Destruksi dapat ditemukan sebagai salah satu istilah dalam ilmu kimia. Istilah destruksi merujuk pada kegiatan pelarutan senyawa untuk tujuan tertentu. Bagaimana metode destruksi?
Secara umum, destruksi tidak dapat dilakukan secara sembarangan dan perlu disesuaikan dengan metodenya. Untuk mengetahui metode dan aspek lain mengenai destruksi, detikers dapat simak penjelasan di bawah ini sampai akhir.
Pengertian Destruksi
Dikutip dari laman Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, destruksi adalah perlakuan untuk melarutkan sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur dan unsur-unsur di dalamnya dapat dianalisis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah destruksi dapat disebut juga sebagai perombakan, yaitu merombak dari bentuk logam organik menjadi logam-logam anorganik.
Destruksi juga digunakan untuk menganalisis kandungan mineral atau senyawa lainnya dalam ilmu Kimia, sebagaimana dikutip dari buku "Spektrometri Serapan Atom" oleh M. Nasir.
Destruksi dapat dilakukan dengan dua jenis teknik, yaitu destruksi basah dan destruksi kering. Pemilihan teknik tersebut didasarkan pada sifat zat organik dalam bahan, sifat zat antara yang ada dalam bahan, mineral yang akan dianalisa, dan sensitivitas yang digunakan.
Metode Destruksi
Pada dasarnya ada dua jenis metode destruksi yaitu destruksi basah dan destruksi kering. Masing-masing jenis tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penggunaannya.
1. Destruksi Basah
Destruksi basah atau oksida basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran yang dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator.
Pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah ini antara lain asam nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida.
Destruksi ini dikatakan berhasil apabila memperoleh larutan jernih pada larutan destruksi yang menunjukkan bahwa semua unsur telah larut sempurna dan perombakan senyawa berjalan dengan baik. Metode basah ini lebih baik dari metode kering, karena tidak banyak bahan yang hilang akibat pemanasan suhu.
Biasanya destruksi basah dilakukan untuk menganalisa arsen, tembaga, timah hitam, timah putih, selenium, seng, dan merkuri. Kemudian menggunakan alat labu Kjeldahl kapasitas 300 ml dengan ground glass joint no B 24 dihubungkan dengan extension dan side top funnel.
2. Destruksi Kering
Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik. Cara perombakannya dilakukan dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu, antara 400-800 derajat celcius.
Penentuan suhu tersebut disesuaikan dengan jenis logam yang akan dianalisis. Bila oksida logam yang terbentuk kurang stabil, maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik pula.
Adapun untuk logam Fe, Cu, dan Zn oksidanya yang terbentuk adalah Fe2O3, FeO, CuO, dan ZnO. Semua oksida logam ini cukup stabil pada suhu pengabuan yang digunakan. Oksida tersebut dilarutkan dan dianalisis menurut metode yang digunakan.
Faktor Pertimbangan Destruksi
Menurut Raimon (1993) dalam buku Spektrometri Serapan Atom oleh M. Nasir, terdapat beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan dalam menggunakan metode destruksi basah dan kering. Faktor-faktor tersebut antara lain:
- Jenis logam yang akan dianalisis
- Sifat matriks dan konstituen yang terkandung di dalamnya
- Metode yang akan digunakan untuk penentuan kadarnya
- Waktu yang diperlukan untuk analisis
- Biaya yang diperlukan
- Ketersediaan bahan kimia dan sensitivitas metode yang digunakan
Jenis Pelarut yang Digunakan
Proses destruksi biasanya menggunakan asam-asam anorganik sebagai pelarut. Jenis-jenis pelarut yang biasa digunakan untuk proses destruksi adalah:
- Asam sulfat pekat
Asam ini sering ditambahkan ke dalam sampel untuk mempercepat proses oksidasi. Asam sulfat pekat merupakan bahan oksidasi yang kuat, namun memerlukan waktu yang cukup lama untuk melarutkan.
- Asam sulfat pekat dengan kalium sulfat pekat
Campuran kedua asam tersebut digunakan untuk mempercepat dekomposisi sampel. Kalium akan menaikkan titik didih asam sulfat pekat sehingga mempertinggi suhu destruksi sehingga bisa lebih cepat.
- Campuran asam sulfat pekat dan asam nitrat pekat
Campuran ini menjadi oksidator yang kuat dan mampu membuat komponen menguap pada suhu tinggi.
- Asam perklorat pekat
Asam ini digunakan untuk bahan yang sulit oksidasi karena perklorat merupakan oksidator yang sangat kuat. Namun, asam ini bersifat mudah meledak dan cukup berbahaya.
- Aqua regia
Aqua regia adalah campuran asam klorida pekat dan asam nitrat pekat dengan perbandingan volume 3:1. Asam ini biasa digunakan untuk melarutkan emas dan platina.
Nah, itulah penjelasan mengenai destruksi lengkap dengan metode, faktor pertimbangan, sampai jenis pelarutnya. Semoga bisa menambah pengetahuan detikers, ya.
(faz/faz)