Rekonstruksi Wajah Gertrude, Perempuan di Kapal Perang Karam Abad ke-17

ADVERTISEMENT

Rekonstruksi Wajah Gertrude, Perempuan di Kapal Perang Karam Abad ke-17

Trisna Wulandari - detikEdu
Jumat, 21 Jul 2023 18:30 WIB
Rekonstruksi Gertrude dari abad ke-17
Inilah Gertrude, perempuan di kapal perang yang karam pada abad ke-17. Wajahnya direkonstruksi seniman forensik berdasarkan analisis tulang hingga DNA. Foto: Oscar Nilsson
Jakarta -

Gertrude adalah salah satu perempuan yang tenggelam saat kapal perang Vasa (kini bagian Swedia) karam di pelayaran perdananya pada abad ke-17. Nama aslinya bahkan bukan Gertrude. Sisa kerangkanya diberi kode G saat ditemukan pada 1961. Ia bahkan dikira laki-laki sampai penelitian baru-baru ini berkata lain.

Penelitian Vasa Museum, Stockholm, Swedia dan Universitet Uppsala mendapati bahwa Gertrude adalah seorang perempuan setelah melihat hasil studi tulang pada panggul dan DNA-nya.

"Analisis osteologi memungkinkan kita menemukan banyak info tentangnya, seperti usia, tinggi badan, dan riwayat kesehatannya. Ahli osteologi baru-baru ini menduga bahwa G bisa jadi perempuan, berdasarkan panggulnya. Analisis DNA dapat mengungkapkan lebih banyak lagi", kata Dr Fred Hocker, Direktur Riset di Museum Vasa, dikutip dari laman Uppsala Universitet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Gertrude diperkirakan seorang istri awak kapal perang yang turut berperan penting sebagai kru di atas kapal. Dengan tugas fisik berat di kapal perang Vasa, wajahnya tidak menunjukkan usianya yang sekitar 25-30 tahun. Bagaimana studi menyimpulkan hal ini? Baca lebih lanjut, yuk.

Korban tanpa Nama dari Kapal Perang Karam

Rekonstruksi Gertrude, kru kapal perang VasaRekonstruksi Gertrude, istri kru kapal perang Vasa. Foto: Oscar Nilsson


Sekitar 30 orang tewas ketika kapal perang Vasa tenggelam dalam pelayaran perdananya pada tahun 1628. Hanya satu orang yang namanya tercatat dalam sumber tertulis, sementara lainnya tewas tanpa nama.

ADVERTISEMENT

Kapal perang Vasa kemudian diangkat pada 1961. Para peneliti lalu mengadakan studi arkeologi menyeluruh atas temuan di atas kapal, termasuk tulang-tulang manusia dari 400 tahun lalu.

Salah satunya adalah G, yang kemudian diteliti konservator hingga arkeolog. Seniman forensik turut merekonstruksi visualnya. Namun, berdasarkan catatan penelitian awal, G adalah laki-laki berusia sekitar 45 tahun. Ia pun diberi nama panggilan Gustav dan direkonstruksi dengan visual pria paruh baya berjenggot.

Menguak Jenis Kelamin Gertrude lewat Analisis Genetik

Penelitian DNA pada tulang Gertrude oleh Allen dan Andreaggi mengungkap bahwa ia adalah perempuan, bukan laki-laki.Penelitian DNA pada tulang Gertrude oleh Allen dan Andreaggi mengungkap bahwa ia adalah perempuan, bukan laki-laki. Foto: Dok Uppsala Universitat

Semula, Museum Vasa bekerja sama dengan Departemen Imunologi, Genetika, dan Patologi di Uppsala Universitet sejak 2004 untuk mengecek apakah tulang tertentu milik orang tertentu. Harapannya, lebih banyak korban teridentifikasi.

Marie Allen, dosen genetika forensik dari Uppsala Universitet memimpin studi ini. Bagi Allen dan Konservator Museum Vaasa, Kimberly Andreaggi, analisis kerangka korban kapal perang Vasa adalah cara untuk mengembangkan metode forensik. Dari situ, mereka bisa menggunakannya untuk menganalisis DNA dalam investigasi kriminal atau untuk mengidentifikasi tentara yang tewas.

Namun bagi keduanya, sangat menantang dan sulit mengekstraksi DNA dari tulang yang telah berada di dasar laut selama 333 tahun. Namun mereka mendapati petunjuk tentang jenis kelamin Gertrude.

"Beberapa tahun lalu, kami mendapat indikasi bahwa kerangka G bukan laki-laki, melainkan perempuan. Sederhananya, kami tidak menemukan kromosom Y dalam materi genetik G. Tapi kami tidak bisa memastikan dan ingin memastikan hasilnya," kata Allen.

Hasil bahwa Gertrude adalah perempuan sekarang telah dikonfirmasi berkat studi antarlaboratorium dengan Dr Kimberly Andreaggi dari Laboratorium Identifikasi DNA Angkatan Bersenjata Sistem Pemeriksa Medis Angkatan Bersenjata (AFMES-AFDIL) di Delaware, AS. Laboratorium Departemen Pertahanan Amerika Serikat ini berspesialisasi dalam pengujian DNA sisa-sisa manusia dari personel militer yang telah meninggal.

"AFMES-AFDIL kini telah menganalisis sampelnya, dan kami dapat memastikan bahwa G adalah seorang wanita, berkat tes baru tersebut", kata Allen.

Rekonstruksi Wajah Gertrude

Rekonstruksi Gertrude, kru kapal perang VasaRekonstruksi Gertrude, kru kapal perang Vasa oleh Oscar Nilssen. Foto: Oscar Nilsson

Seniman forensik Oscar Nilsson semula membuat rekonstruksi visual G sebagai laki-laki 45 tahun bernama Gustav berdasarkan analisis genetik yang diterimanya pada 2006. Berbekal analisis genetik baru, Nilsson merupa G sebagai Gertrude, perempuan usia 25-30 tahun.

Gertrude memiliki kulit pucat, rambut pirang, dan ekspresi serius. Berdasarkan potongan barang temuan di kapal, ia divisualisasikan mengenakan topi tinggi merah cerah, jaket abu-abu, dan blus putih berkerah khas setempat.

Oscar memulai rekonstruksi dengan tengkorak Gertrude, lalu otot, mata, pakaian, dan rambut. Hasil rekonstruksi fisiknya dibuat dengan tengkorak vinil cetak 3D dan lapisan tanah liat plastisin.

Berdasarkan hasil pindai CT (computed tomography) dan cetakan plastik 3D tengkorak G dari 2006, ia mengatur kembali ketebalan jaringan Gertrude. Perubahan ini didasarkannya pada bagan wanita Skandinavia dan Eropa Utara modern yang usia dan beratnya kira-kira sama dengan Gertrude.

Berdasarkan hasil analisis terbaru, hidung dan volume bibir Gustav dan Gertrude berbeda. Gustav memiliki hidung yang turun, sementara Gertrude berbibir lebih penuh.

Rekonstruksi Gertrude, kru kapal perang VasaRekonstruksi Gustav, sosok G sebelum Gertrude diketahui sebagai perempuan. Foto: Oscar Nilsson

Istri Sekaligus Pekerja Berat Kapal

Nilsson menuturkan, berdasarkan sumber tertulis, Gertrude adalah perempuan yang sudah menikah dengan awak kapal perang tersebut.

"Dari sumber tertulis kami tahu bahwa hanya wanita yang sudah menikah, dan menikah dengan laki-laki di atas kapal, yang diizinkan ikut dalam pelayaran perdana ini," terangnya.

Analisis kerangka punggung Gertrude menunjukkan dia menjalani kehidupan yang sulit. Ia diperkirakan bertugas mengangkat benda berat berulang kali.

"Jadi baru 25-30, wajahnya harus memberi kesan pekerja keras," kata Nilsson, dikutip dari Live Science.

Dipamerkan di Museum Vasa

Rekonstruksi Gertrude dari abad ke-17Gertrude dipakaikan topi merah tinggi dan jaket seperti saat ditemukan di kapal. Foto: Oscar Nilsson

Ahli tekstil Museum Vasa, Anna Silwerulv membantu Nilsson mendandani Gertrude dengan jaket dan topi. Visual ini serupa dengan sisa-sisa yang ditemukan di kerangkanya.

Analisis mikroskopis menunjukkan topi Gertrude berwarna merah cerah.

"Dan desain aslinya sangat mencolok: topi yang sangat tinggi, mengingatkan kita akan pakaian pesta tradisional petani Swedia, dan juga orang Samic (orang asli Swedia)," kata Nilsson.

hasil rekonstruksi wajah Gertrude dipajang di Museum Vasa mulai 28 Juni 2023 sebagai koleksi utama . Ia akan didampingi sosok-sosok lain di kapal perang karam Vasa dalam pameran "Face to Face" tahun depan.

Para peneliti Museum Vasa saat ini sedang mempelajari kerangka dari beberapa perspektif, termasuk barang-barang pribadi yang ditemukan bersama mereka. Nantinya, hasil studi ini akan dipresentasikan dalam pameran di museum dan buku tentang orang-orang yang meninggal di kapal Vasa.




(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads