Daftar Organisasi-organisasi yang Berperan Saat Pergerakan Nasional

ADVERTISEMENT

Daftar Organisasi-organisasi yang Berperan Saat Pergerakan Nasional

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Jumat, 13 Okt 2023 13:00 WIB
Organisasi Budi Utomo lahir bersamaan dengan Hari Kebangkitan Nasional, tepatnya pada 20 Mei. Lalu, bagaimana sejarah berdirinya Budi Utomo? Cek penjelasannya!
Foto: Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom
Jakarta -

Organisasi dalam pergerakan nasional Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam perjuangan mencapai kemerdekaan dari penjajahan. Mengutip dari Modul Pembelajaran SMA: Sejarah Kelas XI oleh Hasnawati, masa Pergerakan Nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, nasionalisme, dan tekad untuk mencapai kemerdekaan Indonesia bangkit.

Selama masa perjuangan tersebut, berbagai organisasi tumbuh dan berkembang dengan tujuan bersama untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan Belanda.

Para pemimpin dan anggota organisasi-organisasi ini bekerja keras untuk mengkoordinasikan upaya perjuangan, menyebarkan ide-ide nasionalisme, dan memobilisasi massa untuk bersatu dalam menghadapi penjajah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut adalah organisasi-organisasi berperan dalam sejarah pergerakan nasional yang dikutip dari sumber sebelumnya dan beberapa sumber, seperti Modul Pelatihan Guru: Mata Pelajaran Sejarah untuk SMA/SMK oleh Yudi Setianto dkk dan buku Sejarah Pergerakan Nasional: Dari Budi Utomo sampai dengan Pengakuan Kedaulatan oleh Sudiyo dkk dari Tim Penyusun Departemen Pendidikan Kebudayaan.

Organisasi-organisasi yang Berperan Saat Pergerakan Nasional

1. Budi Utomo

Budi Utomo adalah organisasi yang didirikan oleh pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) di Indonesia oleh dr Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908.

ADVERTISEMENT

Nama Budi Utomo berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti keterbukaan jiwa dan tingkat pertama. Organisasi ini berperan penting dalam masa pergerakan nasional Indonesia dan berfokus pada perbaikan pendidikan dan pengajaran.

Pada tahun 1908 mereka mengadakan kongres pertama di Yogyakarta di mana tujuan organisasi ini ditetapkan, yaitu memajukan pendidikan, pertanian, peternakan, dagang, teknik, industri, dan kebudayaan.

Pada tahun 1924, dr Sutomo mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya sebagai reaksi terhadap asas "Kebangsaan Jawa" yang dianggap sudah tidak relevan dengan perkembangan nasionalisme yang lebih luas. Ini menjadi awal dari berakhirnya Budi Utomo sebagai organisasi pergerakan pertama di Indonesia.

Pada tahun 1927, Budi Utomo bergabung dengan PPPKI yang dipelopori oleh Ir Sukarno, tetapi mereka tetap menjunjung asas kooperatif.

Pada tahun 1928, Budi Utomo menambahkan asas perjuangan baru, yaitu ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia, menandakan perubahan menuju perjuangan yang lebih nasional.

Namun, Budi Utomo akhirnya mengakhiri sejarahnya dengan bergabung dengan PBI pada tahun 1935 dan membentuk Partai Indonesia Raya (Parindra).

2. Sarekat Dagang Islam (SDI)

Sarekat Islam (SI) adalah sebuah organisasi yang berdiri pada tahun 1912 di Indonesia. Awalnya, organisasi ini disebut Sarekat Dagang Islam (SDI) dan didirikan oleh KH Samanhudi selaku ketua sekaligus seorang saudagar batik dari Laweyan, Solo dan HOS Cokroaminoto sebagai wakil ketuanya.

Organisasi awalnya terdiri dari pedagang batik untuk memperkuat persatuan melawan pedagang Cina. Namun, Sarekat Islam berkembang menjadi lambang persatuan bagi masyarakat yang menentang orang Cina, pejabat priyayi, dan Belanda.

Tujuan SI meliputi memajukan perdagangan, memberikan pertolongan kepada anggota yang kesulitan, memajukan kecerdasan rakyat, mengikuti ajaran Islam, serta mempromosikan dan menghilangkan pemahaman keliru tentang agama Islam.

SI memiliki peran penting dalam pergerakan nasional Indonesia menuju kemerdekaan dari penjajahan Belanda dengan menyatukan masyarakat dan menggalang semangat nasionalisme.

Setelah kepemimpinan berpindah kepada HOS Tjokroaminoto, SI semakin berkembang dan menjadi kekhawatiran Belanda karena dianggap mengancam kedudukan pemerintah Belanda. Pada saat itu pun, SI menjadi organisasi terbesar di Indonesia dengan anggota mencapai dua juta orang

3. Indische Partij (IP)

Indische Partij (IP) adalah sebuah organisasi politik yang didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh tiga serangkai, yaitu EFE Douwes Dekker (Danudirjo Setyabudi), dr Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara).

IP merupakan sebuah organisasi terbuka untuk semua golongan, termasuk pribumi, orang Eropa di Hindia Belanda, Indo-Belanda, keturunan Cina, Arab, dan lainnya, didirikan untuk melawan kolonialisme.

IP berawal atas adanya ketidakadilan dan diskriminasi di masyarakat kolonial, khususnya antara keturunan Belanda asli dan kaum Indo. Tujuan utamanya adalah mencapai kemerdekaan Indonesia dengan semboyan "Indie untuk Indiers" (Indonesia untuk Orang Indonesia), membangun cinta tanah air, dan bersama-sama memajukan Indonesia sebagai persiapan menuju kemerdekaan.

IP juga mengambil peran dalam sejarah dengan mengirimkan Komite Bumiputra untuk mengajukan permintaan kepada Ratu Belanda, termasuk pembentukan majelis perwakilan rakyat yang sejati dan kebebasan berpendapat di daerah jajahan. Tindakan ini dianggap berbahaya oleh pemerintah Belanda, dan pada tahun 1913, tiga tokoh utama IP dijatuhi hukuman pengasingan di Belanda.

Namun, pengaruh ideologi IP tentang nasionalisme Indonesia dan kemerdekaan terus berlanjut dan menjadi bagian dari semangat pergerakan nasional di kemudian hari, terutama dalam organisasi-organisasi yang muncul setelah IP.

4. Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1918 oleh KH Ahmad Dahlan untuk memberikan pemikiran Islam pembaharuan kepada anggota organisasi Budi Utomo. Organisasi ini berfokus pada pendidikan dan kesejahteraan, dengan tujuan menghapus bentuk-bentuk pemikiran dan pelaksanaan Islam yang dihubungkan dengan hal-hal mistik atau takhayul.


Muhammadiyah didirikan karena ketidakseimbangan antara pendidikan agama dan ilmu umum di masyarakat. Mereka ingin mengembangkan keduanya agar pendidikan umum di Indonesia sejajar dengan sistem pendidikan Belanda.

Selain itu, Muhammadiyah juga mengkritik campuran adat Jawa dengan Islam yang dianggap menyimpang. Meskipun berusaha menjaga jarak dari politik, anggotanya diizinkan terlibat dalam organisasi politik.

Organisasi ini berhasil mendirikan berbagai lembaga seperti rumah sakit, panti asuhan, sekolah, dan lainnya. Rumah sakit dimulai dengan PKU pada tahun 1923, yang berkembang menjadi Pembina Kesejahteraan Umat, serta mendirikan organisasi pramuka, Hisbul Wathon (HW).

Dengan pertumbuhan anggota yang terus meningkat, Muhammadiyah berperan besar dalam pembangunan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan di Indonesia.

5. Indische Vereeniging

Indische Vereeniging adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1908 oleh pemuda Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda.

Dengan pendiri utama Indische Vereeniging adalah Sutan Kasayangan dan Notosuroto. Awalnya, organisasi ini bersifat moderat dan fokus sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk membahas masalah tanah air.

Namun, pada tahun 1913, setelah pengasingan tokoh-tokoh Indische Partij ke Belanda, organisasi ini mengadopsi pendekatan politis dengan moto "Hindia untuk Hindia." Organisasi ini mulai terlibat aktif dalam perjuangan politik dan mengadopsi tiga asas pokok baru:

  1. Indonesia menentukan nasibnya sendiri.
  2. Kemampuan dan kekuatan sendiri.
  3. Persatuan dalam menghadapi Belanda.

Pada tahun 1925, Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) dengan tujuan utama mencapai kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1926 dalam kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional di Paris, Mohammad Hatta menegaskan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia. Mereka juga aktif dalam menyampaikan pendapat mereka kepada masyarakat Indonesia.

Namun, aksi-aksi yang dilakukan oleh beberapa tokoh PI, termasuk Mohammad Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro, dan Ali Sastroamijoyo, ditangkap dan diadili pada tahun 1927. Tindakan ini membuat organisasi ini dianggap sebagai kelompok yang mengadopsi strategi perjuangan yang lebih radikal dalam upaya mencapai kemerdekaan Indonesia.

Demikian, adalah beberapa organisasi yang berperan dalam masa Pergerakan Nasional. Selamat belajar!




(nah/nah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads