Langit-langit Kuil Esna rampung direstorasi para ahli dari Mesir dan Jerman baru-baru ini. Kuil kuno dari sekitar 332 SM -350 M ini menjalani restorasi selama 5 tahun.
Kuil Esna merupakan salah satu dari enam kuil besar Mesir yang tersisa pada periode Yunani-Romawi. Lima lainnya yaitu Philae, Kom Ombo, Edfu, Dendara, dan Athribis.
Tempat pemujaan ini dibangun dan didekorasi pada masa Ptolemeus, terutama pada era Romawi. Pada masa Napoleon, Kuil Esna sempat dianggap sebagai contoh ideal arsitektur kuil Mesir kuno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Relief Zodiak hingga Konstelasi Astronomi di Kuil Kuno
![]() |
![]() |
Semula, ratusan gambar dan visual-visual astronomi di langit-langit Kuil Esna ditemukan tertutup kotoran dan jelaga. Kuil Esna lalu dipugar dalam proyek bersama Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dan Universitas TΓΌbingen Jerman, dikutip dari laman resmi kampus di laman Alpha Galileo.
Sebanyak 30 spesialis di bawah arahan Ahmed Emam kini berhasil menampakkan warna aslinya. Relief langit-langit berwarna-warni menunjukkan dewa, tokoh mitologi dan representasi Matahari, Bulan, tanda zodiak, dan berbagai konstelasi astronomi.
Selain warna, pemugaran ini mengungkap hampir 200 prasasti tinta yang sebelumnya sama sekali tidak diketahui. Prasasti ini membantu peneliti mengidentifikasi banyak gambar yang digambarkan.
"Luasnya tematik penggambaran ini menggarisbawahi betapa pentingnya astronomi di Mesir kuno," kata ahly Egyptologi Universitas TΓΌbingen, Dr Daniel von Recklinghausen.
Langit-langit Kuil Esna terbagi atas tujuh bagian. Tiap bagian memiliki tema berbeda. Beberapa di anyatanya yaitu pergerakan Matahari sehari-hari, fase Bulan, perbedaan jam di malam hari, hingga Hari Tahun Baru.
Penanda Banjir Tahunan sampai Tahun Baru Mesir Kuno
Gambar dewa Orion, Sothis, dan Anukis merupakan salah satu bagian terbaru yang ditemukan. Menurut von Recklinghausen, ketiganya punya peran penting dalam penanda langit sampai peristiwa di Mesir.
Profesor Christian Leitz dari Institut Studi Kuno dan Timur Dekat di Universitas TΓΌbingen menjelaskan, Orion mewakili konstelasi dengan nama yang sama.
Di sebelahnya ada Jadithis, yang merupakan nama Mesir kuno untuk konstelasi Sirius. Konstelasi ini tidak terlihat di langit malam selama 70 hari dalam setahun, sampai muncul lagi di timur.
Saat Sirius muncul, sambungnya, maka terjadi Hari Tahun Baru di Mesir kuno dan banjir tahunan di Sungai Nil. Leitz menjelaskan, menurut kepercayaan orang Mesir kuno, Anukis berkuasa atas surutnya air banjir Nil sekitar 100 hari kemudian.
Kuil Esna menjadi kuil kuno kedua setelah Dendara yang langit-langit astronominya terestorasi saat ini. Warna langit-langit Kuil Dendara didominasi putih dan biru muda, sementara Kuil Esna lebih beragam dengan dominasi kuning dan merah.
Peninggalan Kuil Esna
Hanya ruang depan (disebut pronaos) yang tersisa di Kuil Esna. Struktur ini memiliki panjang 37 meter, lebar 20 meter, dan tinggi 15 meter, seperti dikutip dari laman Universitas Tubingen.
Kuil Esna berlokasi di tengah kota, sekitar 60 km di selatan Luxor. Fakta ini diperkirakan membuatnya tidak jadi korban penggalian bahan bangunan di masa industrialisasi Mesir.
(twu/faz)