5 Tips Cegah Bullying di Sekolah bagi Guru, Salah Satunya Libatkan Orang Tua

ADVERTISEMENT

5 Tips Cegah Bullying di Sekolah bagi Guru, Salah Satunya Libatkan Orang Tua

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 19 Okt 2023 18:00 WIB
Close up compassionate young foster parent holding hands of little kid girl, giving psychological help, supporting at home. Sincere different generations family sharing secrets or making peace.
5 Tips Cegah Bullying di Sekolah. (Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes)
Jakarta - Akhir-akhir ini, media sosial ramai dengan kasus bullying yang terjadi di sekolah. Bullying atau perundungan ini dilakukan antar siswa.

Dosen Keperawatan Jiwa FIK UM Surabaya, Uswatun Hasanah, mengatakan kejadian bullying muncul dalam berbagai bentuk. Bullying bisa bermula dari intimidasi, mengejek, atau dalam bentuk kekerasan fisik.

Bullying bisa menyebabkan hilangnya nyawa korban akibat kekerasan langsung atau korban yang memutuskan mengakhiri hidup akibat tidak tahan terus dibully.

"Saat siswa berada di lingkungan sekolah, tentunya secara penuh mereka berada dalam pengawasan dan tanggung jawab guru, sehingga guru memiliki frekuensi yang tinggi dalam berinteraksi dengan siswa baik di kelas maupun diluar kelas," ujar Uswatun dalam laman UM Surabaya, Kamis (19/10/2023).

Menurutnya, ada beberapa tips yang bisa diikuti guru untuk mencegah bullying di lingkungan sekolah. Berikut ulasannya.

5 Tips Mencegah Bullying di Sekolah

1. Jeli dan Peka

Guru perlu menyadari fakta yang terlihat di depan mata. Banyak kejadian tersirat yang membutuhkan kejelian dari para guru, khususnya dalam mengidentifikasi tanda perilaku bullying.

"Perlu disadari bahwa bullying dapat dilakukan dan terjadi kepada siapapun, bahkan oleh siswa yang dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang baik juga berprestasi, atau juga oleh siswa yang nampak dalam kesehariannya sebagai siswa yang pendiam," jelasnya.

2. Waspada

Selanjutnya, guru bisa lebih waspada terhadap tanda awal perilaku bullying. Sebagai guru, mengawasi banyak siswa dalam satu waktu tentu merupakan tantangan tersendiri. Tetapi, bukan mustahil untuk dilakukan.

Perilaku kecil yang dianggap sebagai candaan terkadang menjadi indikator terjadinya bullying jika tidak ditangani sejak dini. Seperti tatapan mata tajam yang ditujukan hanya pada satu siswa tertentu atau memanggil nama teman dengan ejekan.

3. Peduli Pada Siswa

Saat ada indikasi siswa melakukan intimidasi pada siswa lainnya, guru harus merespons. Begitu pula jika terdapat siswa selaku korban bullying yang menceritakan pengalamannya, guru sebaiknya menunjukkan kepedulian.

4. Menciptakan Ruang Kelas yang Aman

Ruang kelas yang aman tidak hanya aman digunakan saat belajar. Akan tetapi juga adanya rasa saling menghormati, saling mendukung, rasa aman untuk berinteraksi, bebas berekspresi, termasuk siswa mau bersuara saat menyaksikan perilaku bullying.

Guru dapat membantu membangun kedekatan antar siswa, sehingga mereka merasa saling terhubung satu sama lain.

"Jika dibutuhkan guru juga bisa menyediakan dokumen anti-bullying yang ditandatangani oleh seluruh siswa untuk menunjang terciptanya lingkungan kelas yang aman, tentunya dalam dokumen penting untuk menyertakan konsekuensi yang membangun bagi siswa yang melanggar dan prosedur penyelesaian masalah," paparnya.

5. Aktif Melibatkan Orang Tua

Terakhir, guru bisa melibatkan orang tua dalam penanganan bullying. Saat ada kejadian yang mengarah pada perilaku bullying, guru bisa menginformasikan hal tersebut pada orangtua pelaku maupun orang tua korban.

Hal ini agar orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan anak-anaknya terkait cara bersikap. Sebaliknya, orang tua korban dapat mengajari mereka keterampilan sehingga mereka tahu cara melakukan intervensi ketika bullying terjadi.


(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads