8 Contoh Ajudikasi, Upaya Mencapai Kesepakatan Lewat Jalur Hukum

ADVERTISEMENT

8 Contoh Ajudikasi, Upaya Mencapai Kesepakatan Lewat Jalur Hukum

Noor Faaizah - detikEdu
Senin, 06 Nov 2023 06:30 WIB
Bawaslu menggelar sidang ajudikasi terkait gugatan Partai Bulan Bintang (PBB) terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (4/3/2018). Bawaslu akhirnya memutuskan PBB jadi peserta Pemilu 2019. Sidagn putusan itu dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.
Ilustrasi sidang ajudikasi Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Akomodasi merupakan bentuk usaha mencapai kesepakatan di antara dua belah pihak. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk penyelesaian persengketaan dari interaksi sosial yang berpotensi konflik.

Kesepakatan yang diambil dalam proses akomodasi dapat bersifat darurat guna mengurangi ketegangan di antara pihak-pihak yang bersengketa.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka tujuan utama akomodasi adalah mengatasi ketegangan atau menyelesaikan masalah yang terjadi antarindividu atau antarkelompok. Sebagai suatu proses, akomodasi merujuk pada usaha individu atau kelompok dalam meredakan pertentangan, mencapai kestabilan, atau kelangsungan hubungan kelompok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam menyelesaikannya, tak jarang menggunakan pihak ketiga sebagai perantara atau penengah konflik. Salah satu bentuk akomodasi yang menggunakan pihak ketiga yaitu ajudikasi.

Ajudikasi merupakan salah satu bentuk akomodasi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ajudikasi, simak pengertian beserta contoh ajudikasi berikut ini.

ADVERTISEMENT

Pengertian Ajudikasi

Mengutip dari buku Explore Ilmu Pengetahuan Sosial VII karya Nina Andini dkk., ajudikasi adalah upaya mencapai kesepakatan melalui peradilan atau jalur hukum.

Hal itu dilakukan ketika kedua belah pihak yang bersengketa mengadakan interaksi silang terkait pendapat mereka, atau terdapat perbedaan pendapat. Kedua belah pihak akan ada di dalam pendiriannya masing-masing dan mempertahankan argumentasi yang paling dianggap benar oleh mereka.

Proses ajudikasi melibatkan penentuan hak dan kewajiban pihak-pihak yang bersengketa berdasarkan hukum dan aturan yang berlaku. Oleh karena itu, kesepakatan yang diambil dari proses ajudikasi dapat timbul melalui lembaga peradilan.

Menurut Drs Andreas Soeroso, MS dalam buku Sosiologi 1 SMA Kelas X, biasanya suatu keputusan diambil dengan berbagai pertimbangan, seperti bukti dan alasan tertentu yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam proses ajudikasi, pengadilan atau hakim bertindak sebagai pihak yang netral dan memutuskan hasil kasus berdasarkan bukti dan hukum yang diajukan oleh kedua belah pihak.

Contoh Ajudikasi

Berdasarkan pengertian di atas, berikut beberapa contoh ajudikasi adalah:

  1. Penyelesaian persengketaan tanah. Dalam hal ini, pihak-pihak yang terlibat sengketa sepakat untuk menyelesaikannya di jalur hukum karena pertentangan terkait batas atau kepemilikan properti tidak selesai.
  2. Gugatan kasus perceraian oleh pasangan suami istri yang tidak dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara damai. Hakim akan mempertimbangkan bukti-bukti yang disediakan oleh kedua belah pihak, serta hukum yang berlaku untuk memutuskan pembagian aset, hak asuh anak, dan kewajiban finansial.
  3. Perselisihan kasus warisan mengenai pembagian di antara ahli waris. Pengadilan dapat memutuskan bagaimana harta warisan akan didistribusikan berdasarkan hukum warisan yang berlaku.
  4. Persengketaan Hak kekayaan Intelektual (HAKI). Dalam industri hiburan, hal ini sering terjadi seperti persengketaan hak cipta, hak paten, dan guna pakai, dan hingga merk dagang.
  5. Kasus perebutan hak asuh anak. Dalam sengketa hak asuh anak, pengadilan akan mempertimbangkan kepentingan terbaik anak dan bukti yang diajukan oleh kedua orang tua untuk menentukan bagaimana hak asuh anak akan dibagi antara mereka.
  6. Perselisihan kecelakaan di jalan. Ketika terjadi kecelakaan lalu lintas atau insiden lain yang mengakibatkan cedera fisik atau kerusakan properti, pihak yang terlibat dapat mengajukan gugatan ke pengadilan untuk menentukan tanggung jawab dan ganti rugi yang harus dibayarkan kepada pihak yang terkena dampak.
  7. Pemutusan dakwaan kasus pencurian. Pencuri akan diadili dalam pengadilan pidana, di mana jaksa penuntut akan menunjukkan bukti pencurian, dan terdakwa akan memiliki hak untuk membela diri.
  8. Kasus sengketa kontrak. Hal ini terjadi ketika dua pihak, misalnya seorang penjual dan pembeli, terlibat dalam sengketa perdata terkait pelanggaran kontrak. Salah satu pihak mengklaim bahwa kontrak telah dilanggar, sementara yang lainnya mungkin membantah klaim tersebut.

Itulah beberapa contoh ajudikasi, yaitu penyelesaian persengketaan melalui pengadilan atau jalur hukum.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads