Bentuk muka Bumi mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan berlangsung dalam jangka waktu yang sangat panjang. Proses geologis hingga aktivitas atmosfer terjadi selama berabad-abad membentuk relief permukaan bumi yang berbeda-beda setiap masa.
Jutaan tahun lalu, diketahui terdapat tiga sungai yang berkelok-kelok membelah dataran tinggi, palung, hingga lembah yang mengarah ke garis pantai. Seiring berjalannya waktu, sungai itu terkubur di bawah es Antartika.
Namun baru-baru ini, lanskap muka Bumi tersebut tidak lagi tersembunyi di bawah es. Para ilmuwan telah menemukan fitur sungai kuno di bawah The East Antarctic Ice Sheet (EAIS) atau Lapisan Es Antartika Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti dari Universitas Durham menggunakan satelit dan radar untuk melihat tiga wilayah terbentuknya sungai tersebut. Posisinya yang berada sekitar 215 mil (346 km) dari tepi lapisan es, seperti dilaporkan dalam makalah di jurnal Nature Communication baru-baru ini.
Lanskap Kuno yang Terukir Sungai
Dilansir dari laman Popular Mechanics, peneliti menganalisis lanskap muka Bumi di cekungan Aurora-Schmidt, pedalaman gletser Denman, dan Totten.
Tiga blok dataran tinggi tersebut dipisahkan oleh palung dalam yang terbentuk sebelum glasiasi. Ketika sungai melintasi wilayah tersebut ke garis pantai, benua kuno Gondwana pun terpecah.
Pecahnya benua ini kemungkinan besar menyebabkan terbentuknya lembah-lembah di antara blok-blok dataran tinggi. Kawasan ini kemudian tertutup oleh es sejak 34 juta tahun yang lalu.
Es di Antartika muncul sejak itu. Sebelumnya, benua kuno tersebut cenderung memiliki iklim hangat.
"Permukaan peninggalan tersebut menunjukkan tidak adanya es berbasis panas yang signifikan sepanjang sejarahnya," tulis peneliti.
Dampak perubahan iklim selama periode waktu tersebut menyebabkan fluktuasi margin di wilayah EAIS. Naik-turunya tercermin dalam rupa lapisan es yang luas, terbatas, dan termodifikasi relatif cepat.
"(Hal ini) menunjukkan bahwa transisi antara es yang terbatas dan es yang meluas terjadi dengan cepat," jelas para peneliti.
Temuan Ini Tanda Perubahan Iklim
Mempelajari fitur muka Bumi di bawah lapisan es dinilai penting bagi peneliti. Namun, para peneliti mengaku banyak menemukan informasi yang tidak kalah penting karena bukan kejadian yang umum. Salah satunya tentang bukti dampak perubahan iklim.
Temuan mereka semula menunjukkan bahwa es di wilayah tersebut sebagian besar tetap stabil walaupun beberapa kali mengalami periode hangat dalam jutaan tahun.Namun, peningkatan suhu akibat perubahan iklim mengakibatkan penyusutan wilayah es di sana untuk pertama kali dalam minimal 14 juta tahun terakhir.
Memahami pergeseran lapisan es Antartika Timur akibat perubahan iklim dinilai penting bagi para peneliti. Dari temuan tersebut, ilmuwan dapat mempelajari bagaimana lapisan es tersebut berevolusi di masa depan.
Studi selanjutnya dinilai penting mengingat lapisan es tersebut mengandung air yang berpotensi menyebabkan kenaikan permukaan laut hingga 60,96 meter.
"Oleh karena itu, menyelesaikan proses evolusi lanskap sangat penting untuk menetapkan sejarah lapisan es, tetapi jarang ditemukan lanskap yang tidak dimodifikasi yang mencatat kondisi es di masa lalu," tulis para peneliti.
Peneliti menyimpulkan, semakin siap menghadapi perubahan iklim, maka semakin siap manusia menghadapi kenaikan permukaan air laut.
(twu/twu)