Untuk pertama kalinya, Artificial Intelligence (AI) berhasil menemukan supernova tanpa campur tangan manusia. AI ini dikenal dengan nama Bright Transient Survey Bot (BTSbot).
Sebuah tim ilmuwan internasional mengembangkan BTSbot menggunakan lebih dari 1,4 juta gambar dari hampir 16.000 sumber untuk melatih algoritma pembelajaran mesinnya. Northwestern University melaporkan jika sistem baru ini memungkinkan otomatisasi seluruh proses penemuan supernova.
BTSbot, secara mandiri, berhasil mencari, mendeteksi, mengonfirmasi, mengklasifikasikan, dan mengumumkan penemuan supernova. Tidak hanya hasilnya lebih cepat, tetapi juga menghilangkan kesalahan yang bisa dibuat manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada akhirnya, menghilangkan manusia dari lingkaran ini akan memberikan lebih banyak waktu bagi tim peneliti untuk menganalisis pengamatan mereka dan mengembangkan hipotesis baru untuk menjelaskan asal mula ledakan kosmik yang kita amati," kata astronom Northwestern Adam Miller, salah satu peneliti utama dalam pengembangan BTSbot dalam Science Alert, Kamis (19/10/2023).
Cara BTSbot Temukan Supernova
BTSbot mendeteksi supernova baru bernama SN2023tyk dalam data dari Zwicky Transient Facility (ZTF), kamera robot di California yang memindai langit utara setiap 2 hari. ZTF mencitrakan ledakan kosmik di langit malam pada tanggal 3 Oktober, dan BTSbot menemukan supernova dalam data ZTF pada tanggal 5 Oktober.
Setelah berkomunikasi dengan instrumen robot lainnya, BTSbot dapat mengonfirmasi penemuan tersebut dan mengklasifikasi supernova. Kemudian BTSbot membagikan laporan tersebut kepada publik pada tanggal 7 Oktober.
"ZTF telah beroperasi selama 6 tahun terakhir, dan, selama waktu itu, saya dan yang lainnya telah menghabiskan lebih dari 2.000 jam untuk menginspeksi kandidat secara visual dan menentukan mana yang akan diamati dengan spektroskopi," kata astronom Christoffer Fremling dari California Institute of Technology (Caltech).
Meski supernova adalah peristiwa yang terang dan dapat dilihat, supernova tidak begitu mudah dikenali. Metode pendeteksian tradisional membuat para astronom harus memeriksa secara visual sejumlah besar data dari teleskop robotik.
Selain memakan waktu, para astronom diperkirakan hanya menemukan sebagian kecil dari seluruh supernova yang terjadi di alam semesta.
Dalam proses pencarian supernova, BTSbot secara otomatis meminta instrumen robot lain yang disebut Spectral Energy Distribution Machine (SEDM) untuk melakukan pengamatan ekstensif terhadap potensi supernova. Setelah memperolehnya, SEDM mengirimkannya ke SNIascore Caltech untuk mengklasifikasikan supernova.
"Performa simulasinya luar biasa, namun Anda tidak akan pernah tahu bagaimana hal itu diterjemahkan ke dunia nyata sampai Anda benar-benar mencobanya," kata astronom Nabeel Rehemtulla.
Kemampuan untuk memindai langit malam untuk mencari objek baru dengan lebih efisien dan efektif memungkinkan penemuan banyak supernova baru. BTSbot dapat meringankan para astronom agar fokus dalam menafsirkan data.
(nir/nwk)