Salah satu upaya penyelesaian konflik sosial di masyarakat adalah stalemate. Apa itu stalemate? Mari simak penjelasan berikut ini.
Saat terjadi perseteruan atau konflik sosial, akan diperlukan interaksi sosial untuk menangani ketegangan tersebut. Serangkaian proses perdamaian atas perseteruan dapat dikatakan sebagai proses akomodasi.
Akomodasi adalah suatu interaksi sosial yang melibatkan dua atau lebih individu dan kelompok yang berusaha tidak saling mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi, atau menghentikan ketegangan yang timbul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan utama akomodasi tentu untuk mengurangi pertentangan antara dua pihak, mencegah pertentangan secara temporer, dan memungkinkan kerja sama antara pihak-pihak tersebut.
Dalam pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa metode salah satunya berupa stalemate.
Pengertian Stalemate
Mengutip dari buku Manajemen Konflik karya Rusydi Fauzan dkk., pengertian stalemate adalah bentuk akomodasi masing-masing pihak menghentikan pertikaiannya karena dirasa memiliki kekuatan yang seimbang.
Stalemate merupakan kondisi atau situasi dimana tidak ada pihak yang mampu mencapai tujuan atau memenangkan konflik karena kedua pihak tersebut terjebak dalam posisi yang sama kuat.
Pihak yang awalnya saling menentang itu kemudian mengalami kebuntuan. Pihak-pihak yang bertentangan atau terjebak suatu pertikaian akan berhenti pada suatu titik tertentu. Hal ini disebabkan kedua belah pihak sudah tidak mungkin meneruskan ataupun meredakan pertentangan mereka.
Kondisi ini terjadi ketika masing-masing pihak mengurungkan niatnya untuk mencari kemenangan dalam menghadapi masalah. Sehingga stalemate sendiri dapat dikatakan sebagai suatu penyelesaian konflik secara psikis.
Dalam konteks penyelesaian persengketaan, stalemate dapat terjadi ketika para pihak berselisih dan tidak dapat mencapai kesepakatan atau solusi yang memuaskan bagi kedua pihak.
Pada akhirnya, pihak-pihak tersebut akan menyelesaikan masalah tanpa ada kesepakatan karena muncul kesadaran di masing-masing pihak yang tidak menginginkan terjadinya risiko fatal atas akibat perseteruan berkelanjutan mereka.
Contoh Stalemate
Stalemate dalam konteks konflik sehari-hari mengacu pada situasi di mana dua atau lebih pihak terlibat dalam konflik atau perselisihan, tetapi tidak ada pihak yang dapat mencapai tujuan atau mengatasi perbedaan mereka.
Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sosiologi Kelas XI karya Irin Veronica Sepang, SPd, MPd, berikut contoh dari stalemate:
1. Konflik antara Amerika Serikat dengan Rusia pasca Perang Dunia II menyebabkan Perang Dingin (1947-1991). Konflik antar kedua negara adidaya tersebut menyebabkan persaingan teknologi dan senjata telekomunikasi paling mutakhir yang berakhir tanpa adanya kesepakatan.
2. Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan di bidang nuklir. Awalnya, ketegangan tersebut berkaitan dengan perbedaan ideologi, politik, dan konflik bersenjata yang dimulai dengan Perang Korea (1950-1953). Akhirnya konflik tersebut diselesaikan dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian resmi.
3. Perdebatan politik dalam proses pengesahan Undang-Undang. Dalam konteks perdebatan politik, beberapa partai politik terjebak dalam stalemate di mana tidak ada yang dapat mencapai suara mayoritas untuk mengesahkan undang-undang atau kebijakan tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, stalemate dapat terjadi dalam berbagai situasi. Dengan demikian, stalemate merupakan bentuk akomodasi konflik yang berhenti pada suatu titik dan tidak lagi saling menyerang walaupun tidak ada kesepakatan resmi.
(pal/pal)