Gelar Pahlawan Nasional untuk Tokoh Tersohor Abad 16: Ratu Kalinyamat

ADVERTISEMENT

Gelar Pahlawan Nasional untuk Tokoh Tersohor Abad 16: Ratu Kalinyamat

Novia Aisyah - detikEdu
Kamis, 09 Nov 2023 19:30 WIB
Makam Ratu Kalinyamat di kompleks Masjid Mantingan di Desa Mantingan Kecamatan Tahunan, Jepara, Kamis (27/8/2020).
Foto: Makam Ratu Kalinyamat di kompleks Masjid Mantingan di Desa Mantingan Kecamatan Tahunan, Jepara, Kamis (27/8/2020).(Dian Utoro Aji/detikcom)
Jakarta -

Enam nama tokoh Indonesia akan memperoleh gelar Pahlawan Nasional. Pemerintah akan memberikan gelar tersebut pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2023.

Menko Polhukam Mahfud Md menerangkan, tokoh yang memperoleh gelar Pahlawan Nasional adalah yang memenuhi berbagai syarat yang ditetapkan oleh presiden.

Dia menjelaskan bahwa gelar ini diberikan kepada para pejuang yang dulu ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan dan/atau ikut mengisi kemerdekaan melalui pengabdian dan perjuangan luar biasa kepada negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siapa yang mendapat anugerah gelar pahlawan nasional itu adalah mereka yang memenuhi syarat, banyaklah, misalnya sudah wafat, berjuang, tidak pernah berkhianat, itu syarat umum. Tapi syarat umum maupun syarat khusus itu ditetapkan sepenuhnya oleh presiden. Jadi presiden yang menganugerahi gelar pahlawan nasional itu," ujar Mahfud Md dalam konferensi pers di kantornya (8/11/2023), dikutip dari detikNews.

Salah satu dari tokoh yang akan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional ini adalah Ratu Kalinyamat. Dia merupakan Ratu Jepara pada 1549-1579.

ADVERTISEMENT

Tokoh penting dari abad ke-16 ini adalah putri Sultan Trenggana, Raja Demak ketiga. Sultan Trenggana sendiri adalah putra dari Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak.

Beberapa Kali Serang Portugis

Dikatakan dalam artikel akademik bertajuk "Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Pemberani" oleh Chusnul Hayati dari Universitas Diponegoro, Ratu Kalinyamat membuat Jepara berada di puncak kejayaan selama 30 tahun berkuasa. Dia pernah dua hingga tiga kali menyerang Portugis di Malaka.

Perempuan bernama asli Retna Kencana ini menikah dengan Pangeran Hadiri. Namun, pernikahan keduanya tak berlangsung lama lantaran Pangeran Hadiri tewas pada 1549 karena dibunuh utusan Arya Penangsang.

Pada perkawinannya itu, keduanya tidak dikaruniai putra. Namun, Ratu merawat beberapa anak asuh, salah satunya adiknya sendiri yakni Pangeran Timur yang masih amat muda saat Sultan Trenggana wafat. Pada Sejarah Banten, dicatat pula bahwa Ratu Kalinyamat mengasuh Pangeran Arya yang merupakan putra Raja Banten, Maulana Hasanuddin (Hoesein Djajadiningrat).

Ratu Kalinyamat memiliki pengaruh yang luar biasa dalam bidang politik, ekonomi, hingga hubungan internasional.

Salah satu bukti tersohornya Ratu Kalinyamat adalah dari permintaan Raja Johor untuk ikut berperang mengusir Portugis dari Malaka. Raja Johor pada 1550 mengirimkan surat pada Ratu Kalinyamat dan permintaan pun disetujui.

Pada 1551, Ratu Kalinyamat mengirimkan ekspedisi ke Malaka. Ada 200 kapal armada persekutuan muslim, yang mana 40 di antaranya adalah dari Jepara. Armada ini membawa empat ribu hingga lima ribu prajurit dengan dipimpin oleh seseorang bergelar Sang Adipati.

Para prajurit dari Jawa itu menyerang dari arah utara. Sayangnya, karena serangan Portugis sangatlah hebat, pasukan Melayu terpaksa mundur.

Namun, pasukan Jawa tetap bertahan. Mereka baru mundur ketika seorang panglimanya gugur. Hal ini dipaparkan oleh HJ de Graaf en G Th Pigeaud (1974).

Meski pernah gagal, Ratu Kalinyamat tidak patah semangat. Dia kembali memperoleh ajakan, selanjutnya dari Sultan Aceh Ali Riayat Syah pada 1573.

Meski dalam ekspedisi yang kedua pun gagal, Ratu Kalinyamat diakui kebesarannya oleh orang-orang Portugis. Melalui bukunya, penulis Portugis, Diego de Couto menyebut Ratu Kalinyamat sebagai Rainha da Japara, senhora poderosa e rica, artinya Ratu Jepara, seorang wanita yang kaya dan berkuasa.




(nah/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads