Empat koin emas berusia 500 tahun ditemukan di reruntuhan biara abad pertengahan di Jerman. Arkeolog memperkirakan, koin emas itu disembunyikan secara tergesa-gesa oleh biarawan di masa pemberontakan petani pada 1525.
Biara Augustinian Hermit yang disebut Himmelpforten itu menaungi biarawan pada pada 1253 sampai abad ke-16. Biara tersebut berdiri di Wernigerode, Pegunungan Harz. Kota ini masuk kawasan Jerman tengah, dikutip dari Mitteldeutsche Zeitung.
Felix Biermann, arkeolog dan manajer proyek dari Kantor Negara Bagian Saxony-Anhalt untuk Pelestarian Monumen dan Arkeologi, Jerman menuturkan bahwa seorang biarawan menyembunyikan koin emas itu pada 1525 di masa pertempuran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Koin emas itu sangat berharga, dan kekayaan kecilnya itu mungkin disembunyikan oleh seorang biarawan dalam situasi yang sangat berbahaya," tuturnya.
Menurut Biermann, sang biarawan mungkin tidak menghadapi akhir yang baik karena koin emasnya tertinggal di reruntuhan bara.
"Itu tidak berakhir dengan baik karena koin itu tidak diambilnya kembali," sambungnya.
Koin Emas Gulden dari Kekaisaran Romawi
Rupanya, koin-koin emas itu terklasifikasi sebagai gulden, sejenis mata uang selama Kekaisaran Romawi. Koin tersebut dicetak di Frankfurt sebelum 1493, pada masa pemerintahan Kaisar Frederick III.
Koin kedua dicetak di Schwabach, di luar Nuremberg, sekitar 1486 -1495. Dua koin lainnya diproduksi di Bonn oleh Keuskupan Agung Cologne sekitar 1480-1481.
Perang Tani Jerman 1524-1525
German Peasant's War 1524-1525 adalah pemberontakan terbesar di Eropa Barat sebelum Revolusi Perancis. Ribuan penambang, petani, dan penduduk kota memberontak pada kaum bangsawan atas nama persaudaraan, kebebasan, dan kitab suci dengan menyerang gedung tinggi, biara, dan kastil-kastil, seperti dijelaskan Dosen Sejarah Religius Lyndal Roper dari Universitas Oriel, dikutip dari laman Fakultas Sejarah University of Oxford.
Pemberontakan ini kemudian meluas ke Tyrol, Italia Utara dan Alsace. Pada akhirnya, pemberontakan terjadi di sebagian besar wilayah Jerman. Para petani memobilisasi para penduduk desa dalam radius 20 km untuk ikut perang melawan bangsawan tuan tanah dan pemberi kerjanya.
Jejak Kehidupan Biara
Di bekas halaman biara, peneliti juga menemukan penjepit buku kuningan dari perpustakaan, keramik dan tulang hewan taji pasukan berkuda abad pertengahan, dan segel berdekorasi mewah dari timah untuk cap ke produk kain. Temuan-temuan ini menjadi bukti keberadaan perdagangan skala besar, dan kemakmuran warga biara.
Biara pertama ini didirikan bangsawan von Hartesrode. Pada 1516, biara ini disebut pernah dikunjungi Marthin Luther (1483-1546). Bangunan ini rusak parak setelah masa reformasi dan dihancurkan.
Kini, tersisa fondasi sedalam 1 meter, kapel utama, dan ruang makan biarawan.
(twu/nah)