Waduh! Menurut Ilmuwan, Bumi Jadi Makin Asin

ADVERTISEMENT

Waduh! Menurut Ilmuwan, Bumi Jadi Makin Asin

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 02 Des 2023 14:00 WIB
IN SPACE - In this handout provided by the National Aeronautics and Space Administration, Earth as seen from a distance of one million miles by a NASA scientific camera aboard the Deep Space Climate Observatory spacecraft on July 6, 2015. (Photo by NASA via Getty Images)
Ilustrasi Bumi Foto: NASA via Getty Images
Jakarta -

Berdasarkan sebuah studi terbaru, dunia kita menjadi semakin asin. Hal ini disebabkan oleh aktivitas manusia.

Akibat pergeseran salinitas tersebut, komposisi kimia sungai di Bumi berubah secara drastis, sehingga berdampak pada kualitas air dan kesehatan manusia.

Planet ini memiliki siklus garam alami di mana proses geologi dan hidrologi seperti pelapukan batuan dan mineral, membawa garam ke permukaan bumi dalam jangka waktu yang lama. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, manusia telah mempercepat siklus ini secara besar-besaran melalui penambangan dan pengembangan lahan serta menggali garam dan membawanya ke permukaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada gilirannya, konsentrasi ion garam telah meningkat secara signifikan di sungai dalam 50 tahun terakhir. Sementara salinisasi yang disebabkan oleh manusia telah berdampak pada sekitar 1 miliar hektar (2,5 miliar hektar) tanah di seluruh dunia.

"Dua puluh tahun yang lalu, yang kami miliki hanyalah studi kasus. Kami dapat mengatakan bahwa air permukaan terasa asin di sini, di New York atau di sumber air minum di Baltimore. Kami sekarang menunjukkan bahwa siklus tersebut yang merupakan dari bagian dalam Bumi hingga atmosfer, telah secara signifikan terganggu oleh aktivitas manusia," terang Gene Likens, rekan penulis studi dan ahli ekologi di University of Connecticut dan Cary Institute of Ecosystem Studies, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari IFL Science.

ADVERTISEMENT

Bukan Hanya Garam Dapur

Ketika para ilmuwan berbicara tentang garam, mereka tidak hanya menggambarkan natrium klorida, zat putih yang ditaburkan pada makanan. Dalam terminologi ahli kimia dan ahli geologi, garam adalah senyawa kimia apa pun yang terdiri dari kumpulan ion kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif.

"Ketika orang memikirkan garam, mereka cenderung berpikir tentang natrium klorida, tetapi penelitian kami selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa kita telah mengganggu jenis garam lain, termasuk garam yang terkait dengan batu kapur, gipsum, dan kalsium sulfat," tambah Profesor Sujay Kaushal, penulis utama studi.

Proliferasi garam kemungkinan besar akan menimbulkan berbagai dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu kekhawatiran utamanya adalah kualitas air. Ion garam dapat mengikat kontaminan di tanah dan sedimen, membentuk campuran kimia yang bersirkulasi di lingkungan dan dapat berakhir di persediaan air.

Bahkan udara pun tidak aman dari salinisasi yang cepat. Ketika danau mengering, maka akan timbul gumpalan debu asin ke atmosfer. Para peneliti menjelaskan bahwa hal ini juga kemungkinan besar akan berdampak negatif pada kesehatan manusia.




(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads