Astronaut Kehilangan Tas di Luar Angkasa, Kini Mengambang 402 Km di Atas Bumi

ADVERTISEMENT

Astronaut Kehilangan Tas di Luar Angkasa, Kini Mengambang 402 Km di Atas Bumi

Nimas Ayu - detikEdu
Selasa, 21 Nov 2023 20:00 WIB
Astronaut ESA Samantha Cristoforetti mengambil foto ini dari Stasiun Luar Angkasa Internasional saat terbang di atas Teluk Aden dan Tanduk Afrika pada Agustus 2017.
Foto: NASA/ESA/Samantha Cristoforetti/Ilustrasi luar angkasa
Jakarta -

Dua astronaut NASA bernama Jasmin Moghbeli dan Loral O'hara kehilangan tas di luar angkasa saat menjalankan misi di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Tas yang berisi perkakas itu kemudian mengambang di ruang angkasa.

Peristiwa ini terjadi pada 1 November 2023 lalu saat keduanya akan melakukan perawatan rutin di stasiun ISS. Kemudian secara tidak sengaja, mereka kehilangan tas perkakas berwarna putih.

Melayang 402 Kilometer di Atas Bumi

Melansir laman Smithsonian, kedua astronaut diketahui sedang melakukan perawatan rutin seperti mengganti bantalan panel surya sebagai penyedia listrik ke stasiun. Perawatan ini mereka lakukan selama 6 jam 42 menit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, mereka juga melakukan pemasangan panel surya yang baru dengan melepas perlengkapan batang pegangan dan menyesuaikan kabel yang mengganggu kamera eksternal.

Namun, di tengah-tengah sesi perawatan tersebut, tas yang berisi perkakas atau alat perawatan mereka menghilang secara tidak sengaja.

ADVERTISEMENT

"Pengendali penerbangan melihat tas perkakas tersebut menggunakan kamera stasiun eksternal. Untungnya perkakas itu tidak diperlukan untuk sisa perjalanan luar angkasanya," tulis Mike Garcia dari NASA.

"Kontrol Misi menganalisis lintasan tas dan menentukan bahwa tas tersebut akan sulit untuk didapatkan kembali, sehingga kru astronot tidak perlu melakukan tindakan apapun," imbuhnya.

Setelah itu, tas perkakas yang hilang milik astronaut tersebut diketahui telah melayang di luar angkasa sekitar 250 mil atau 402 kilometer di atas Bumi.

Kisah Astronaut yang Kehilangan Barang Lainnya

Ternyata, insiden kehilangan barang seperti ini sudah bukan hal yang baru lagi di kalangan para astronaut. Sebab, hal serupa terjadi pada astronot Heidemarie Stefanyshyn Piper pada tahun 2008.

Ia kehilangan tas peralatannya ketika sibuk merawat pistol minyak yang bocor. Padahal tas tersebut berisi peralatan penting, seperti yang dilansir dari Space.com.

Insiden lain juga pernah terjadi pada tahun 2017, di mana tas yang berisi pelindung puing telah hilang selama perjalanan luar angkasa yang dilakukan oleh dua astronot veteran AS, yaitu Whitson dan Shane Kimbrough, sebagaimana dilansir dari The Guardian.

Kemudian pada tahun 2006, astronaut Joe Tanner dan Heidemarie Stefanyshyn Piper yang sedang menyelesaikan pekerjaan di stasiun luar angkasa juga harus kehilangan baut, pegas, dan mesin cuci yang melayang bebas.

Masih pada tahun yang sama pula sebuah spatula yang digunakan untuk perbaikan pesawat ulang alik juga tidak sengaja menghilang dan melayang ke angkasa oleh astronot Piers J. Sellers, sebagaimana dilansir dari Los Angeles News.

Namun kisah kehilangan barang yang cukup terkenal selama ini adalah ketika astronaut Ed White yang kehilangan sarung tangan cadangannya selama perjalanan ke luar angkasa.

Menurut laporan Space Center, ia kehilangan sarung tangannya ketika pintu kapsul terbuka.

Bertambahnya Sampah Luar Angkasa

Menurut Eddie Irizarry dan Deborah Byrd dari Earthsky, diperkirakan tas perkakas yang baru hilang ini akan menghabiskan beberapa bulan melayang di luar angkasa yaitu sekitar sampai bulan Maret 2024, sebelum turun ke orbit Bumi dan hancur di atmosfer.

Pengamat bintang diketahui memiliki peluang untuk menemukannya terlebih dahulu melalui pantauan teropong karena tas perkakas berwarna putih, sehingga mudah dideteksi.

Sejak menghilang, tas tersebut sudah melayang sekitar satu menit lebih cepat dari stasiun dan akan terus bertambah.

Pakar mengatakan, kemungkinan tas tersebut bergabung dengan sampah luar angkasa lainnya, seperti satelit mati, kendaraan yang terbengkalai, dan perlengkapan lainnya.

Sampah luar angkasa juga menjadi masalah seiring dengan jumlahnya yang bertambah. Meski terpecah menjadi potongan kecil, namun apabila bertabrakan dengan kecepatan yang tinggi akan menimbulkan bahaya.

Seperti sampah yang berada di orbit Bumi Rendah sekitar 100-621 mil di atas permukaan planet, sampah tersebut bergerak dengan kecepatan 17.000 mil per jam. Artinya meski benda sampai itu kecil, namun tetap menyebabkan kehancuran besar apabila terjadi tabrakan.

Wujud sampah luar angkasa tersebut sama halnya dengan sampah di lautan yang menyebabkan pencemaran.

Para ilmuwan menyerukan untuk diadakan pembersihan ruang angkasa secara global dan mitigasi ruang angkasa secara global. Sebab, secara keseluruhan diperkirakan ada 100 triliun kepingan puing sampah dengan berbagai ukuran yang mengorbit Bumi.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads