Kosmologi: Pengertian, Tujuan, dan Teorinya

ADVERTISEMENT

Kosmologi: Pengertian, Tujuan, dan Teorinya

Baladan Hadza - detikEdu
Senin, 06 Nov 2023 06:00 WIB
Objek aneh di alam semesta
Foto: NASA/ESA/Caltech/Ilustrasi kosmologi
Jakarta -

Istilah kosmologi pertama kali digunakan oleh Pythagoras (580-500 SM) dalam konteks menggambarkan keteraturan dan harmoni pergerakan benda-benda langit.

Secara etimologi, istilah kosmologi berasal dari kata "kosmos" yang berarti dunia, aturan, atau alam, dan "logos" yang berarti rasio atau akal.

Dengan demikian, kosmologi dapat dijelaskan sebagai ilmu yang mempelajari tentang asal usul atau pembentukan alam (dunia). Kosmologi juga mencakup telaah tentang alam semesta dalam skala besar, sebagaimana dikutip dari buku "Kearifan Lingkungan dalam Perspektif Budaya Jawa" karya M. Nasruddin Anshoriy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Kosmologi Menurut Para Ahli

Menurut Christian Wolff, kosmologi merupakan ilmu yang menginvestigasi alam semesta sesuai dengan esensi mutlaknya, yang mencakup keluasan dan maknanya.

Titik sentral dalam kosmologi adalah kesatuan antara manusia, alam semesta, dan dunia yang dialami manusia. Ada berbagai tema dasar dalam kosmologi, antara lain:

ADVERTISEMENT

1. Kemungkinan, hal-hal yang kebetulan (contingence)
2. Keharusan (necessity)
3. Batasan dan Hukum Formal Dunia (limitations and formal laws of the world)
4. Kebebasan Manusia dan Asal Mula Kejahatan (freedom of man and the origin of evil)

Tujuan Kosmologi Menurut Para Ahli

A.E. Taylor, dalam bukunya "Element of Metaphysis," menjelaskan bahwa tujuan utama kosmologi adalah mempertimbangkan makna dan validitas berbagai konsep universal yang dikenal sebagai sifat dasar dari objek-objek individu.

Sifat-sifat ini mencakup:

1. Keluasan (extension)
2. Urut-urutan (succession)
3. Ruang (space)
4. Waktu (time)
5. Bilangan (number)
6. Besaran/Jarak (magnitude)
7. Gerak (motion)
8. Perubahan (change)
9. Kualitas (quality)
10. Materi (matter)
11. Sebab-Akibat (causality)
12. Interaksi (interaction)

Menurut penulis filsafat, The Liang Gie, deskripsi kosmologi bertujuan untuk menyelidiki hal-hal berikut:

1. Tata hubungan alam semesta
2. Asal mula alam semesta
3. Tujuan alam semesta

Sementara, Notonegoro dan R. Moertono mengatakan bahwa kosmologi memeriksa dunia benda, alam semesta sebagai isi utamanya. Pemeriksaan ini dilakukan dari dua sudut pandang:

1. Pandangan keseluruhan terhadap alam semesta
2. Pandangan terhadap unsur-unsur alam semesta (seperti benda mati dan hidup)

Ketika melihat alam semesta secara keseluruhan, terdapat tiga masalah utama yang diajukan:

- Ketertiban alam semesta, yang mencerminkan hukum-hukum alam yang mengaturnya.
- Asal mula alam semesta
- Kesempurnaan alam semesta

Sementara itu, ketika dilihat dari sudut pandang unsur-unsurnya, hal ini mencakup:

- Benda mati atau anorganik
- Benda hidup atau organik, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia.

Teori Pembentukan Kosmologi

Kosmologi menjadi sebuah cabang ilmu yang berkembang pesat berkat dedikasi para ilmuwan yang terus melakukan observasi dan pengamatan.

Seiring dengan keberlanjutan penelitian mendalam dan eksplorasi luar angkasa, kosmologi semakin menggali rahasia alam semesta dan terus berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang tak kenal batas.

Adapun teori awal yang menjelaskan bagaimana asal usul dari pembentukan alam semesta dapat ditinjau berikut ini, yang dikutip dari beberapa buku, seperti "Divine Spirit through Essential" karya Reiki, dan buku "Ajar Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi" karya I Made Bagus Andi Purnomo.

1. Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory)

Pada tahun 1920-an, Georges-Henri Lemaitre, seorang pendeta Katolik Belgia, mengusulkan bahwa alam semesta terus berkembang atau membesar.

Dengan kata lain, jika waktu bisa diputar mundur, seluruh isi alam semesta akan berasal dari satu titik. Ini menjadi dasar bagi apa yang sekarang kita kenal sebagai teori big bang.

Teori big bang menyatakan bahwa jagat raya terbentuk dari massa yang sangat besar dengan berat jenis yang sangat besar yang meledak dalam ledakan yang sangat dahsyat sebagai akibat dari reaksi pada inti massa.

Bagian-bagian massa tersebut kemudian berserakan dan terpental jauh dari pusat ledakan. Galaksi-galaksi dalam sistem tata surya terbentuk dari bagian-bagian yang terpental tersebut miliaran tahun kemudian.

2. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)

Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory) dikemukakan pada tahun 1948 oleh ilmuwan Inggris Sir Herman Bondi, Thomas Gold, dan Sir Fred Hoyle yang menjelaskan mengatakan bahwa alam semesta selalu ada, tidak memiliki awal atau akhir waktu.

Dalam teori ini, materi terus-menerus diciptakan untuk membentuk bintang dan galaksi baru dengan kecepatan yang sama dengan yang lama, sehingga kerapatan rata-rata di alam semesta tetap konstan.

3. Teori Kabut (Nebula)

Teori kabut, yang juga dikenal sebagai teori nebula, pertama kali diusulkan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734 dan diperbarui oleh Immanuel Kant pada tahun 1775.

Teori ini menjelaskan pembentukan tata surya dari bola kabut gas raksasa yang berputar dan berproses hingga membentuk matahari dan planet-planet. Pierre Simon Laplace juga mendukung teori ini, menyatakan bahwa tata surya kita berasal dari awan gas padat yang berputar.

4. Teori Planetesimal

Teori ini dikemukakan oleh Forest Ray Morton dan Thomas C. Chamberlain pada tahun 1916. Teori ini berpendapat bahwa matahari sudah ada sejak awal. Ketika bintang yang lebih besar mendekati matahari yang menyebabkan terjadinya tarikan yang membuat sebagian materi matahari terlepas dan tersebar.

Materi tersebut kemudian membentuk struktur seperti lidah api yang menjauh dari matahari. Materi kecil bergabung dan membentuk planet, salah satunya adalah Bumi.

5. Teori Radiasi Dasar Gelombang Mikro Kosmik

Pada Mei 1964, Arno Penzias dan Robert Wilson, peneliti di Bell Telephone Laboratories, tanpa sengaja menemukan radiasi dasar gelombang mikro kosmik yang merupakan cahaya pertama alam dia semesta.

Radiasi ini muncul sekitar 380.000 tahun setelah Big Bang dan mendukung teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta berasal dari letupan besar dan terus mengembang sejak saat itu.

Radiasi dasar gelombang mikro kosmik adalah bukti penting yang mendukung gagasan bahwa alam semesta awalnya sangat panas dan telah mengalami perkembangan yang luar biasa sejak saat itu.

Nah, jadi begitulah penjelasan mengenai kosmologi dan tujuannya menurut beberapa ahli. Semoga menambah wawasan detikers ya!




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads