Taksonomi bloom adalah konsep struktur berpikir yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Konsep ini bisa dimanfaatkan oleh para pengajar seperti guru dalam menyusun kurikulum.
Dalam menggunakan taksonomi bloom perlu diperhatikan beberapa hal di dalamnya, seperti domain atau ranah yang digunakan.
Lantas apa sebenarnya taksonomi bloom itu? Simak ulasan di bawah mengenai pengertian, domain, dan perkembangan dari taksonomi bloom tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Taksonomi Bloom
Dilansir dari situs Pusdiklat, pengertian taksonomi bloom adalah struktur hierarki yang mengidentifikasi keterampilan berpikir dari jenjang yang rendah hingga jenjang yang tinggi.
Taksonomi bloom ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 oleh seorang psikolog pendidikan bernama Benjamin Bloom.
Dikutip dari buku "Kurikulum dan Pengembangan Pembelajaran: Dalam Perspektif Pragmatis" oleh Sudirman, taksonomi bloom banyak diterapkan ketika merencanakan tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajaran.
Sedangkan menurut Janet Giesen dalam buku Asesmen Pembelajaran Berbasis Komputer dan Android oleh Dr. Ambiyar, M.Pd dkk, tujuan dari taksonomi bloom adalah untuk menulis dan revisi tujuan pembelajaran, merencanakan kurikulum, mengidentifikasi keterampilan sederhana, menyelaraskan tujuan dengan teknik dan standar penilaian, menggabungkan pengetahuan untuk dipelajari, serta proses kognitif untuk belajar.
Domain Taksonomi Bloom
Taksonomi bloom mencetuskan tiga domain pembelajaran pada tahun 1966. Tiga domain tersebut antara lain:
1. Domain Kognitif
Domain ini berkaitan dengan ingatan, berpikir, dan proses penalaran. Isinya adalah mengenai perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Domain Afektif
Domain ini berkaitan dengan rasa, emosi, dan sikap. Kurikulum yang dibuat harus memuat konsep atau fakta yang bersentuhan dengan emosional peserta didik.
Guru harus sadar bahwa mengajar bukan hanya mengisi otak, tetapi juga menyirami hati dengan nilai terpuji. Hal ini berkaitan dengan sikap menerima, menanggapi, menghargai, pengorganisasian, dan karakterisasi.
3. Domain Psikomotor
Domain ini berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek keterampilan motorik fisik, seperti menulis, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin. Oleh karena itu domain ini membutuhkan pelatihan agar berkembang secara maksimal.
Kemampuan psikomotorik diukur dalam besaran kecepatan, akurasi, jarak, kekuatan, dan kelenturan dalam melakukan gerakan.
Perkembangan Taksonomi Bloom
Pada tahun 2021, konsep taksonomi bloom ini direvisi oleh Anderson, Krathwohl, dan para ahli aliran kognitivisme. Hasil revisi ini kemudian dikenal dengan nama Revisi Taksonomi Bloom.
Revisi ini dilakukan atau dibuat hanya pada ranah kognitif dengan menggunakan kata kerja.
Dikutip dari buku "Ringkasan Teori-Teori Dasar Pembelajaran" oleh Ferry Wibowo, dalam revisi taksonomi bloom ini analisis dan evaluasi dipertahankan, tetapi dalam bentuk kata kerja sebagai menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.
Sintesis berubah tempat dengan evaluasi dan berganti nama mencipta. Komponen kata kerja dari pengetahuan berubah menjadi kategori mengingat yang menggantikan klasifikasi pengetahuan aslinya dalam enam kategori pokok.
Dalam taksonomi bloom revisi, urutan taksonomi yang mengalami perubahan adalah letak evaluasi dan sintesis serta pergantian nama komprehensi menjadi memahami dan sintesa menjadi mencipta.
Demikian informasi mengenai taksonomi bloom yang berisi tentang pengertian, domain, dan perkembangannya. Semoga bermanfaat!
(faz/faz)