Memahami Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra

ADVERTISEMENT

Memahami Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra

Baladan Hadza Firosya - detikEdu
Selasa, 07 Nov 2023 06:00 WIB
Ilustrasi novelette.
Ilustrasi novel Foto: Getty Images/iStockphoto/coreay
Jakarta -

Memahami unsur ekstrinsik adalah langkah penting dalam memahami lebih baik tentang karya sastra. Dengan memahami unsur ekstrinsik, ini tentunya membantu pembaca untuk memahami konteks, sejarah, budaya, dan latar belakang penulis yang membentuk atau memengaruhi karya sastranya.

Selain meningkatkan apresiasi kita terhadap karya sastra, hal ini memungkinkan pembaca untuk lebih memahami pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh penulis.

Untuk itu, artikel ini akan mengulas tentang apa saja yang termasuk ke dalam unsur ekstrinsik. Di akhir, artikel ini juga memberikan contoh analisis dari unsur ekstrinsik dalam sebuah karya sastra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik karya sastra adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar. Unsur ini tidak masuk dalam cakupan cerita, tetapi sangat memengaruhi dan mewarnai unsur intrinsiknya. Berikut adalah unsur ekstrinsik karya sastra yang dikutip dari beberapa sumber, seperti Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia Kelas XI oleh Sumiati, dan buku Bahasa Indonesia 3 oleh Ahmad Aibli dkk.

1. Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang adalah situasi dan perasaan penulis saat dia menulis bukunya. Ini dipengaruhi oleh masalah pribadi, perasaan kecewa terhadap hal-hal dalam masyarakat, dan harapan penulis tentang bagaimana dunia seharusnya menjadi sesuai dengan keinginannya.

ADVERTISEMENT

2. Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat dalam sastra adalah seperti latar atau setting cerita yang menggambarkan bagaimana kehidupan dan kondisi masyarakat pada waktu cerita tersebut terjadi. Ini sangat penting karena dapat memberikan pemahaman tentang situasi sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, dan politik pada masa itu.

3. Nilai yang Terkandung

Nilai yang merupakan unsur ekstrinsik adalah nilai agama, nilai sosial, nilai agama dan lain-lain.

Contoh Analisis Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra

Untuk memahami unsur ekstrinsik dalam karya sastra lebih lanjut, berikut adalah contoh unsur ekstrinsik dalam novel "Dia Adalah Kakakku" karya Tere Liye yang dikutip dari jurnal milik Yantidiana Danur dkk yang berjudul Analisis Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik Novel "Dia Adalah Kakakku" Karya Tere Liye.

1. Latar Belakang Pengarang

Tere Liye adalah nama pena dari seorang novelis Indonesia, nama ini diambil dari bahasa India yang artinya "untukmu." Ia lahir pada tanggal 21 Mei 1979 dan telah menghasilkan 14. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Dia Adalah Kakakku."

Saat ini, ia menjalani profesi sebagai penulis dan juga sering menjadi pemateri dalam forum diskusi. Berkat dedikasinya yang tinggi, novel-novelnya telah menembus pasar internasional, ia pun dijuluki sebagai novelis terbaik Indonesia. Beberapa dari karyanya juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Beberapa judul karyanya yang telah diterbitkan antara lain adalah "Rembulan Tenggelam Di Wajahmu," "Mimpi-Mimpi Si Patah Hati," "Cintaku Antara Jakarta & Kuala Lumpur," "Senja Bersama Rosie," "Dia Adalah Kakakku," dan "ELIANA serial anak-anak mamak."

2. Latar Belakang Masyarakat

Pada latar belakang masyarakat berisi keadaan sosial budaya atau lingkungan pengarang dan pengaruhnya terhadap karya sastra yang diciptakannya. Maka, bagian ini dapat ditulis seperti berikut.

Tere Liye adalah salah seorang penulis produktif di Indonesia yang menghasilkan lebih dari sepuluh karya yang dipublikasikan sejak tahun 2005. Pria yang lahir pada 21 Mei 1979 ini tumbuh di wilayah pedalaman Sumatera, namun hal ini tidak menjadikannya sosok yang memiliki pola pikir sempit.

3. Nilai yang Terkandung

a) Nilai Moral

"Kau bukan kaka kami! Kenapa pula kami harus patuh." (Tere Liye, 2018: 18)

Diatas adalah contoh nilai moral ketika adik-adik kak Laisa, yaitu Wibisana dan Ikanuri, bersikap tidak sopan dan bahkan membentak kakak mereka dengan kata-kata kasar. Namun, pada akhirnya, mereka menyadari bahwa perilaku mereka yang kasar tersebut adalah tindakan yang tidak terpuji.

b) Nilai Budaya

"Aku tidak akan menikah sebelum kakak menikah". (Tere Liye,2018: 235).

Nilai budaya tercermin dari kutipan di atas yang menunjukkan bahwa seorang karakter bernama Dalimunte tidak akan menikah sebelum kakaknya, yaitu Laisa, menikah. Ini mencerminkan keyakinan bahwa sebagai adik, dia tidak boleh menikah sebelum kakaknya menikah, menghormati nilai-nilai tradisional dan budaya mereka.

c) Nilai Sosial

"Kita bisa melakukannya. Apa susahnya membuat kincir-kincir itu. Jika Dalimunte bisa membuat dua dengan bambu seadanya, kita bisa membuatnya yang lebih bagus, lebih kokoh." (Tere Liye,2018: 98).

Dalam kutipan tersebut, n+tampak seorang tokoh bernama Kak Laisa berbicara tentang nilai sosial ketika dia mendukung ide Dalimunte untuk membuat kincir air yang lebih baik. Dia meyakinkan masyarakat untuk mendukung proyek ini, menunjukkan rasa solidaritas dan dukungan dalam komunitas mereka.

d) Nilai Agama

"Ya Allah, terimakasih atas segalanya. Terima Kasih."

"Ya Allah, Lais sungguh ikhlas dengan segala keterbatasan ini, dengan segala takdirmu. Karena, karena kau menggantinya dengan adik-adik yang baik." (Tere Liye ,2018: 392).

Kak Laisa dalam kutipan tersebut bersyukur kepada Allah SWT atas segala yang telah terjadi dalam hidupnya. Dia bersyukur atas nikmat Allah SWT atas saat sisah hidupnya ia masih sempat melihat adik-adiknya menikah.

Demikianlah ulasan terkait unsur ekstrinsik karya sastra yang dapat dipahami. Semoga terbantu dengan contoh yang diberikan!




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads