Mengenal Johana Tumbuan, Pembaca Teks Sumpah Pemuda Tahun 1928

ADVERTISEMENT

Mengenal Johana Tumbuan, Pembaca Teks Sumpah Pemuda Tahun 1928

Cicin Yulianti - detikEdu
Sabtu, 28 Okt 2023 09:00 WIB
Sumpah Pemuda
Ilustrasi pembaca teks sumpah pemuda. Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono
Jakarta -

Bangsa Indonesia akan memperingati Hari Sumpah Pemuda setiap jatuh tanggal 28 Oktober. Ikrar Sumpah Pemuda sendiri merupakan hasil dari Kongres Pemuda yang digagas Moh Yamin beserta anak muda lainnya saat itu.

Berdasarkan informasi dari buku Makna Sumpah Pemuda oleh Sri Sudarmiyatun (2002), teks Sumpah Pemuda dibacakan pada 28 Oktober 1928 di Jalan Kramat Raya Nomor 106 Jakarta Pusat.

Kala itu, tempat tersebut merupakan kediaman milik Sie Kong Liong, seorang keturunan Tionghoa. Kini tempatnya telah dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Isi Sumpah Pemuda mengandung tiga pilar pemuda dalam mewujudkan persatuan Indonesia. Tiga hal tersebut yakni mengenai persaudaraan yang diikat oleh tanah Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Lantas, siapa sosok pembaca isi teks Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928?

ADVERTISEMENT

Johana, Pembaca Teks Sumpah Pemuda

Dikutip dari arsip detikEdu, pembaca teks Sumpah Pemuda kala itu adalah Johana Tumbuan yang merupakan perwakilan dari pemudi Jong Minahasa. Ia adalah perempuan asal Amurang, Sulawesi Utara.

Tak hanya pada momen Kongres Pemuda II, Johana pun hadir dalam peristiwa pembacaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Hal itu menunjukkan bahwa dirinya adalah aktivis kebangsaan yang aktif dalam mendiskusikan isu pergerakkan.

Dalam pembacaan teks Sumpah Pemuda, tak hanya dirinya yang hadir sebagai perempuan, namun terdapat 10 perempuan lainnya yang juga turut serta, seperti dikutip dari buku "Peranan Wanita Indonesia dalam Masa Pergerakan Nasional" oleh G.A Ohorella dkk.

Sejak saat itu, cakrawala perempuan menjadi berkembang seiring zaman. Para perempuan menjadi ikut terlibat dalam politik dan aktif dalam organisasi. Mereka pun menggelar kongres pertama perempuan pada 22 Desember 1928.

Dikenal Sebagai Jos Masdani

Mengutip Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia Volume 3 karya Rosihan Anwar, Johana kemudian dikenal sebagai Jos Masdani. Sapaan tersebut banyak dipakai orang lain setelah dirinya menikah dengan Masdani, sosok yang ia temui dalam gerakan perjuangan.

Jos Madani sempat menjadi dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Perannya tak hanya dalam pergerakan, ia juga menjadi sosok di balik berdirinya Tugu Proklamasi yang terdapat di Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Nama Jos Masdani semakin dikenal karena keterlibatannya di beberapa organisasi. Ia adalah anggota Palang Merah Indonesia (PMI) pusat tahun 1945-1958, anggota Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) tahun 1945, dan anggota Korps Sarjana Veteran Legiun Veteran RI-DKI.

Johana atau Jos Masdani akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 13 Mei 2006, pada usianya yang ke-95 tahun. Sebelumnya, ia mengalami sakit ginjal, gula, dan jantung.




(cyu/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads