Profil Fatmawati, Penjahit Bendera Pusaka Merah Putih

ADVERTISEMENT

Profil Fatmawati, Penjahit Bendera Pusaka Merah Putih

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Minggu, 03 Des 2023 12:30 WIB
Profil Fatmawati biasanya banyak dicari jelang perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia. Seperti kita ketahui, Fatmawati adalah penjahit Sang Saka Merah Putih.
Fatmawati adalah penjahit Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Berikut profil singkatnya. Foto: Instagram @puti_soekarno
Jakarta -

Detikers, apa masih ingat, siapa tokoh yang menjahit bendera merah putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia? Ya, Fatmawati adalah istri Soekarno yang dikenal atas jasanya dalam menjahit Sang Saka Merah Putih.

Fatmawati juga mendapat gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya. Dikutip dari Jejak-Jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia karya J. B. Soedarmanta dan Buku Pintar Mengenal Pahlawan Indonesia karya Suryadi Pratama, berikut sekilas sosoknya.

Profil Fatmawati

Perempuan ini memiliki nama asli Fatimah. Ia dilahirkan di Bengkulu pada 5 Februari 1923 dari ibu bernama Siti Chadidjah dan Ayahnya Hassan Din. Masa muda Fatmawati dipenuhi tantangan dan kesulitan akibat sistem kolonialisme yang menjajah Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun semasa muda, Fatwamati berkesempatan menempuh pendidikan dasarnya di Hollandsch Inlandsche School (HIS). Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan yang dikelola oleh organisasi Katolik.

Fatmawati adalah sosok yang berasal dari keluarga Muhammadiyah. Ia juga turut aktif dalam organisasi Nasyiatul Aisyiyah, organisasi Islam yang berada di bawah naungan Muhammadiyah.

ADVERTISEMENT

Pernikahan dengan Soekarno

Fatmawati pertama kali bertemu dengan Soekarno ketika dipindahkan dari pengasingan di Flores ke Bengkulu oleh pemerintah Belanda. Soekarno, yang saat itu menjadi anggota Muhammadiyah dan guru di sana, kemudian melamar Fatmawati. Setelah menceraikan Inggit, Soekarno dan Fatmawati menikah di Jakarta pada 1943.

Pertengahan Agustus 1945, Soekarno dan Moh. Hatta menghadapi tuduhan kolaborasi dengan Jepang, Fatmawati sendiri yakin suaminya tidak pernah mengkhianati perjuangan bangsa Indonesia. Sebab, ia sendiri menyaksikan semangat suaminya membahas sila-sila dalam konsep Pancasila.

Terlibat dalam Sejarah Proklamasi

Pada 1 Juni 1943, Fatmawati berangkat menuju Jakarta. Sejak itu, ia mendampingi Soekarno dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Dalam mendampingi suaminya tersebut, Fatmawati turut meninggalkan jejaknya dengan menjahit bendera Sang Saka Merah Putih.

Sesuai janji kemerdekaan dari Jepang pada September 1944, rakyat dapat mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jepang pada hari-hari besar. Namun, di masa itu rakyat yang bahkan menggunakan pakaian dari karung atau goni kesulitan memperoleh kain, dikutip dari Menyelisik Museum Istanan Kepresidenan oleh Dr Kukuh Pamuji, MPd MHum.

Perwira Sendenbu (Departemen Propaganda Jepang), Kolonel Hitoshi Shimizu memerintahkan seorang perwira Jepang untuk mengambil kain merah dan putih secukupnya dan memberikannya ke Fatmawati. Dua blok kain merah-putih halus itu setara jenis primissima yang dipakai untuk batik tulis halus.

Kain itu diperoleh dari gudang di Jalan Pintu Air, Jakarta Pusat. Chairul dari golongan muda mengantarkannya langsung ke Pegangsaan, tempat Fatmawati yang sedang hamil tua tinggal.

Bendera merah putih pusaka itu dijahit di ruang makan, depan kamar tidur Fatmawati. Ia menjahitnya dengan mesin jahit Singer yang digerakkan dengan tangan. Kondisi badan dan besarnya bendera membuat Fatmawati butuh dua hari untuk menyelesaikan pembuatannya di akhir 1944.

Pada Jumat, 17 Agustus 1945, Fatmawati mendapati rumahnya banyak dikerumuni orang yang saat itu menyerukan Soekarno keluar dari rumah untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Soekarno saat itu pun keluar bersama Moh. Hatta yang mengiringi menuju mikrofon.

Fatmawati dan Soerastri Karma Trimurti pun menuju tiang bendera sambil membawa Sang Saka Merah Putih dengan tertib dan khidmat. Hadirin pun menyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa musik pengiring.

Akhir Hidup

Fatmawati kelak menolak poligami dan berpisah dengan Soekarno. Ia kemudian menetap di sebuah paviliun di Jalan Sriwijaya, dekat Masjid Baitul Rachim.

Dalam perjalanan pulang dari umrah di Makkah, Fatmawati terkena serangan jantung dan meninggal di General Hospital, Kuala Lumpur, pada 14 Mei 1980. Jenazahnya dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet, Jakarta.

Fatmawati Sebagai Pahlawan Nasional

Melansir dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, tepat pada era Presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid, Fatmawati dianugerahi gelar Pahlawan Nasional,melalui surat Keputusan Presiden RI No 118/TK/2000 tanggal 4 November 2000.

Nah detikers, jadi begitulah riwayat singkat dari Fatmawati yang menjahit Sang Saka Merah Putih. Semoga bermanfaat.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads