Dr Soetomo, Pahlawan Kemerdekaan yang Bergerak di Bidang Kedokteran-Pendidikan

ADVERTISEMENT

Dr Soetomo, Pahlawan Kemerdekaan yang Bergerak di Bidang Kedokteran-Pendidikan

Baladan Hadza - detikEdu
Kamis, 16 Nov 2023 10:00 WIB
Salah satu tokoh yang berperan dalam pembentukan organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908 adalah dr. Sutomo. Lalu, bagaimana sejarah berdirinya Budi Utomo? Cek penjelasannya!
Foto: Dok Pahlawan Center/Kementerian Sosial
Jakarta -

Dr Soetomo menjadi salah satu tokoh besar yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan Indonesia pada era kemerdekaan. Dalam perjuangannya mencapai kemerdekaan dari penjajahan, Dr Soetomo berhasil mendirikan organisasi Budi Utomo. Organisasi ini memainkan peran penting dalam masa pergerakan nasional Indonesia dan berfokus pada perbaikan pendidikan dan pengajaran.

Atas pergerakan tersebut, banyak organisasi-organisasi bermunculan untuk melanjutkan sekaligus membuat terobosan dalam melawan penjajahan.

Untuk mengetahui lebih banyak tentang profil dari Dr Soetomo dan perannya, berikut ini ulasannya sebagaimana dikutip dari buku "Soetomo: Pemikiran dan Perjuangannya" dan buku "Soetomo dan Perjuangannya" yang disusun oleh Museum Kebangkitan Nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masa Kecil Dr Soetomo

Dr Soetomo memiliki nama asli Soetomo. Ia lahir tanggal 30 Juli 1888di Ngepeh, Nganjuk, Jawa Timur dengan nama lahir Soebroto. Dia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan Raden Soewadji dan Raden Ajoe Soedarmi.

Pergantian nama dari Soebroto menjadi Soetomo diawali dengan masa kecilnya yang hidup dengan dititipkan oleh orang tuanya kepada pamannya.

ADVERTISEMENT

Pada suatu saat, Soebroto kecil hendak didaftarkan oleh pamannya ke sekolah Belanda, yakni Europeesche Lagere School (ELS), namun sekolah menolaknya.

Pada besoknya, Soebroto kecil didaftarkan kembali dengan nama Soetomo sebagai adik dari Sahit, anak pamannya, yang akhirnya diterima. Sejak saat itu, Soetomo menjadi nama tetapnya.

Profil Pendidikan dan Awal Pembentukan Organisasi Budi Utomo

Selama sekolah di ELS, Soetomo dikenal sebagai pribadi yang baik dalam bersosialisasi, sehingga ini menjadikannya banyak dihormati oleh guru, murid dan mitra Belanda.

Seusai lulus dari ELS, pada 10 Januari 1903 Soetomo bersekolah di School Tot Opleiding Van inlandsche Artsen (Stovia) atau Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera. Namun, pada awal-awal pendidikan Soetomo belum menunjukkan sebagai pelajar dengan nilai yang baik.

Hal ini pun sampai membuat orang tuanya mengirimi surat kekecewaan atas perilaku anaknya tersebut. Berawal dari ini, kepribadian Soetomo mulai berubah dan menjadi pribadi yang cermat dan teratur hingga mampu mengejar ketertinggalan pelajaran di sekolahnya.

Pada tanggal 20 Mei 1908, Soetomo dan beberapa kawannya, seperti Goenawan Mangoenkoesoemo, R. Goembrek, M. Soewarno, M. Saleh, M. Soelaiman, Gondoh Soewarno, R. Angka, dan M. Soeradji, membentuk organisasi pergerakan yang diberi nama Boedi Oetomo dengan Soetomo yang dipilih sebagai ketuanya.

Didirikannya organisasi Budi Utomo adalah langkah untuk mengatasi kebijakan pendidikan yang dibatasi oleh pemerintah kolonial Belanda saat itu. Sehingga didirikannya Budi Utomo ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pendidikan dan pengetahuan di kalangan masyarakat Indonesia, terutama para pemuda.

Organisasi Budi Utomo

Berdirinya Boedi Oetomo mendapat respon positif dari pelajar STOVIA dan pelajar di daerah lain, sehingga dalam waktu singkat anggotanya terus bertambah dan cabang Boedi Oetomo didirikan di berbagai daerah.

Mengutip dari buku "Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Budi Utomo sampai dengan Pengakuan Kedaulatan" oleh Sudiyo dkk, pada tahun 1908 organisasi Budi Utomo mengadakan kongres pertama di Yogyakarta.

Kongres itu menetapkan tujuan organisasi yaitu memajukan pendidikan, pertanian, peternakan, dagang, teknik, industri, dan kebudayaan.

Namun, pada tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya sebagai reaksi terhadap asas "Kebangsaan Jawa" yang dianggap sudah tidak relevan dengan perkembangan nasionalisme yang lebih luas.

Ini menjadi awal dari berakhirnya organisasi Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan pertama di Indonesia.

Kemudian pada tahun 1927, Soetomo bergabung dengan PPPKI yang dipelopori oleh Ir. Sukarno, tetapi mereka tetap menjunjung asas kooperatif.

Pada tahun 1928, Soetomo menambahkan asas perjuangan baru, yaitu ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia, menandakan perubahan menuju perjuangan yang lebih nasional.

Namun, Soetomo akhirnya mengakhiri sejarahnya dengan bergabung dengan PBI pada tahun 1935 dan membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra).

Atas jasa Soetomo, tanggal pembentukannya, yakni 20 Mei 1908 diperingati sebagai Hari Kebangkitan.

Peran Dr Soetomo

1. Dalam Profesi Kedokteran

Setelah lulus dari STOVIA, dan kemudian memperoleh gelar dokter, Dr Soetomo juga berperan penting dalam profesi kedokteran.

Setelah kembali ke Indonesia pada Juni 1923, dia diangkat sebagai pengajar di Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) di Surabaya. Sejak itu, dia menjadi dokter sekaligus mengajar secara bersamaan.

Sebagai pengajar, dia memberikan kuliah di pagi hingga siang hari. Sedangkan di sore hari, Dr Soetomo menerima pasien di rumahnya.

Ruangan tamu di rumahnya digunakan sebagai ruang tunggu untuk pasien-pasiennya. Dengan teliti, Dr Soetomo memeriksa pasien-pasien ini, dan istrinya, Evardina Broering, membantu dalam proses perawatan medis.

2. Dalam Bidang Politik

Dr Soetomo adalah seorang tokoh yang menyadari pentingnya kekuasaan politik untuk membuat pemerintah kolonial lebih peduli terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia.

Untuk menyampaikan aspirasinya, dia sering memberikan pidato politik. Dr. Goenawan Mangoenkoesoemo juga membantu menyampaikan aspirasi melalui tulisan.

Ketika Soetomo kembali dari Belanda, dia bahkan menjadi anggota Dewan Kotapraja Surabaya pada tahun 1924 untuk berjuang demi aspirasi rakyat. Namun, ketika Soetomo tidak setuju dengan kebijakan dewan, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Dengan tindakan Dr Soetomo dan peran politiknya tersebut menunjukkan bahwa dia berperan dalam perjuangan politik demi kemerdekaan Indonesia.

3. Dalam Bidang Ekonomi

Saat penjajahan, Dr Soetomo berusaha mengatasi masalah kesejahteraan rakyat dan penjajahan dengan dua cara utama, yakni pendidikan dan ekonomi. Untuk pendidikan, dia mendirikan berbagai organisasi dan bank yang membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Dia juga mendirikan yayasan untuk membangun tempat bagi ide-ide perjuangan. Di samping itu, Dr Soetomo juga berusaha memajukan ekonomi rakyat dengan mengubah bank desa menjadi koperasi kredit dan memberikan pendidikan kepada petani agar mereka bisa meningkatkan taraf hidup mereka.

Dengan cara ini, Dr Soetomo berusaha memperbaiki keadaan ekonomi rakyat dan memberikan pendidikan untuk perjuangan kemerdekaan.

4. Dalam Bidang Sosial Pendidikan

Dr Soetomo memiliki peran penting dalam meningkatkan pendidikan dan mengatasi buta huruf di kalangan masyarakat. Dia juga menyarankan agar pesantren memiliki peran lebih besar dalam pendidikan untuk warga pribumi.

Selain itu, Dr Soetomo juga mendorong pengiriman mahasiswa ke negara tetangga untuk mempelajari pengetahuan praktis seperti pertanian, perikanan, perdagangan, dan bahasa Inggris.

Dia juga berupaya agar pemerintah kolonial meningkatkan jumlah guru dan menyelaraskan pendidikan dengan program pembangunan dan pertumbuhan penduduk.

Untuk memastikan akses pendidikan yang lebih adil, Dr Soetomo menyarankan agar biaya sekolah disesuaikan dengan keadaan rakyat serta memberikan beasiswa dan fasilitas asrama.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads