesia. AA Navis menghasilkan sejumlah besar publikasi dan bekerja menjadi guru bagi penulis lain selama hidupnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lengkapnya, simak profil serta karya AA Navis berikut.

Profil AA Navis

AA Navis lahir di Padangpanjang, Sumatera Barat, 17 November 1924. Ia merupakan anak sulung dari 15 bersaudara.

ADVERTISEMENT

Navis menempuh pendidikan formal di sekolah Indonesisch Nederiandsch School (INS) daerah Kayutaman selama sebelas tahun. Selama sekolah di INS, Navis mendapat pelajaran kesenian dan berbagai keterampilan.

Pendidikan formalnya terhenti di INS. Selanjutnya, ia belajar secara otodidak.

Kecintaan Terhadap Sastra

Kecintaan AA Navis pada dunia sastra mulai tumbuh di rumah. Saat itu, orang tuanya berlangganan majalah Panji Islam dan Pedoman Masyarakat.

Kedua majalah yang memuat cerita pendek dan cerita bersambung menarik perhatian Navis. Ayahnya, St Marajo Sawiyah, mengetahui dan mau mengerti akan kegemaran Navis.

Ayahnya lalu memberikan uang agar Navis dapat membeli buku bacaan kegemarannya. Itulah modal awal Navis untuk menekuni dunia karang-mengarang di kemudian hari.

Saat masih bersekolah, ia harus menempuh jarak yang cukup jauh. Perjalanan panjang yang ditempuhnya setiap hari itu dimanfaatkannya untuk membaca buku sastra yang dibelinya.

Terjun di Dunia Tulis

Kegemarannya membaca buku memungkinkan intelektualnya berkembang. Bahkan, ia terlihat menonjol dibanding teman seusianya.

Dari berbagai bacaan yang diperolehnya, Navis kemudian mulai menulis kritik dan esai. Ia berusaha menyoroti kelemahan cerpen Indonesia dan mencari kekuatan cerpen asing.

Navis juga mencoba memperbaiki cerpen Indonesia dengan menulis cerpennya sendiri. Ia memadukannya dengan kekuatan yang dimiliki cerpen asing.

Navis memulai kariernya sebagai penulis di usia sekitar tiga puluhan. Sebenarnya, ia sudah mulai aktif menulis sejak tahun 1950, tetapi, kepenulisannya baru diakui sekitar tahun 1955 sejak cerpennya banyak muncul di beberapa majalah, seperti Kisah, Mimbar Indonesia, Budaya, dan Roman.

Selain cerpen, Navis juga menulis naskah sandiwara untuk beberapa stasiun RRI, seperti Stasiun RRI Bukittinggi, Padang, Palembang, dan Makassar. Ia juga mulai menulis novel dengan tema kedaerahan dan keagamaan sekitar masyarakat Minangkabau.

Di luar bidang kepengarangannya, Navis bekerja sebagai pemimpin redaksi di harian Semangat (harian angkatan bersenjata edisi Padang), Dewan Pengurus Badan Wakaf INS, dan pengurus Kelompok Cendekiawan Sumatera Barat (Padang Club).

Karya AA Navis

Cerita Pendek

1. Robohnya Surau Kami (kumpulan cerpen), Jakarta: Gramedia, 1986
2. Hujan Panas dan Kabut Musim (kumpulan cerpen), Jakarta: Jambatan, 1990
3. "Cerita Tiga Malam", Roman, Thn. V, No.3, 1958:25--26
4. "Terasing", Aneka, Thn. VII, No. 33, 1956:12--13
5. "Cinta Buta", Roman, Thn. IV, No. 3, 1957
6. "Man Rabuka", Siasat, Thn. XI, No. 542, 1957:14--15
7. "Tiada Membawa Nyawa", Waktu, Thn. XIV, No.5, 1961
8. "Perebutan", Star Weekly, Thu. XVI, No. 807, 1961
9. "Jodoh", Kompas, Thu. Xl, No. 236, 6 April 1976:6

Puisi

Dermaga dengan Empat Sekoci (kumpulan 34 puisi), Bukittinggi: Nusantara

Novel

1. Kemaarau, Jakarta: GrasIndo, 1992
2. Saraswati si Gadis dalarn Sunyi, Jakarta: Pradnya Paramita, 1970.

Karya Nonfiksi

1. "Surat-Surat Drama", Budaya, Thn.X, Januari-Februari 1961
2. "Hamka Sebagai Pengarang Roman", Berita Bibliografi, Thn.X, No.2, Juni 1964
3. "Warna Lokal dalam Novel Minangkabau", Sinar Harapan, 16 Mel 1981
4. "Memadukan Kawasan dengan Karya Sastra.", Suara Karya, 1978
5. "Kepenulisan Belum Bisa Diandalkan sebagai Ladang Hidup", Suara Pembaruan, 1989
6. "Menelaah Orang Minangkabau dari Novel Indonesia Modern", Bahasa dan
Sastra, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1977

Hadiah dan Penghargaan

Berkat karya-karyanya, AA Navis beberapa kali meraih penghargaan nasional maupun internasional, di antaranya:

1. Hadiah kedua lomba cerpen majalah Kisah (1955) untuk cerpen "Robohnya Surau Kami"
2. Penghargaan dari UNESCO (1967) untuk kumpulan cerpen Saraswati dalam Sunyi
3. Hadiah dari Kincir Emas (1975) untuk cerpen "Jodoh"
4. Hadiah dari majalah Femina (1978) untuk cerpen "Kawin"
5. Hadiah seni dari Depdikbud (1988) untuk novel Kemarau
6. SEA Write Awards (1992) dari Pusat Bahasa (bekerja sama dengan Kerajaan Thailand)

Itulah profil dan karya-karya penyair tersohor AA Navis. Sudah pernah baca salah satunya, detikers?




(nir/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads