Saturnus dikenal sebagai planet yang memiliki cincin yang indah. Cincin saturnus pertama kali diamati oleh Galileo Galilei pada 1610 dengan menggunakan teleskop sederhana.
Namun, cincin yang melingkari Saturnus itu dikabarkan akan "hilang" pada 2025. Mengapa bisa demikian dan bagaimana fakta kebenarannya?
Benarkah Cincin Saturnus Akan Menghilang?
Cincin saturnus memang akan tampak hilang dari pandangan pada tahun 2025. Fenomena ini disebabkan oleh rotasi Saturnus pada porosnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sebenarnya Saturnus tidak benar-benar kehilangan cincinnya pada 2025. Hanya saja, cicinnya akan tampak semakin tipis, sehingga tidak terlihat oleh penduduk Bumi. Hal ini diungkapkan oleh pihak NASA kepada CBS News, dikutip Selasa (14/11/2023.)
Ilmuwan senior Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA, Amy Simon mengatakan, cincin saturnus hanya akan sedikit terlihat beberapa bulan sebelum dan sesudah fenomena tersebut terjadi. Jika ingin melihat penampakan cincin saturnus di berbagai tanggal, menurutnya masyarakat bisa menggunakan PDS rings node melalui link berikut https://pds-rings.seti.org/tools/viewer3_sat.shtml.
Profesor fisika dan astronomi di University of Southern California, Vahe Perroomian menjelaskan kepada CBS News, penampakan cincin saturnus dari Bumi dapat berubah seiring waktu karena Saturnus berputar pada sumbu miring 26,7 derajat.
Terjadi Tiap 13-15 Tahun Sekali
Setiap 13 hingga 15 tahun sekali, Bumi melihat cincin Saturnus dengan sangat tipis. Menurut Peroomian, ketika fenomena ini terjadi, maka cincin tersebut sangat sulit diamati sehingga pada dasarnya tidak terlihat.
"Cincin tersebut hanya memantulkan sedikit cahaya dan sangat sulit dilihat, sehingga pada dasarnya tidak terlihat," kata Peroomian.
Cincin Saturnus terakhir kali tampak menghilang 2009 dan tepatnya akan berulang kembali pada tanggal 23 Maret 2025, ujarnya.
"Galileo Galilei adalah orang pertama yang melihat Saturnus melalui teleskop, pada awal tahun 1610-an," kata Perroomian.
"Teleskopnya tidak dapat mengungkap cincin tersebut, dan Christiaan Huygens akhirnya menyadari pada 1655 bahwa Saturnus memiliki cincin atau cincin yang terlepas dari planetnya," imbuhnya.
Sejak penemuan tersebut, para ilmuwan telah mempelajari cincin tersebut. Misi Cassini-Huygens NASA juga telah menegaskan bahwa cincin Saturnus kemungkinan terbentuk sekitar 100 juta tahun yang lalu. Menurut Peroomian, hal ini relatif baru untuk ruang angkasa.
Dia menambahkan, pada dasarnya teleskop kecil pun dapat memberikan penampakan cincin Saturnus jika tidak sedang tampak menipis.
"Para siswa di kelas astronomi saya di USC mengamati Saturnus melalui teleskop minggu lalu dan cincinnya terlihat jelas," ungkap Peroomian.
Setelah fenomena cincin Saturnus menghilang pada 2025, cincin tersebut akan terlihat kembali beberapa bulan kemudian.
(nah/nwk)