NASA Uji Drone yang Akan Diluncurkan ke Satelit Terbesar Milik Uranus

ADVERTISEMENT

NASA Uji Drone yang Akan Diluncurkan ke Satelit Terbesar Milik Uranus

Nimas Ayu Rosari - detikEdu
Kamis, 02 Nov 2023 19:30 WIB
NASA merilis gambar Planet Uranus paling jelas, termasuk penampakan cincinya.
Foto: NASA
Jakarta -

NASA berencana akan meluncurkan sebuah drone udara seukuran mobil bertenaga nuklir bernama Dragonfly untuk menjelajah kehidupan di satelit atau bulan terbesar dari planet Saturnus, yaitu Titan.

Namun sebelum melakukannya, NASA melakukan pengujian terlebih dahulu untuk memastikan bahwa Dragonfly dapat bertahan di kondisi seperti lingkungan Bulan tersebut, sebagaimana dilansir dari Space.

Peluncuran Dragonfly

Peluncuran Dragonfly ini bertujuan untuk mempelajari kimia kompleks di Titan yang dapat menambah wawasan tentang asal usul kehidupan di tata surya ini. Drone tersebut dilengkapi kamera, sensor, dan sampler untuk menyelidiki wilayah Titan yang diketahui mengandung bahan organik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendarat nantinya akan melintasi atmosfer Titan menggunakan empat rotor koaksial ganda. Rotor tersebut telah diuji oleh tim di Pusat Penelitian Langley NASA di Hampton, Virginia. Pengujian dilakukan dengan mengoperasikan rotor drone di terowongan angin untuk mensimulasikan kondisi atmosfer di Titan.

"Semua pengujian ini dimasukkan ke dalam simulasi dan prediksi kinerja Dragonfly Titan," kata Ken Hibbard, insinyur sistem misi Dragonfly di Johns Hopkins Applied Physics Laboratory (APL) dalam artikel NASA's Dragonfly Tunnel Visions dalam situs NASA.

ADVERTISEMENT

Pengujian Drone

Uji Dragonfly telah dilakukan selama empat kali, yaitu dua kali di terowongan subsonik berukuran 14 kali 22 kali. Uji tersebut digunakan untuk memvalidasi model dinamika fluida yang dikembangkan oleh para ilmuwan.

Sedangkan dua pengujian lainnya di Terowongan Dinamik Transonik (TDT) berukuran 16 kaki. Uji ini digunakan untuk memvalidasi model komputer dalam simulasi kondisi atmosfer yang mungkin ditemui Dragonfly di Titan.

Bernadine Juliano, pimpinan pengujian APL memberi keterangan bahwa pengujian terbaru dilakukan pada bulan Juni dengan melibatkan model Dragonfly setengah skala dengan ratusan uji coba.

"Kami menguji kondisi di seluruh jangkauan penerbangan yang diharapkan pada berbagai kecepatan angin, kecepatan rotor, dan sudut penerbangan untuk menilai kinerja aerodinamis kendaraan," jelas Juliano.

"Kami menyelesaikan lebih dari 700 total proses, yang mencakup lebih dari 4000 titik data individual. Semua tujuan pengujian berhasil dicapai dan data tersebut akan membantu meningkatkan kepercayaan pada model simulasi kami di Bumi sebelum melakukan ekstrapolasi ke kondisi Titan," tambahnya.

Analisis ini dilakukan secara kolaboratif bersama para spesialis dari berbagai institusi, seperti University of Central Florida hingga NASA Ames Research Center di Silicon Valley. Kemudian Rick Heisler dari APL yang mengawasi jalannya pengujian TDT.

"Lingkungan gas berat di TDT memiliki kepadatan tiga setengah kali lebih tinggi daripada udara saat beroperasi pada tekanan dan suhu lingkungan di permukaan laut," kata Heisler.

"Hal ini memungkinkan rotor untuk beroperasi pada kondisi dekat Titan dan meniru gaya angkat serta pembebanan dinamis yang akan dialami pendarat sebenarnya," katanya kembali.

"Dengan Dragonfly, kami dapat mengubah fiksi ilmiah menjadi fakta eksplorasi. Misi ini berjalan satu demi satu dan kami bersemangat untuk setiap langkah selanjutnya dalam pengiriman helikopter revolusioner ini melintasi langit dan permukaan Titan," tutur Hibbard.




(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads