10 Tips Belajar Cerdas, Studi Efektif Tak Butuh Waktu Lebih Lama

ADVERTISEMENT

10 Tips Belajar Cerdas, Studi Efektif Tak Butuh Waktu Lebih Lama

Noor Faaizah - detikEdu
Selasa, 17 Okt 2023 08:30 WIB
Ilustrasi Anak Belajar
Ilustrasi belajar Foto: Shutterstock
Jakarta -

Profesor Psikologi dari Athabasca University, Faria Sana, mengungkapkan saat remaja dirinya sering menandai buku dengan spidol. Dia merasa garis warna tersebut seharusnya mampu menginformasikan hal berbeda ketika sedang belajar. Namun, ketika kembali mengingat dia tidak tahu apa maksud dari teks yang disorot itu.

Hal serupa juga terjadi ketika dirinya membuat catatan sambil membaca. Namun ternyata, menurut Faria Sana seringkali catatan tersebut hanya menyalin kata-kata atau mengubah kalimat dari buku tersebut. Kegiatan itu pun akhirnya hanya dapat melatih keterampilan menulis tangan.

"Tidak ada yang pernah mengajari saya cara belajar," kata Sana. Ketika di perguruan tinggi pun dia sendiri yang berusaha menemukan keterampilan belajar yang lebih baik. Belum lagi, kekhawatiran keterampilan belajar saat pandemi Covid-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak sekolah-sekolah melakukan aktivitas belajar mengajar secara jarak jauh dan menumpukan kegiatan belajar mandiri pada siswa. Padahal banyak siswa yang masih dikhawatirkan dengan masalah di luar pendidikan seperti keluarga, teman, dan ancaman penyakit.

Kondisi tersebut akan mengalihkan perhatian siswa dari pelajaran. Mereka pun harus mengatur waktu belajarnya sendiri. Sehingga tidak sedikit siswa mengalami kesulitan belajar. Akan tetapi, kini kabar baiknya adalah sains dapat membantu memecahkan masalah tersebut.

ADVERTISEMENT

Selama lebih dari 100 tahun, para psikolog telah melakukan penelitian mengenai kebiasaan belajar mana yang paling berhasil. Beberapa taktik dapat bekerja secara optimal untuk jenis kelas tertentu.

Apa saja taktik tersebut? Berikut DetikEdu rangkum, 10 tips belajar dari laman Science News Explores.

1. Meluangkan waktu belajar

Menurut Nate Kornell, psikolog dari Williams College, Amerika Serikat mengatakan bahwa menjejalkan seluruh pelajaran secara langsung di satu waktu yang sama merupakan ide yang buruk. Sebaliknya, luangkan waktu untuk sesi belajar tersebut.

Dalam satu percobaan tahun 2009, mahasiswa mempelajari kosakata dengan kartu flash. Kelompok pertama mempelajarinya empat hari dan kelompok kedua mempelajari kata dalam jumlah yang lebih kecil dalam sesi yang penuh sesak selama satu hari. Hasilnya kelompok pertama dapat mempelajari kata-kata tersebut dengan lebih baik.

Kornell mencatat bahwa beberapa materi mungkin hilang bisa hilang dari ingatan. Sehingga jika terjadi pengulangan dalam mempelajarinya maka otak akan mengingatnya dengan lebih baik.

2. Latihan, latihan, latihan!

Menurut Katherine Rawson, seorang psikolog dari Kent State University mengatakan, "Jika Anda ingin mengingat informasi, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah berlatih."

Dalam sebuah penelitian tahun 2013, siswa mengikuti serangkaian tes latihan selama yang dilakukan selama beberapa minggu. Pada tes akhir, rata-rata mereka lebih baik dibandingkan siswa yang belajar biasa tanpa latihan.

Dalam penelitian lain juga menyatakan hal serupa. Diketahui, siswa yang mengikuti beberapa tes dengan istirahat beberapa menit di antaranya lebih baik mengingat materi dibandingkan dengan siswa yang hanya mengambil satu kali tes.

3. Jangan hanya membaca ulang buku atau catatan

Cynthia Nebel, seorang psikolog dari Vanderbilt University, AS menyatakan bahwa membaca buku teks, lembar kerja, dan catatan merupakan keterampilan belajar yang buruk. Seringkali ketika siswa membaca ulang materi, jenis materi tersebut merupakan informasi umum yang bersifat dangkal.

Menurut McDaniel, penulis buku Make It Stick: The Science of Success Learning, membaca ulang seperti melihat jawaban sebuah teka-teki. Namun jika kamu belum mencobanya sendiri, maka kamu belum tahu apakah paham atau tidak.

Dari studi yang dilakukan pada tahun 2010, terdapat dua kelompok yang mempelajari materi. Satu kelompok menulis pertanyaan tentang materi dan melakukan tanya jawab pertanyaan dengan rekannya. Sedangkan kelompok lain hanya membaca ulang materi. Diketahui, kelompok yang hanya membaca ulang materi mendapatkan hasil yang buruk.

4. Coba lakukan tes pada diri sendiri

Salah satu kebiasaan Nebel adalah melakukan praktik retrieval. Praktik ini dilakukan dengan menutup bagian dari definisi di buku catatannya, kemudian mencoba mengingat arti dari setiap istilahnya. "Cobalah menguji diri Anda sendiri seperti cara guru mengajukan pertanyaan," ujar Nebel.

Menurut Rawson dalam studi tahun 2020 di Learning and Teaching, penelitian yang melibatkan mahasiswa dengan ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder menunjukkan bahwa metode tersebut mampu membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah pemusatan perhatian.

Selain itu, mengerjakan kuis-kuis sebelum ujian perlu dilatih dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih kritis dan bukan pertanyaan yang sederhana.

Selanjutnya>>> Kesalahan bukan masalah

5. Kesalahan bukanlah masalah selama kita bisa belajar darinya

Sangat penting untuk menguji ingatanmu. Namun tidak masalah berapa detik yang dihabiskan untuk setiap percobaan. Hal yang penting adalah pengambilan tindakan selanjutnya. Kita perlu mengevaluasi dan memeriksa apakah kita benar lalu mencoba fokus pada kesalahan sehingga tahu mana yang paling membutuhkan bantuan.

Menurut Stuart Firestein, ahli biologi Universitas Columbia, faktanya membuat kesalahan bisa menjadi hal yang baik. Dalam bukunya yang berjudul It's called Failure: Why Science is So Successful, dia menuliskan bahwa kesalahan merupakan kunci utama pembelajaran.

6. Menggabungkan beberapa informasi

Jika kamu mempraktikkan satu konsep berulang kali maka perhatian akan terus berkurang karena tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Cobalah untuk menggabungkan latihan dan memberi jarak pada konsep-konsep yang dipelajari. Dengan demikian, kamu dapat melihat perbedaan konsep, membentuk tren, atau menyesuaikannya dalam beberapa cara lain.

Misalkan, dari soal latihan volume maka kamu bisa menggabungkan dengan soal volume irisan atau dengan beberapa operasi penjumlahan dan pembagian. Menurut Rawson dalam laporan penelitian Memory & Cognition, metode interleaving seperti menyisipkan soal-soal latihan memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan kelompok yang melakukan latihan satu paket saja. Menurut Sana, metode ini dapat membantu memori kerja siswa yang kuat dan lemah.

7. Gunakan gambar visual

"Saya pikir representasi visual ini membantu Anda menciptakan model mental yang lebih lengkap," kata McDaniel. Dia dan Dung Bui dari Universitas Washington, mengajak mahasiswanya untuk mendengarkan kuliah tentang rem dan pompa mobil. Dari proses belajar tersebut diketahui bahwa alat bantu visual mampu membantu siswa secara menyeluruh.

Bahkan gambar konyol pun mungkin bisa membantu. Menurut Nikol Rummel, psikolog dari Ruhr University Bochum memberikan gambar kartun kepada mahasiswa serta informasi terkait gambar. Diketahui, siswa yang melihat gambar dapat mengerjakan tes lebih baik dibandingkan siswa yang hanya mendapat informasi teks.

8. Temukan contohnya

Konsep abstrak mungkin sulit untuk dipahami. Namun, jika memiliki contoh nyata akan memudahkan kita dalam membentuk gambaran mental. Misalnya, makanan asam biasanya terasa seperti itu karena mengandung asam. Konsep tersebut mungkin sulit untuk diingat, tapi jika kamu memikirkan tentang lemon atau cuka, akan lebih mudah dalam memahami konsep asam.

9. Gali lebih dalam

Sulit untuk mengingat serangkaian fakta dan angka jika kamu tidak melanjutkan lebih jauh. Coba untuk mengelaborasikan materi yang dipelajari di kelas dengan menanyakan pertanyaan bagaimana dan mengapa. Metode ini akan membantu kita menggabungkan informasi baru dengan hal-hal lain yang sudah diketahui.

Dengan demikian, akan menciptakan jaringan informasi yang lebih besar di otak. Jaringan yang lebih besar memudahkan seseorang untuk mempelajari dan mengingat berbagai hal.

10. Buatlah rencana belajar dan patuhi jadwal tersebut!

Banyak siswa yang sudah meluangkan waktu belajar, melakukan kuis sendiri, atau melatih keterampilan baik lainnya. Namun, setelah mengatur jadwal tetap banyak yang tidak melakukan hal-hal tersebut.

Cobalah untuk tetap berpegang pada rutinitas. Tetapkan waktu dan tempat di mana detikers bisa mengerjakan tugas sekolah dan belajar. Atau dengan mengatur waktu belajar dan waktu istirahat seperti dalam teknik pomodoro. Sehingga kedisiplinan terhadap jadwal akan lebih teratur.

Demikian 10 tips belajar dengan cara yang lebih cerdas. Kini, detikers tahu kan bahwa belajar tidak hanya soal waktu belajar saja yang lama. Selain itu, detikers juga perlu mengatur waktu istirahat. Jika belajar dilakukan terus-terusan tanpa istirahat dapat memicu stress sehingga mampu menghambat aktivitas lainnya. Jadi, jangan lupa untuk istirahat juga ya!


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads