Bangsa Romawi Suka Daur Ulang Uang Koin, Kenapa Ya?

ADVERTISEMENT

Bangsa Romawi Suka Daur Ulang Uang Koin, Kenapa Ya?

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 17 Okt 2023 18:30 WIB
Koin perak Romawi
Bangsa Romawi rupanya pionir praktik daur ulang, khususnya di pembuatan koin perak. Alasannya karena lebih hemat. Foto: Wood et al
Jakarta -

Bangsa Romawi rupanya mendaur ulang koin perak mereka jadi koin baru. Praktik ini disebut lebih hemat dan lebih baik bagi lingkungan karena mengurangi polusi.

Temuan tersebut dilaporkan tim peneliti dari Departemen Arkeologi, Klasik dan Egyptology Universitas Liverpool dan Departemen Klasik dan Sejarah Kuno, Universitas Warwick di jurnal Archaeological and Anthropological Sciences baru-baru ini.

Penelitian pada koin perak Republik Romawi ini merupakan bagian dari proyek Roma dan Koin-koin Mediterania 200 SM-64 M yang bertujuan untuk memahami strategi moneter Romawi sebagai instrumen imperialisme.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurunkan nilai perak adalah salah satu cara untuk mengatasi fluktuasi pasokan perak. Mencairkan barang perak yang sudah ada, baik milik Anda atau milik orang lain, adalah cara alternatifnya," kata Dr Jonathan Wood dalam pernyataan resmi Universitas Liverpool di laman Phys.org.

"Bagi orang Romawi, mendaur ulang koin akan jauh lebih murah dibandingkan mengekstraksi perak baru-yang bermanfaat bagi keuangan mereka, serta bagi lingkungan," imbuh Wood.

ADVERTISEMENT

Penelitian Koin Kuno Daur Ulang

Semula, para peneliti mendapati bahwa ada penurunan dramatis tingkat polusi timbal di es pada akhir Republik Romawi. Padahal, saat itu koin perak masih diproduksi.

Tim peneliti menjelaskan, mengekstraksi perak dari bijih, lalu memurnikannya di pabrik percetakan untuk membuat koin, mengakibatkan polusi timbal jadi besar. Polusi zaman kuno ini memasuki atmosfer, melayang melintasi Atlantik, dan meninggalkan jejak polusi di es Greenland.

Berdasarkan analisis pada kotoran emas dalam koin perak dan polusi timbal di es Greenland, peneliti mendapati bahwa koin-koin perak Romawi didaur ulang agar biaya produksinya lebih murah dan tidak menimbulkan polusi timbal sebesar proses dari awal.

Krisis Bahan Perak Koin

Peneliti mendapati, koin-koin yang beredar sekitar tahun 120 SM tidak sehalus koin yang lebih tua. Kelak, koin-koin ini juga punya campuran emas dalam kadar rendah. Keduanya, bersama penurunan catatan timbal di es Greenland, diperkirakan menjadi pertanda adanya praktik daur ulang koin perak Romawi.

Peneliti menduga, emas yang dicampurkan pada pembuatan koin daur ulang itu berasal dari hasil jarahan Julius Caesar. Ia yang kembali ke Roma usai pertempuran dengan Galia pada 49 SM.

Di samping perak, muncul koin baru dari tembaga. Temuan ini menjadi petunjuk adanya reformasi mata uang akibat krisis rantai pasokan bahan pembuat koin, yakni perak.

Wood, Matthew Ponting, dan Kevin Butcher memperkirakan, perak dari kelompok pasokan berbeda didaur ulang dengan dicampur menjadi satu, dikutip dari laman Springer Link. Alhasil, nilai koin perak dan tembaga jadi turun. Terlebih, bahan perak Romawi sering dijarah usai konflik di Iberia dan Prancis selatan.

"Pencairan koin perak perak yang ada untuk mencetak mata uang baru tampaknya lebih mencerminkan penurunan emisi timbal yang terlihat pada akhir abad kedua sampai tengah abad pertama SM dibandingkan dengan fluktuasi di masa lalu," lapor para peneliti.

Alasan dilakukannya daur ulang mungkin sama dengan alasan dari McConnell dan rekan-rekan pada 2018 terkait penyebab fluktuasi emisi timbal, yaitu peperangan pada masa Republik Romawi pertengahan dan akhir di wilayah penghasil perak di Semenanjung Iberia dan Prancis selatan mengakibatkan gangguan besar dalam produksi timah-perak," pungkasnya.




(twu/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads