Studi: Otak Manusia Bisa 'Mencium' Bau dengan Warna

ADVERTISEMENT

Studi: Otak Manusia Bisa 'Mencium' Bau dengan Warna

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 16 Okt 2023 18:30 WIB
neurons
Foto: ilustrasi saraf otak/Thinkstock
Jakarta -

Bau bisa memengaruhi bagaimana manusia melihat warna. Bagaimana caranya?

Jika melihat stroberi berwarna merah, otak manusia cenderung berasumsi jika stroberi tersebut akan berwarna manis. Apabila kamu mencicipi soda ceri berwarna oranye, mata bisa menipu kamu dengan wangi jeruk.

Cara warna mengubah persepsi manusia terhadap rasa sedang dikulik para ilmuwan. Namun cara warna berinteraksi dengan bau masih belum dipahami dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari tiga universitas di Inggris kini mengungkap cara unik bahwa bau dapat mewarnai persepsi kita terhadap kenyataan.

Metode Penelitian

Dalam percobaan tersebut, 24 partisipan dewasa ditempatkan dalam ruangan gelap di depan layar komputer. Selama 4 menit, alat pembersih udara membersihkan udara. Bau kemudian menyebar ke dalam ruangan selama 5 menit.

ADVERTISEMENT

Peserta yang menunggu di dalam ruangan tidak pernah diberitahu secara eksplisit tentang wewangian tersebut. Mereka hanya bisa melihat bercak warna yang muncul di layar.

Tujuan mereka adalah mengganti dua penggeser. DI mana yang satu berubah dari kuning menjadi biru dan satu lagi berubah dari hijau menjadi merah. Jika netral, warna menjadi petak abu-abu.

Proses yang sama diulangi hingga semua peserta mencium empat bau sebanyak lima kali sambil menyesuaikan bercak warna. Aromanya dipilih secara acak yang mencakup karamel, ceri, kopi, lemon, dan peppermint. Air yang tidak berbau digunakan sebagai kontrol untuk setiap peserta.

Bagaimana Hasilnya?

Penulis penelitian menemukan bahwa bau tersebut tampaknya membiaskan persepsi peserta terhadap abu-abu netral. Mengarahkan warnanya ke arah yang sesuai dengan warna bau masing-masing.

Ketika aroma kopi tercium di dalam ruangan, peserta tampak 'melihat' warna abu-abu dengan rona agak coklat kemerahan. Karamel, sebaliknya, peserta memilih abu-abu yang lebih kuning daripada abu-abu netral.

"Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi warna abu-abu cenderung mengarah pada korespondensi lintas modal yang diantisipasi untuk empat dari lima aroma, yaitu lemon, karamel, ceri, dan kopi," jelas psikolog kognitif Ryan Ward dari Liverpool John Moores University dalam Science Alert.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa hidung terkadang bisa 'mencium' apa yang 'dilihat' oleh mata dan sebaliknya. Dalam percobaan sebelumnya, peserta merasakan serangkaian titik di layar komputer bergerak lebih cepat saat ada aroma lemon dan lebih lambat saat ada aroma vanila.

Dalam penelitian sebelumnya, Ward dan rekan-rekannya menemukan bahwa aroma karamel dikaitkan dengan coklat tua dan kuning.

Sedangkan kopi dikaitkan dengan coklat tua dan merah, cherry dikaitkan dengan merah jambu, merah, dan ungu, peppermint dikaitkan dengan hijau dan merah. Biru, dan lemon dikaitkan dengan kuning, hijau, dan merah muda.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads